Bilamanakah ini Akan Terjadi?
(Dibaca di Jemaat-Jemaat pada 1-9 Desember 2023)
PENDAHULUAN
Dalam mempelajari tanda-tanda zaman, Matius 24 adalah pasal terbaik dalam Alkitab untuk memulainya, yang menunjukkan dengan tepat dua pertanyaan yang diajukan para murid kepada Yesus. “Kapan (bilamanakah) hal ini akan terjadi?” dan “Apa yang akan menjadi tanda kedatangan-Mu dan tanda akhir dunia?” Ayat 3. Hubungan kedua persoalan ini sangat kuat, dengan memaparkan waktu, fakta, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi menjelang kedatangan Yesus yang kedua kali. Waktu dan peristiwa adalah elemen yang membentuk perkembangan sejarah manusia, dan Yesus memaparkannya dalam nubuatan agar semua orang dapat menemukannya pada saat ini juga. “Matius pasal 24 disajikan kepada saya berulang kali sebagai sesuatu yang harus menjadi perhatian semua orang. Kita saat ini hidup di masa ketika nubuatan yang dinyatakan dalam pasal ini digenapi.” –Gospel Workers (1915 ed.), hal. 148.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kita seiring dengan membanjirnya informasi dan sumber daya media yang tersedia saat ini menegaskan, tanpa keraguan sedikit pun, apa yang Yesus Kristus telah rincikan dalam Matius 24:5-8 mengenai keadaan yang terjadi di dunia sebelum kedatangan-Nya. “Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan.”
Sungguh menarik melihat bagaimana Yesus mengkategorikan peristiwa-peristiwa terakhir. Kesesatan agama adalah hal pertama yang ada dalam daftar-Nya – yakni kurangnya pemahaman tentang keselamatan dan tentang Juruselamat. Berikutnya adalah peperangan atau konflik bersenjata, kemudian konflik kerohanian yang terkait dengan pergolakan sosial. Ketidakstabilan politik, penyakit, dan epidemi juga merupakan akibat dari pengaruh yang merusak lainnya. Kekurangan pangan, kelaparan, dan bencana alam, termasuk gempa bumi, diberitakan hampir setiap hari di berita, sementara penganiayaan dan kemurtadan agama menyebabkan perpecahan dan intoleransi global. “Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.” Ayat 5. Penipuan yang meluas kini terlihat dalam banyaknya ajaran dan denominasi agama yang ada sesuai dengan apa yang nubuatan telah nyatakan.
Dalam menghadapi intoleransi beragama, sikap sangat tidak berperikemanusiaan terhadap manusia menjadi semakin kuat, “Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.” Ayat 12. Melihat begitu banyaknya kemalangan dan kehancuran yang akan terjadi di abad-abad mendatang ini, Yesus menaruh perhatian pada perlunya ketekunan umat sisa yang setia, “… Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” Ayat 13, serta pada kemajuan pesat pekabaran Injil yang terakhir.
“Matius pasal 24 memberikan garis besar tentang apa yang akan terjadi di dunia.” –This Day with God, hal. 153. Tanda-tanda zaman dalam bidang keagamaan, politik, sosial dan tanda-tanda di alam dan lingkungan hidup mengelilingi umat Allah di tiap-tiap negara. Oleh karena itu, dalam Bacaan Minggu Sembahyang 2023 ini, amaran dikumandangkan: “Berjaga-jagalah,” “hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.” Matius 24:42, 44.
Pertemuan selama Bacaan Minggu Sembahyang harus diselenggarakan, baik di gereja, di rumah, dan secara virtual. Sabat terakhir akan didedikasikan untuk berpuasa, berdoa, dan memberi persembahan. Bacaan terakhir hendaknya disajikan sebagai khotbah untuk kebaktian, dilanjutkan dengan pengumpulan persembahan khusus untuk GC untuk digunakan dalam pembukaan dan dukungan bagi ladang-ladang atau daerah baru. Biarkan setiap orang menuliskan ayat Alkitab di amplop berisi persembahannya untuk mengungkapkan kerinduan rohani dan rasa syukurnya. “Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” 1 Korintus 15:57.
–Saudara dan Saudari di General Conference