“tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; ….” Keluaran 20:10; Ulangan 5:14.
“Hari Sabat akan menjadi ujian terbesar bagi kesetiaan, karena itu adalah pokok kebenaran yang terutama dipertentangkan. Bilamana ujian terakhir berlaku atas manusia, maka garis pemisah akan ditarik antara orang-orang yang melayani Allah dan yang tidak melayani-Nya. Sementara pemeliharaan sabat palsu yang sesuai dengan hukum negara yang bertentangan dengan perintah Hukum yang keempat dari Hukum Allah, adalah suatu pengakuan kesetiaan kepada suatu kuasa yang menentang Allah, maka pemeliharaan Sabat yang benar, dalam penurutan kepada hukum Allah, adalah satu bukti kesetiaan kepada Pencipta. Sementara satu golongan, oleh menerima tanda penurutan kepada kuasa-kuasa duniawi, menerima tanda binatang, maka yang satu golongan lagi, yang memilih tanda kesetiaan kepada kekuasaan Ilahi, akan menerima meterai Allah.“
“The Sabbath will be the great test of loyalty, for it is the point of truth especially controverted. When the final test shall be brought to bear upon men, then the line of distinction will be drawn between those who serve God and those who serve Him not. While the observance of the false sabbath in compliance with the law of the state, contrary to the fourth commandment, will be an avowal of allegiance to a power that is in opposition to God, the keeping of the true Sabbath, in obedience to God’s law, is an evidence of loyalty to the Creator. While one class, by accepting the sign of submission to earthly powers, receive the mark of the beast, the other choosing the token of allegiance to divine authority, receive the seal of God. “