TEMA SEMESTER: KISAH PARA RASUL
Pelajaran 9, Sabat 2 Maret 2024
Dari Penganiaya Menjadi Murid
| “Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis.” Kisah 9:18. |
“Yang terkemuka di antara para pemimpin Yahudi yang menjadi sangat tenar oleh kemajuan yang menyertai pekabaran Injil adalah Saulus dari Tarsus. Seorang warganegara Roma oleh kelahiran, meskipun demikian Saulus adalah seorang Yahudi oleh keturunan dan telah dididik di Yerusalem oleh yang paling terkenal dari rabi-rabi. “‘Disunat pada hari ke delapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin,’ Saulus adalah ‘orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.’ Filipi 3:5, 6. Ia dianggap oleh rabi-rabi sebagai seorang muda yang memiliki masa depan yang cerah, dan pengharapan yang tinggi yang dihargai tentang dia sebagai seorang pembela yang sanggup dan bersemangat dari iman yang terdahulu. Pengangkatannya kepada keanggotaan dalam rapat Sanhedrin menempatkan dia dalam kedudukan yang berkuasa.” –The Acts of the Apostles, hal. 112.
PERTOBATAN SAULUS
MINGGU
1. Untuk tujuan apakah Saul melakukan perjalanan ke Damsyik? Siapa yang menemuinya dalam perjalanannya itu dalam cahaya kemuliaan dari surga, yang mengubah sudut pandangnya?
Kisah 9:1-6 KJV. Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, 2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. 3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. 4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?” 5 Jawab Saulus: “Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya: “Akulah Yesus yang kauaniaya itu: sulit bagimu untuk melawan nasibmu dan Dia yang berkuasa. 6Dan dia gemetar dan heran berkata, “Tuhan, apa yang Engkau ingin aku perbuat? Berfirmanlah Tuhan kepadanya: “Bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.”
“Tetapi Saulus mengerti kata-kata yang dikatakan, dan kepadanya dinyatakan dengan jelas sosok Seorang yang berbicara – yakni Anak Allah itu. Dalam rupa yang mulia yang berdiri di hadapannya ia melihat yang Tersalib itu. Ke atas jiwa orang Yahudi yang terpukul itu gambaran wajah Juruselamat ditanamkan selama-lamanya. Perkataan yang diucapkan menusuk lubuk hatinya dengan kekuatan yang dahsyat. Ke dalam ruang pikirannya yang gelap di sanalah tercurah suatu banjir terang, menyatakan ketidaktahuan dan kesalahan kehidupannya yang dulu dan keperluannya yang sekarang tentang terang Roh Kudus…
SENIN
2.Apa yang dialami oleh orang-orang yang menemani Saulus?
Kisah 9:7. Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun.
“Dipenuhi dengan ketakutan, dan hampir dibutakan oleh hebatnya terang itu, teman-teman Saulus mendengar suatu suara, tetapi tidak melihat seorang jua pun.” –The Acts of the Apostles, hal. 115.
SELASA
3. Sementara itu, siapakah yang telah Tuhan persiapkan di Damsyik untuk memberikan petunjuk kepada Saulus, dan keberatan apakah yang dia ungkapkan terhadap petunjuk ilahi tersebut? Bagaimana perasaannya menjadi alat yang digunakan oleh Tuhan untuk menghadapi penganiaya yang kejam terhadap umat Tuhan?
Kisah 9:8-18. Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik. 9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. 10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: “Ananias!” Jawabnya: “Ini aku, Tuhan!” 11 Firman Tuhan: “Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, 12 dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.” 13 Jawab Ananias: “Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. 14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.” 15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. 16 Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” 17 Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.” 18 Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis.
“Ananias hampir tidak mau menuruti perkataan malaikat itu; karena laporan mengenai penganiayaan yang pahit yang Saulus telah perbuat terhadap orang-orang kudus di Yerusalem telah tersebar jauh dan luas. Ia mengira untuk bertukar pikiran, ‘Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.’ Tetapi perintah itu tegas: ‘Pergilah sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel.’
“Patuh kepada petunjuk malaikat, Ananias kemudian mencari orang yang sebenarnya baru saja mengeluarkan ancaman terhadap semua orang yang percaya kepada nama Yesus; dan sambil menumpangkan tangannya ke atas penderita yang telah menyesal itu, ia berkata, ‘Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.’” –The Acts of the Apostles, hal. 121.
KETIDAKPERCAYAAN
RABU
4. Apa pendapat orang-orang percaya mengenai pertobatan Saulus? Bagaimana mereka membantunya lolos dari kematian?
Kisah 9:20-25. Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. 21Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: “Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?” 22Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias. 23Beberapa hari kemudian orang Yahudi merundingkan suatu rencana untuk membunuh Saulus. 24Tetapi maksud jahat itu diketahui oleh Saulus. Siang malam orang-orang Yahudi mengawal semua pintu gerbang kota, supaya dapat membunuh dia. 25Sungguhpun demikian pada suatu malam murid-muridnya mengambilnya dan menurunkannya dari atas tembok kota dalam sebuah keranjang.
“Hari-hari penyelidikan diri dan kerendahan hati yang saksama ini telah dilaksanakan di tempat yang sunyi. Orang-orang percaya, yang telah diberikan amaran tentang maksud Saulus datang ke Damsyik, takut bahwa ia dapat melakukan suatu tindakan dengan maksud agar ia lebih sedia untuk menipu mereka; dan mereka pun menjauhkan diri, menolak dia dari rasa simpati mereka.…
“Dari Arabia Paulus ‘kembali lagi ke Damsyik’ (Galatia 1:17), dan ‘berkhotbah dengan beraninya. . . dalam nama Yesus.’ Tidak sanggup melawan hikmat dari tiap argumennya, ‘orang Yahudi bersekongkol untuk membunuh dia.’ Pintu gerbang kota itu dijaga dengan ketat siang dan malam untuk menjaga jangan sampai ia lolos. Krisis ini pun memimpin murid-murid untuk mencari Allah dengan sungguh-sungguh, dan akhirnya ‘pada suatu malam murid-muridnya mengambilnya dan menurunkannya dari atas tembok kota dalam sebuah keranjang.’ Kisah 9:25.” –The Acts of the Apostles, hal. 117, 128.
KAMIS
5. Bagaimana para rasul menerima dia di Yerusalem, dan siapakah yang menjadi perantara agar Paulus diterima oleh mereka? Pengalaman menggemparkan apakah yang terjadi setelahnya?
Kisah 9:26-31. Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid. 27 Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus. 28 Dan Saulus tetap bersama-sama dengan mereka di Yerusalem, dan dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan. 29 Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani, tetapi mereka itu berusaha membunuh dia. 30 Akan tetapi setelah hal itu diketahui oleh saudara-saudara anggota jemaat, mereka membawa dia ke Kaisarea dan dari situ membantu dia ke Tarsus. 31 Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.
“Setelah tiba di dalam kota di mana ia dikenal sekali sebagai ‘Saulus penganiaya,’ ‘ia mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid.’ Sukar bagi mereka untuk percaya bahwa orang Farisi yang keras itu, dan seorang yang telah memperbuat terlalu banyak untuk membinasakan gereja dapat menjadi pengikut Kristus yang sungguh-sungguh. ‘Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceritakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan telah berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus.’ Setelah mendengar tentang hal ini, murid-murid menerima dia sebagai salah seorang dari rombongan mereka. Segera mereka mempunyai bukti yang limpah mengenai pengalaman Kristen yang sejati.” –The Acts of the Apostles, hal. 128, 129.
TIGA HARI PENGUJIAN
JUMAT
6. Bagaimana tujuan awal Paulus berubah? Mengapa dia “kesepian” di Damsyik?
Kisah 9:2, 9. dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. …. 9Dan tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.
“Pada pagi hari yang penting itu, Saulus telah hampir sampai di Damsyik dengan perasaan puas diri karena kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh imam kepala. Kepadanya telah dipercayakan tanggung jawab besar. Ia ditugaskan untuk memajukan kepentingan agama Yahudi dengan memeriksa, jika mungkin, penyebaran agama baru tersebut di Damsyik. Dia telah bertekad bahwa misinya harus dimahkotai dengan kesuksesan dan telah menantikan dengan penuh semangat pengalaman-pengalaman yang dia harapkan akan terjadi di hadapannya….
“Dia tidak punya keinginan untuk meminta bantuan kepada orang-orang Yahudi yang belum bertobat, yang mana sebelumnya dia telah berencana untuk bersatu dalam menganiaya orang-orang percaya; karena dia tahu bahwa mereka bahkan tidak mau mendengarkan ceritanya. Oleh karena itu, ia seolah-olah tertutup dari semua simpati manusia. Satu-satunya harapan pertolongannya adalah pada Tuhan yang penuh belas kasihan, dan kepada-Nya dia memohon dengan remuk hati.” –The Acts of the Apostles, hal. 117, 118.
SABAT
7. Bagaimana Paulus mengalami pengalaman perkataan Yesus, “Dan siapa meninggikan diri akan direndahkan; dan siapa merendahkan diri akan ditinggikan”?
Matius 23:12. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
“Sementara Saulus menyerahkan diri sepenuhnya kepada kuasa Roh Kudus yang meyakinkan, ia melihat kesalahan dari kehidupannya dan mengenal tuntutan-tuntutan yang luas dari hukum Allah. Ia yang menjadi orang Farisi yang sombong, yakin akan pembenaran oleh perbuatannya yang baik, sekarang tunduk di hadapan Allah dengan kerendahan dan kesederhanaan seorang anak kecil, mengaku ketidaklayakannya sendiri dan memohon jasa Juruselamat yang telah tersalib dan bangkit itu. Saulus rindu untuk datang, ke dalam keselarasan sepenuhnya dan persatuan dengan Bapa dan Anak; dan di dalam kehebatan kerinduannya untuk keampunan dan penerimaan ia mempersembahkan permohonan yang sungguh-sungguh kepada takhta anugerah. “Doa-doa orang Farisi yang bertobat itu tidaklah sia-sia. Pikiran dan emosi hatinya yang paling dalam telah diubahkan oleh kasih karuni Ilahi;” –The Acts of the Apostles, hal. 119, 120.
Untuk Direnungkan
“Dalam catatan mengenai pertobatan Saulus prinsip penting diberikan kepada kita, yang harus selalu kita ingat. Saulus dibawa langsung ke hadirat Kristus. Ia adalah seorang yang dimaksudkan oleh Kristus untuk pekerjaan yang paling penting, seorang yang harus dipilih sebagai ‘bejana pilihan’ bagi-Nya; tetapi Tuhan tidak dengan langsung mengatakan kepadanya tentang pekerjaan yang telah ditentukan baginya. Terlebih dulu Dia menghentikan dia pada jalannya dan menyadarkan dia akan dosanya; tetapi ketika Saulus bertanya, Apakah yang Engkau ingin aku perbuat? (Kisah 9:6 KJV). Juruselamat pun menaruh orang Yahudi yang sedang bertanya-tanya itu untuk berhubungan dengan sidangNya, di sanalah ia memperoleh pengetahuan tentang kehendak Allah mengenai dia.” –The Acts of the Apostles, hal. 120.