TEMA SEMESTER: KISAH PARA RASUL
PELAJARAN 13 Sabat, 30 Maret 2024
Seorang Muda Yang Masih Takut-Takut
“Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Dan Yohanes menyertai mereka sebagai pembantu mereka.” Kisah 13:5.
MINGGU
1. Siapakah yang memilih orang-orang untuk pelayanan? Siapakah yang menemani Barnabas dan Paulus sebagai seorang asisten?
Kisah 13:1-5. Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. 2Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” 3Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi. 4Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus. 5Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Dan Yohanes menyertai mereka sebagai pembantu mereka.
“ ‘Oleh karena disuruh oleh Roh Kudus,’ Paulus dan Bamabas, sesudah pengurapan oleh saudara-saudara di Antiokhia, ‘berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus.’ Dengan demikian rasul-rasul itu memulai perjalanan misionaris mereka yang mula-mula.
“Ibu Markus (Yohanes Markus) adalah seorang yang bertobat kepada agama Kristen, dan rumahnya di Yerusalem merupakan satu tempat persinggahan bagi murid-murid. Disana mereka selalu disambut dengn baik dan menjadi tempat untuk mereka sejenak istirahat. Selama kunjungan rasul-rasul itu ke rumah ibunya, Markus mengajukan kepada Paulus dan Barnabas bahwa ia ingin menemani mereka selama perjalanan misionaris mereka. Ia merasakan berkat kasih karunia Allah di dalam hatinya dan merindukan untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada pekerjaan pelayanan Injil.” –The Acts of the Apostles, hal. 166.
SENIN
2. Siapakah yang meminta Paulus dan Barnabas untuk datang dan membagikan firman Allah kepadanya?
Kisah 13:7. Ia adalah kawan gubernur pulau itu, Sergius Paulus, yang adalah orang cerdas. Gubernur itu memanggil Barnabas dan Saulus, karena ia ingin mendengar firman Allah.
“‘Mereka mengelilingi seluruh pulau itu sampai ke Pafos. Di situ mereka bertemu dengan seorang Yahudi bernama Baryesus. Ia seorang tukang sihir dan nabi palsu. Ia adalah kawan gubemur di pulau itu, Sergius Paulus, yang adalah orang cerdas. Gubernur itu memanggil Barnabas dan Saulus, karena ia ingin mendengar firman Allah…’
“Demikianlah saat ketika Sergius Paulus, wakil negeri di Siprus, sedang mendengar pekabaran Injil itu. Wakil itu telah meminta rasul-rasul itu datang, supaya ia boleh diberi nasihat dalam pekabaran yang dibawanya dan sekarang kuasa kejahatan, yang bekerja melalui tukang sihir Elimas, dengan anjuran-anjurannya yang amat buruk berusaha untuk menarik dia dari imannya dan dengan demikian menggagalkan maksud Allah.” –The Acts of the Apostles, hal. 167.
SELASA
3. Mengapa Yohanes Markus meninggalkan Paulus dan Barnabas dan kembali ke rumah?
Kisah 13:13. Lalu Paulus dan kawan-kawannya meninggalkan Pafos dan berlayar ke Perga di Pamfilia; tetapi Yohanes meninggalkan mereka lalu kembali ke Yerusalem.
“Paulus dan rombongannya meneruskan perjalanan mereka, pergi ke Perga, di Pamfilia. Perjalanan mereka melelahkan; mereka menemui kesukaran dan kekurangan dan ditimpa dengan bahaya dari segala segi. Di kota-kota yang mereka lalui, dan di sepanjang jalan raya yang sunyi, mereka dikelilingi dengan bahaya, baik yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Tetapi Paulus dan Barnabas telah belajar untuk mempercayai Allah untuk meluputkan mereka dari bahaya. Hati mereka dipenuhi dengan kasih yang sungguh-sungguh untuk jiwa-jiwa yang sedang binasa. Sebagai gembala-gembala yang setia untuk mencari domba-domba yang hilang, mereka tidak memikirkan kesenangan mereka sendiri. Dengan melupakan kepentingan diri mereka sendiri, mereka pun tidak tersandung bila lelah, lapar, dan kedinginan. Mereka mempunyai pandangan hanya pada satu tujuan, yakni keselamatan jiwa-jiwa yang telah tersesat jauh dari kandang.
“Di sinilah Markus, diliputi dengan ketakutan dan kekecewaan, ragu-ragu untuk sementara waktu dalam maksudnya untuk menyerahkan dirinya dengan sepenuh hati kepada pekerjaan Allah. Tidak biasa dengan kesukaran, ia dikecewakan oleh bahaya dan penderitaan di perjalanan, la telah bekerja dengan kemajuan dalam keadaan yang menyenangkan; tetapi sekarang, di tengah pertentangan dan bahaya yang begitu sering menimpa pekerja perintis itu, ia gagal untuk menahan tanggungan kesusahan sebagai serdadu yang baik dari salib. la masih perlu belajar untuk menghadapi bahaya dan penganiayaan dan kesengsaraan dengan hati yang berani.” –The Acts of the Apostles, hal. 169.
RABU
4. Bagaimana para rasul yang berpengalaman, memandang keputusan orang muda itu?
“Sementara rasul-rasul itu maju, dan kesulitan yang lebih besar pun tampaklah, Markus menjadi takut, dan kehilangan segala keberanian, sehingga merasa enggan untuk pergi lebih jauh dan kembali ke Yerusalem.
“Pengunduran diri ini menyebabkan Paulus menghakimkan Markus dengan tidak menyenangkan, malahan cenderung dengan kejam pada saat itu. Sebaliknya, Barnabas cenderung untuk memaafkan dia, memaklumi sebab ia kurang berpengalaman. la merasa cemas dan ia ingin agar Markus tidak meninggalkan pekerjaan pelayanannya itu, karena ia melihat di dalam dirinya suatu potensi kesanggupan yang akan melayakkan dia untuk menjadi pekerja yang berguna bagi Kristus.” –The Acts of the Apostles, hal. 169, 170.
PAULUS DAN BARNABAS BERPISAH JALAN
KAMIS
5. Apa yang timbul diantara Paulus dan Barnabas ketika Barnabas ingin mengundang Yohanes Markus untuk bergabung kembali dengan mereka?
Kisah 15:36-40. KJV.Tetapi beberapa waktu kemudian berkatalah Paulus kepada Barnabas: “Baiklah kita kembali kepada saudara-saudara kita di setiap kota, di mana kita telah memberitakan firman Tuhan, untuk melihat, bagaimana keadaan mereka.” 37Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus; 38tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka. 39Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus. 40Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah itu berangkat, setelah diserahkan oleh saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan.
“Barnabas telah siap untuk pergi dengan Paulus, tetapi berkeinginan untuk membawa Markus yang telah menyerahkan dirinya sendiri kepada pekerjaan Allah, untuk pergi bersama mereka. Untuk hal ini Paulus berkeberatan. Ia berpikir ‘tidak baik membawa serta …,’ seorang yang selama perjalanan yang pertama telah meninggalkan mereka pada saat diperlukan. Ia cenderung tidak mau memaafkan kelemahan Markus yang telah meninggalkan pekerjaan demi kenyamanan dan penghiburan di rumahnya. Ia mendesak bahwa seorang yang mempunyai kekuatan yang begitu kecil adalah tidak layak untuk suatu pekerjaan yang menuntut kesabaran, penyangkalan diri, keberanian, pengabdian, iman, dan kesediaan untuk mengorbankan diri, bahkan kalau perlu, nyawanya sekalipun.” –The Acts of the Apostles, hal. 202.
JUMAT
6. Hasil positif dari perselisihan yang sengit ini adalah kini ada dua pasangan yang meneruskan pemberitaan Injil. Siapa sajakah mereka yang terlibat? Terakhir, apakah yang terjadi kemudian dengan Yohanes Markus?
Kisah 15:39, 40. KJV. Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus. 40Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah itu berangkat, setelah diserahkan oleh saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan.
“Begitu tajam pertentangan itu sehingga Paulus dan Barnabas pun berpisah jalan, dan Barnabas mengikuti keyakinannya dan membawa serta Markus untuk bersama-sama dengan dia. ‘Dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus. Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah itu ia berangkat, setelah diserahkan oleh saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan.’
“Dalam tahun-tahun sesudah itu bujukannya untuk kepentingan Markus telah diganjar dengan keberhasilan yang sangat limpahnya, karena orang muda itu telah menyerahkan dirinya kepada Tuhan dan bagi pekerjaan pemberitaan pekabaran Injil di ladang-ladang yang sukar. Di bawah berkat Allah, dan pendidikan Barnabas yang bijaksana, ia berhasil menjadi seorang pekerja yang berguna.” –The Acts of the Apostles, hal. 202, 170.
SABAT
7. Bagaimanakah pendapat rasul Paulus tentang Markus kemudian berubah?
Kolose 4:10. Salam kepada kamu dari Aristarkhus, temanku sepenjara dan dari Markus, kemenakan Barnabas–tentang dia kamu telah menerima pesan; terimalah dia, apabila dia datang kepadamu–
2 Timotius 4:11. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku.
“Paulus kemudian berdamai dengan Markus dan menerima dia sebagai rekan sekerja, la juga merekomendasikan dia kepada orang Kolose sebagai seorang yang menjadi rekan sekerja ‘dalam Kerajaan Allah,’ dan ‘penghiburan bagiku.’ Kolose 4:11 KJV. Dan lagi, tidak lama sebelum kematiannya sendiri, ia bicara tentang Markus karena ‘pelayanannya’ baginya dinilai ‘penting bagiku.’ 2 Timotius 4:11.” –The Acts of the Apostles, hal. 170.
| Untuk Direnungkan “Sejak tahun-tahun permulaan dari pengakuan imannya, pengalaman Kristen Markus semakin diperdalam. Sementara ia belajar dengan lebih sungguh tentang kehidupan dan kematian Kristus, ia pun mendapat pandangan yang lebih jelas tentang tugas Juruselamat, tentang kesukaran dan tantangan-tantangan dalam tugas-Nya. Oleh mempelajari bekas luka pada tangan dan kaki Kristus, yang adalah tanda pelayanan-Nya kepada manusia, dan bagaimana selama waktu pengorbanan Diri-Nya telah menuntun untuk menyelamatkan yang hilang dan yang binasa, Markus pun menjadi rela untuk mengikut Tuhannya pada jalan pengorbanan diri. Sekarang, setelah bersama-sama senasib sepenanggungan dengan Paulus sebagai seorang tawanan, ia mengerti lebih baik dari sebelumnya bahwa adalah keuntungan yang tak terkatakan untuk memperoleh Kristus, dan adalah kerugian yang tak terbatas untuk memperoleh dunia namun kehilangan jiwa untuk siapa penebusan darah Kristus telah dicurahkan. Menghadapi ujian berat dan kesengsaraan, Markus pun terus maju dengan tabah, sebagai pembantu rasul, yang bijaksana dan dikasihi.” –The Acts of the Apostles, hal. 455. |