Tema Semester: KISAH PARA RASUL
Pelajaran No. 14, Sabat 6 April 2024
Berkhotbah di antara Orang-Orang Kafir
Tetapi orang-orang Yahudi, yang menolak pemberitaan mereka, memanaskan hati orang-orang yang tidak mengenal Allah dan membuat mereka gusar terhadap saudara-saudara itu.” Kisah 14:2.
“Dalam segala usaha pengabaran Injil mereka, Paulus dan Bamabas berusaha untuk mengikuti teladan pengorbanan Kristus yang sukarela dan setia, dan pekerjaan yang sungguh-sungguh bagi jiwa-jiwa. Mata terbuka lebar, rajin, tidak mengenal jerih payah, mereka tidak berunding dengan kehendak hati atau untuk mereka pribadi, tetapi dengan rasa cemas dan penuh doa serta kegiatan yang tak henti-hentinya mereka menabur benih kebenaran. Dan dengan penaburan benih rasul-rasul sangat berhati-hati dalam memberi kepada semua orang yang berdiri untuk Injil, pengajaran yang berguna yang tak ternilai harganya. Roh kesungguhsungguhan dan rasa takut yang saleh membuat pikiran murid-murid yang baru suatu kesan yang mendalam mengenai pentingnya pekabaran Injil.” –The Acts of the Apostles, hal. 186.
IKONIUM
MINGGU
1. Ketika Paulus dan Barnabas berkhotbah di Ikonium, baik orang Yahudi maupun Yunani mempercayai Injil. Namun apa yang dilakukan orang-orang Yahudi yang tidak percaya?
Kisah 14:1, 2. Di Ikoniumpun kedua rasul itu masuk ke rumah ibadat orang Yahudi, lalu mengajar sedemikian rupa, sehingga sejumlah besar orang Yahudi dan orang Yunani menjadi percaya. 2Tetapi orang-orang Yahudi, yang menolak pemberitaan mereka, memanaskan hati orang-orang yang tidak mengenal Allah dan membuat mereka gusar terhadap saudara-saudara itu.
“Popularitas yang bertambah-tambah dari pekabaran itu yang dibawa oleh rasul-rasul, memenuhi orang-orang Yahudi yang tidak percaya dengan kecemburuan dan kebencian. dan mereka mengambil keputusan untuk menghentikan pekerjaan Paulus dan Barnabas dengan segera. De-ngan perantaraan laporan palsu dan dibesar-besarkan, mereka memimpin penguasa-penguasa untuk menjadi gentar karena segenap kota ada dalam bahaya untuk dihasut kepada pemberontakan. Mereka menyatakan bah-wa satu jumlah yang besar sedang menggabungkan diri mereka dengan rasul-rasul dan menganjurkan bahwa hal itu adalah rencana jahat dan rahasia.” –The Acts of the Apostles, hal. 178.
SENIN
2. Bagaimana Tuhan mendukung para murid dalam menghadapi saksi dusta? Apa yang terjadi di antara orang-orang itu?
Kisah 14:3, 4. Paulus dan Barnabas tinggal beberapa waktu lamanya di situ. Mereka mengajar dengan berani, karena mereka percaya kepada Tuhan. Dan Tuhan menguatkan berita tentang kasih karunia-Nya dengan mengaruniakan kepada mereka kuasa untuk mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat. 4Tetapi orang banyak di kota itu terbelah menjadi dua: ada yang memihak kepada orang Yahudi, ada pula yang memihak kepada kedua rasul itu.
“Sebagai akibat dari tuduhan-tuduhan ini murid-murid dibawa beru-langkali ke hadapan penguasa-penguasa; tetapi pertahanan mereka begitu jelas dan dapat dilihat dan pengajaran mereka tentang apa yang sedang diajarkan adalah begitu jelas dan luas artinya, sehingga pengaruh yang kuat digunakan untuk kepentingan mereka. Meskipun hakim mempunyai prasangka terhadap mereka oleh pernyataan-pernyataan yang palsu yang telah didengar oleh mereka, mereka tidak berani mempersalahkan mereka. Mereka dapat mengakui bahwa ajaran-ajaran Paulus dan Barnabas cenderung membuat orang berakal budi dan menjadikan warganegara yang saleh dan menurut hukum, dan bahwa akhlak dan peraturan kota itu akan bertambah baik jika kebenaran-kebenaran yang diajarkan oleh rasul-rasul itu diterima.” –The Acts of the Apostles, hal. 178.
MENGHADAPI KONFLIK
SELASA
3. Sampai pada titik berbahaya apakah perlawanan terhadap para rasul meningkat? Oleh karena itu, apa yang mereka lakukan?
Kisah 14:5, 6. Maka mulailah orang-orang yang tidak mengenal Allah dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan pemimpin-pemimpin mereka menimbulkan suatu gerakan untuk menyiksa dan melempari kedua rasul itu dengan batu. 6Setelah rasul-rasul itu mengetahuinya, menyingkirlah mereka ke kota-kota di Likaonia, yaitu Listra dan Derbe dan daerah sekitarnya.
“Alangkah marahnya pemimpin-pemimpin di antara orang Yahudi dengan adanya peristiwa itu, sehingga mereka mengambil keputusan untuk mengakhirinya dengan kekerasan. Membangkitkan nafsu yang paling buruk dari orang banyak yang bodoh dan pembuat gaduh, mereka berhasil menciptakan suatu keributan, yang mereka hubungkan dengan ajaran murid-murid. Oleh tuduhan yang palsu ini, mereka mengharap akan mendapat pertolongan dari hakim-hakim dalam melaksanakan tugas mereka. Mereka memutuskan bahwa rasul-rasul harus tidak mempunyai kesempatan untuk mempertahankan diri sendiri dan orang banyak itu harus ikut serta oleh melontari Paulus dan Bamabas, dengan demikian pekerjaan mereka berakhir.
“Sahabat-sahabat dari rasul-rasul itu, meskipun belum menjadi orang percaya, mengamarkan tentang rencana yang jahat dari orang-orang Yahudi dan mendesak mereka supaya tidak membeberkan diri mereka sendiri kepada amarah kepada orang banyak itu, melainkan menyelamatkan kehidupan mereka sendiri. Oleh karena itu Paulus dan Bamabas pergi dengan diam-diam dari Ikonium, membiarkan orang-orang percaya menjalankan pekerjaan mereka sendiri untuk sementara waktu. Tetapi hal itu tidak berarti bahwa tidak jumpa lagi; mereka bermaksud untuk kembali sesudah keributan itu mereda, dan menyelesaikan pekerjaan yang telah dimulai.” –The Acts of the Apostles, hal. 178, 179.
RABU
4. Mujizat apakah yang terjadi di Listra melalui kuasa Yesus yang bekerja dalam diri Paulus dan Barnabas?
Kisah 14:7-10. Di situ mereka memberitakan Injil. 8Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan. 9Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan. 10Lalu kata Paulus dengan suara nyaring: “Berdirilah tegak di atas kakimu!” Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari.
“Pada suatu waktu, sementara Paulus sedang menceritakan kepada orang banyak tentang pekerjaan Kristus sebagai penyembuh orang sakit dan yang dirundung malang, ia melihat di antara pendengar-pendengarnya seorang timpang yang matanya terpaku kepadanya dan menerima serta percaya akan perkataannya. Hati Paulus menaruh simpati terhadap orang yang dirundung malang itu, yang dalamnya ia melihat seorang yang “beriman dan dapat disembuhkan (mempunyai iman untuk disembuhkan).” Di hadapan orang-orang yang menyembah berhala Paulus memerintahkan orang yang timpang itu untuk tegak berdiri pada kakinya. Sampai saat itu penderita itu hanya sanggup duduk saja, tetapi sekarang setelah ia mendengar perintah Paulus dan untuk kali yang pertama dalam hidupnya ia dapat berdiri dengan kakinya. Kekuatan datang dengan usaha iman, dan ia yang telah lumpuh kemudian dapat “melonjak berdiri, lalu berjalan.”” –The Acts of the Apostles, hal. 181.
KAMIS
5. Bagaimana reaksi penduduk Listra terhadap hal ini? Apa yang mereka sebut Paulus dan Barnabas?
Kisah 14:11-18. Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: “Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia.” 12Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena ia yang berbicara. 13Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu. 14Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru: 15“Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. 16Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, 17namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan.” 18Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak mempersembahkan korban kepada mereka.
“Orang-orang Listra berpendapat bahwa mereka telah memandang dengan mata mereka sendiri akan kuasa yang ajaib yang dikerjakan oleh rasul-rasul. Mereka telah melihat seorang lumpuh yang tidak dapat berjalan sebelumnya, dijadikan bersuka oleh kesehatan dan kekuatan yang sempurna. Hanya oleh bujukan pada pihak Paulus dan penjelasan yang cermat mengenai tugasnya dan Bamabas sebagai utusan Allah yang di surga dan Anak-Nya, Penyembuh yang besar, sehingga orang banyak diyakinkan untuk tidak meneruskan maksud mereka.” –The Acts of the Apostles, hal. 182.
JUMAT
6. Siapakah yang menghasut orang banyak untuk melempari Paulus dengan batu? Setelah mereka menyangka ia telah mati, apakah yang terjadi?
Kisah 14:19, 20. Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati. 20Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe.
“Kekecewaan yang dirasakan orang-orang Listra sebab tidak diberi kesempatan untuk memberikan persembahan kepada rasul-rasul, membuat mereka berbalik melawan Paulus dan Barnabas dengan penuh semangat sebagaimana mereka telah menyambut mereka sebagai ilah. Dihasut oleh orang-orang Yahudi, mereka merencanakan untuk menyerang rasul-rasul itu dengan kekerasan. Orang-orang Yahudi meminta kepada mereka untuk tidak memberikan Paulus suatu kesempatan berbicara, menyatakan bahwa kalau mereka memberikan dia kesempatan ini, ia akan memperdaya orang banyak.
“Dengan segera rencana pembunuhan dari musuh-musuh Injil dilaksa-nakan. Menyerah kepada pengaruh kejahatan, orang-orang Listra dipengaruhi oleh amarah Setan, dan menangkap Paulus, dan melontari dia dengan batu. Rasul itu berpikir bahwa ajalnya telah tiba. Kematian Stefanus, dan bagian yang kejam yang telah dilakukannya sendiri pada kesempatan itu, datang dengan cepat dalam pikirannya. Dengan penuh luka memar yang menyakitkan menyebabkan dia jatuh tak sadarkan diri ke tanah, dan rombongan yang marah itu “menyeretnya ke luar kota, karena menyangka bahwa ia telah mati.’
“Alangkah besar keheranan mereka ketika di tengah-tengah tangisan mereka tiba-tiba rasul itu mengangkat kepalanya dan bangkit dengan pujian kepada Allah dari mulutnya. Kepada orang-orang percaya pemulihan yang tidak disangka-sangka terhadap hamba Allah ini dianggap sebagai mukjizat dari kuasa Ilahi dan tampaknya merupakan tanda surga atas perubahan iman mereka. Mereka bersuka dengan kesukaan yang tiada dapat terlukiskan dan memuji Allah dengan iman yang dibaharui.” –The Acts of the Apostles, hal. 183, 184.
SABAT
7. Bagaimana Paulus dan Barnabas memandang penderitaan mereka di Listra? Kota-kota lain manakah yang juga diinjili, dan kota-kota mana saja yang diperkuat?
Kisah 14:21-28. Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. 22Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara. 23Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka. 24Mereka menjelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia. 25Di situ mereka memberitakan firman di Perga, lalu pergi ke Atalia, di pantai. 26Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia; di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan, yang telah mereka selesaikan. 27Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. 28Di situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid itu.
Yesaya 54:2. Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu!
“Dan dengan demikian, tidak khawatir oleh bahaya, “kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid yang ada, dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman.” (Kisah 14:21-28). Banyak yang telah menerima kabar baik tentang Injil dan membuka diri mereka sendiri kepada celaan dan pertentangan. Inilah yang rasul-rasul ingin dirikan di dalam iman supaya pekerjaan yang dilakukan boleh tetap teguh.” –The Acts of the Apostles, hal. 185.
Untuk Direnungkan
“Ketika orang-orang yang memiliki potensi, bakat, dan kemampuan yang unggul ditobatkan, yang seperti Timotius, Paulus dan Bamabas, kepada mereka ditunjukkan dengan sungguh-sungguh pentingnya bekerja dalam kebun anggur. Dan sewaktu rasul-rasul berangkat ke tempat lain, iman orang-orang ini tidak luntur, tetapi sebaliknya bertambah-tambah. Mereka telah diajarkan dengan setia dalam jalan Tuhan, dan telah diajar bagaimana bekerja dengan tidak mementingkan diri, dengan sungguh-sungguh, dan dengan tabah, demi keselamatan sesama manusia. Latihan seksama bagi orang-orang yang masih baru bertobat ini adalah suatu faktor yang penting dalam kemajuan yang luar biasa yang menyertai khotbah Injil Paulus dan Barnabas di negeri-negeri kafir.” –The Acts of the Apostles, hal. 186.