Pelajaran Sekolah Sabat 13 April 2024

TEMA SEMESTER: KISAH PARA RASUL

PELAJARAN 15 Sabat, 13 April 2024

Pertemuan Pertama Para Delegasi (Utusan)

Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: “Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.” Kisah 15:1.

Di Yerusalem para utusan (delegasi) dari Antiokhia telah bertemu dengan saudara-saudara dari jemaat yang berbeda-beda, yang telah terkumpul untuk suatu pertemuan umum (konferensi), dan kepada mereka telah diceritakan keberhasilan yang telah mereka peroleh dalam pelayanan mereka kepada orang-orang Kafir. Kemudian mereka memberikan suatu penguraian dari kekacauan yang diakibatkan karena adanya orang Farisi yang telah bertobat yang kemudian pergi ke Antiokhia menyatakan pendapat bahwa, untuk beroleh keselamatan, orang-orang Kafir yang telah bertobat harus disunat dan memelihara hukum Musa.” –The Acts of the Apostles, hal. 191.

ORANG-ORANG YAHUDI YANG MENABUR KEBINGUNGAN

MINGGU

1. Apakah yang dikatakan oleh beberapa orang Yahudi kepada orang-orang bukan Yahudi yang baru bertobat?

Kisah 15:1. Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: “Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.”

“Dengan keyakinan yang besar guru-guru orang Yahudi ini menegaskan bahwa supaya seseorang dapat selamat, maka ia harus disunat dan harus memelihara seluruh hukum upacara… Paulus dan Barnabas menghadapi doktrin yang palsu itu dengan cepatnya dan menentang pengajaran itu diajarkan kepada orang-orang Kafir. Di pihak yang lain, banyak orang-orang Yahudi yang percaya di Antiokhia menyetujui akan kedudukan saudara-saudara yang baru datang dari Yudea…. Orang-orang Yahudi merasa takut jika peraturan-peraturan dan hukum-hukum upacara mereka tidak diwajibkan lagi terhadap orang-orang Kafir sebagai suatu syarat keanggotaan jemaat, maka ciri khas kebangsaan orang-orang Yahudi, yang telah menjadikan mereka menjadi satu bangsa yang berbeda dari semua manusia, akhirnya akan punah dari antara orang-orang yang telah menerima pekabaran Injil itu.” –The Acts of the Apostles, hal. 188, 189.

SENIN

2. Apakah yang saudara-saudara anggap perlu untuk memecahkan masalah ini? Ke manakah mereka diutus untuk bertemu dengan para rasul dan tua-tua mengenai hal itu?

Kisah 15:2-6. Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu. 3Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ. 4Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka. 5Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: “Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.” 6Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.

“Persoalan ini diperbincangkan dengan hangat dalam persidangan itu. Terkait erat dengan persoalan tentang sunat, ada juga beberapa pokok persoalan lain yang juga harus dikaji dan dipelajari dengan cermat dan teliti. Salah satu persoalan itu ialah tentang sikap apakah yang harus diambil terhadap daging yang telah dipersembahkan kepada berhala. Banyak dari antara orang-orang bukan Yahudi yang telah bertobat, hidup di antara orang-orang yang abai dan percaya takhayul yang sering melakukan pengorbanan dan persembahan kepada berhala. Imam-imam penyembah berhala biasa memperjual-belikan persembahan-persembahan yang dibawa kepada mereka, dan orang-orang Yahudi khawatir bahwa orang Kafir yang telah bertobat akan membawa keburukan ke dalam Kekristenan oleh membeli yang telah dipersembahkan kepada berhala-berhala, dimana dengan cara demikian, berarti mengakui sebagian kebiasaan penyembahan berhala.” –The Acts of the Apostles, hal. 191.

PETRUS MENCERITAKAN APA YANG TERJADI DENGAN KORNELIUS

SELASA

3. Peristiwa apakah yang Petrus ceritakan untuk membantu memberikan landasan bagi diskusi itu?

Kisah 15:7-11. Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: “Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. 8Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, 9dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. 10Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? 11Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga.”

“Sebelumnya, Petrus pernah bertukar pikiran dengan saudara-saudaranya mengenai pertobatan Kornelius dan teman-temannya, serta persekutuannya dengan mereka. Pada kesempatan itu ia menceritakan bagaimana Roh Kudus turun ke atas orang-orang bukan Yahudi, dimana ia menyatakan, “Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia (melawan Tuhan)?” Kisah 11:17. Sekarang, dengan semangat dan kekuatan yang sama, dia berkata: “Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?” (Kisah 15:8-10). Kuk yang dimaksud ini bukanlah hukum Sepuluh Perintah Allah, seperti yang diartikan oleh beberapa orang yang menentang tuntutan hukum yang mengikat tersebut; Petrus di sini mengacu pada hukum upacara, yang justru telah menjadi batal (sudah digenapi) oleh penyaliban Kristus.” –The Acts of the Apostles, hal. 193.

RABU

4. Apakah yang Paulus dan Barnabas katakan kepada jemaat mengenai pemberitaan mereka kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi?

Kisah 15:12. Maka diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas menceriterakan segala tanda dan mujizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa lain.

“Khotbah Petrus membawa jemaat ke titik di mana mereka dapat dengan sabar mendengarkan Paulus dan Barnabas, yang menceritakan pengalaman mereka ketika bekerja untuk orang-orang bukan Yahudi. ‘Maka diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas menceriterakan segala tanda dan mujizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa lain (bangsa-bangsa bukan Yahudi).’ (Kisah 15:12).” –The Acts of the Apostles, hal. 194.

KESEPAKATAN

KAMIS

5. Kesepakatan apakah yang kemudian dicapai oleh jemaat setelah mendengarkan Yakobus?

Kisah 15:13-21. Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus: “Hai saudara-saudara, dengarkanlah aku: 14Simon telah menceriterakan, bahwa sejak semula Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada bangsa-bangsa lain, yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi nama-Nya. 15Hal itu sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis: 16Kemudian Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, 17supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut milik-Ku demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini, 18yang telah diketahui dari sejak semula. 19Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah, 20tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah. 21Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat.”

“Roh Kudus menganggap adalah tidak baik untuk membebankan lagi hukum upacara kepada orang-orang bukan Yahudi yang bertobat, dan pikiran para rasul mengenai hal ini adalah selaras dengan pikiran Roh Allah. Yakobus memimpin rapat tersebut, dan keputusan terakhirnya adalah, ‘Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah.’ (Kisah 15:19).” –The Acts of the Apostles, hal. 194.

JUMAT

6. Bagaimana keputusan akhir disampaikan kepada jemaat-jemaat dan kelompok-kelompok?

Kisah 15:22-31. Maka rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara itu. 23Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: “Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain. 24Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. 25Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, 26yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus. 27Maka kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan yang tertulis ini juga kepada kamu. 28Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: 29kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat.” 30Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka. 31Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang menghiburkan.

“Paulus dan Barnabas telah dipuji di hadapan rapat itu sebagai orang-orang yang telah mempertaruhkan nyawa mereka demi Tuhan. Yudas dan Silas kemudian diutus bersama para rasul ini untuk menyatakan kepada orang-orang bukan Yahudi secara langsung mengenai keputusan rapat yang telah diadakan itu: ‘Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik.’ Keempat hamba Allah telah diutus ke Antiokhia dengan membawa surat dan pesan untuk mengakhiri segala pertentangan; karena itu adalah suara dari otoritas tertinggi di bumi.” –The Acts of the Apostles, hal. 195.

SABAT

7. Setelah kembali ke Antiokhia, Paulus meminta Barnabas untuk bergabung dengannya dalam perjalanan menguatkan orang-orang yang baru bertobat. Konflik apakah yang muncul dan keputusan apa yang mereka ambil?

Kisah 15:37-41. Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus; 38tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka. 39Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus. 40Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah diserahkan oleh saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan 41berangkatlah ia mengelilingi Siria dan Kilikia sambil meneguhkan jemaat-jemaat di situ.

“Barnabas siap berangkat bersama Paulus, namun ia ingin membawa serta Markus, yang telah kembali memutuskan untuk mengabdikan dirinya pada pelayanan. Terhadap hal ini Paulus berkeberatan. Dia ‘berpikir tidak baik untuk membawa … bersama mereka’ seseorang yang selama perjalanan misionaris pertama mereka telah meninggalkan mereka pada saat yang dibutuhkan. Ia cenderung tidak mau untuk memaafkan kelemahan Markus dalam meninggalkan pekerjaan sebelumnya itu sekedar karena alasan keamanan dan kenyamanan rumah. Ia beranggapan bahwa seseorang dengan stamina yang sangat sedikit seperti itu tidaklah cocok untuk terlibat dalam pekerjaan yang membutuhkan kesabaran, penyangkalan diri, keberanian, pengabdian, iman, dan kemauan untuk berkorban, bahkan jika perlu, bahkan nyawa itu sendiri. Begitu tajamnya perselisihan tersebut sehingga membuat Paulus dan Barnabas berpisah, sebab Barnabas hendak mengikuti keyakinannya dan membawa Markus bersamanya. ‘Maka Barnabas membawa Markus, dan berlayar ke Siprus; dan Paulus memilih Silas, dan sesudah diserahkan oleh saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan.’ (Kisah 15:39, 40).” –The Acts of the Apostles, hal. 202.

Untuk Direnungkan  

“Sekalipun Paulus secara pribadi diajar langsung oleh Allah, dia tidak mempunyai gagasan yang kaku mengenai tanggung jawab individu. Sambil berharap kepada Alah untuk mendapatkan bimbingan langsung, dia selalu siap untuk mengakui otoritas yang diberikan kepada orang-orang percaya yang bersatu dalam persekutuan gereja. Dia merasakan kebutuhan akan nasihat, dan ketika masalah penting muncul, dia dengan senang hati menyampaikan hal ini ke hadapan jemaat dan bersatu dengan saudara-saudaranya dalam mencari hikmat dari Allah untuk membuat keputusan yang benar. Bahkan dia menyatakan ‘karunia nabi’, katanya, ’takluk kepada nabi-nabi. Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, melainkan damai sejahtera, sebagaimana yang terjadi dalam semua jemaat orang-orang kudus.’ 1 Korintus 14:32, 33 KJV. Bersama Petrus, ia mengajarkan bahwa semua orang yang bersatu dalam jemaat, harus ‘tunduk satu sama lain (merendahkan diri seorang terhadap yang lain).’ 1 Petrus 5:5.”The Acts of the Apostles, hal. 200.