Pelajaran Sekolah Sabat 20 April 2024

TEMA SEMESTER: KISAH PARA RASUL

Pelajaran 16, Sabat 20 April 2024

Timotius si Orang Muda

“Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” 1 Timotius 4:12.

Dalam diri Timotius Paulus melihat seseorang yang menghargai kesucian pekerjaan seorang penginjil; yang tidak terkejut dengan kemungkinan penderitaan dan penganiayaan; dan seorang yang mau diajar.” –The Acts of the Apostles, hal. 203.

MINGGU               

1. Siapakah yang Paulus mintakan untuk bergabung dengannya dalam perjalanannya berikutnya? Apakah yang dikenal tentang orang ini sebelum dia mengikuti tantangan ini?

Kisah 16:1-5. Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani. 2Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium, 3dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani. 4Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan, supaya jemaat-jemaat menurutinya. 5Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya.

“Paulus melihat bahwa Timotius adalah orang yang setia, tabah, dan jujur, dan dia memilihnya sebagai rekan dalam kerja dan perjalanannya. Orang tua yang telah mengajar Timotius di masa kanak-kanaknya mendapat pahala dengan melihat putra asuhan mereka itu kemudian terhubung dalam persekutuan yang erat dengan rasul agung itu. Timotius masih muda ketika ia dipilih oleh Allah untuk menjadi seorang guru, namun prinsip-prinsipnya telah ditegakkan melalui pendidikan awalnya sehingga ia cocok untuk menempati posisinya sebagai penolong Paulus. Meskipun masih muda, ia memikul tanggung jawabnya dengan kelemah-lembutan Kristiani.

“Sebagai tindakan pencegahan, Paulus dengan bijak menasihati Timotius untuk disunat – bukan karena Allah mewajibkannya, namun untuk menghilangkan dari pikiran orang-orang Yahudi hal-hal yang mungkin menjadi keberatan terhadap pelayanan Timotius. Dalam pekerjaannya Paulus melakukan perjalanan dari kota ke kota, di banyak negeri, dan sering kali ia mempunyai kesempatan untuk memberitakan Kristus di sinagog-sinagog Yahudi, serta di tempat-tempat pertemuan lainnya. Jika diketahui bahwa salah satu teman sekerjanya itu tidak disunat, pekerjaannya mungkin akan sangat terhambat oleh prasangka dan kefanatikan orang Yahudi. Di mana-mana sang rasul menghadapi tentangan keras dan penganiayaan yang kejam. Ia ingin memberikan kepada saudara-saudaranya yang Yahudi, dan juga kepada orang-orang bukan Yahudi, pengetahuan tentang Injil, dan oleh karena itu ia berusaha, selagi itu masih selaras dengan iman, untuk menghilangkan segala alasan untuk pertentangan. Namun meskipun dia mengakui banyaknya prasangka Yahudi, dia percaya dan mengajarkan bahwa bersunat atau tidak bersunat bukan menjadi soal, dan bahwa Injil Kristus adalah segalanya.” –The Acts of the Apostles, hal. 203, 204.

SENIN                                                                 

2. Tempat manakah yang Roh Kudus larang untuk dimasuki oleh Paulus dan rekan sekerjanya? Mengapa?

Kisah 16:6-8. Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. 7Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. 8Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas.

“Waktunya telah tiba bagi Injil untuk diberitakan melampaui batas-batas Asia Kecil. Caranya adalah dengan mempersiapkan Paulus dan rekan sekerjanya untuk menyeberang ke Eropa.” –The Acts of the Apostles, hal. 211.

FILIPI

SELASA

3. Penglihatan apakah yang rasul Paulus terima? Apakah tanggapannya terhadap hal itu?

Kisah 16:9, 10. Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: “Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!” 10Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.

“Di Troas, di perbatasan Laut Tengah, “pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: ‘Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami.” (Kisah 16:9).

“Panggilan itu sangatlah berkesan, dan tidak boleh ditunda atau ditangguhkan. “Setelah Paulus melihat penglihatan itu,” kata Lukas, yang menemani Paulus dan Silas dan Timotius pada perjalanannya ke Eropa, “segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana. Lalu kami bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tibalah kami di Neapolis; dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma.’ (Kisah 16:10-12).” –The Acts of the Apostles, hal. 211.

FILIPI

RABU

4. Apakah yang dialami Paulus dan rekan-rekannya di Filipi?

Kisah 16:14-18. Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. 15Sesudah ia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya: “Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku.” Ia mendesak sampai kami menerimanya. 16Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan-tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar. 17Ia mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, katanya: “Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan.” 18Hal itu dilakukannya beberapa hari lamanya. Tetapi ketika Paulus tidak tahan lagi akan gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu: “Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini.” Seketika itu juga keluarlah roh itu.

“Pada hari Sabat,” Lukas meneruskan, “Kami keluar pintu gerbang kota. Kami menyusuri tepi sungai dan menemukan tempat-tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ. Seorang daripada perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya.” Lidia menerima kebenaran dengan sangat senang hatinya. Ia dan kaum keluarganya bertobat dan dibaptiskan dan ia mengundang kepada rasul-rasul untuk menganggap rumahnya sebagai rumah mereka sendiri.

“Sementara pesuruh-pesuruh salib sedang melakukan pekerjaan mengajar, seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung, berseru: “Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan. Hal itu dilakukannya beberapa hari lamanya.”

“Perempuan ini adalah alat yang khusus dari Setan dan telah membawa kepada tuannya banyak keuntungan oleh jampi-jampinya. Pengaruhnya telah menolong menguatkan penyembuhan berhalanya. Setan mengetahui bahwa kerajaannya sedang diserbu, dan ia kembali kepada alat ini untuk menyerang pekerjaan Allah, berusaha untuk mencampurkan cara berpikirnya yang menyesatkan dengan kebenaran yang diajarkan oleh mereka yang memasyhurkan pekabaran Injil. Perkataan pujian ini merupakan suatu luka kepada kebenaran, karena dapat mengalihkan pikiran orang banyak dari pengajaran rasul-rasul dan membawa keburukan terhadap Injil, dan oleh mereka banyak yang dipimpin untuk percaya oleh pemikiran bahwa orang yang berbicara dengan Roh dan dengan kuasa Allah adalah digerakkan oleh roh yang sama sebagaimana utusan Setan ini.” –The Acts of the Apostles, hal. 212.

KAMIS                                                                     

5. Siapakah yang dipengaruhi oleh tuan-tuan dari orang muda perempuan ini yang telah dibebaskan dari kerasukan setan?

Kisah 16:19-22. Ketika tuan-tuan perempuan itu melihat, bahwa harapan mereka akan mendapat penghasilan lenyap, mereka menangkap Paulus dan Silas, lalu menyeret mereka ke pasar untuk menghadap penguasa. 20Setelah mereka membawa keduanya menghadap pembesar-pembesar kota itu, berkatalah mereka, katanya: “Orang-orang ini mengacau kota kita ini, karena mereka orang Yahudi, 21dan mereka mengajarkan adat istiadat, yang kita sebagai orang Rum (Roma) tidak boleh menerimanya atau menurutinya.” 22Juga orang banyak bangkit menentang mereka. Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka.

“Banyak orang lain di kota itu yang tertarik untuk mendapatkan uang melalui khayalan setan, dan mereka, karena takut akan pengaruh suatu kekuatan yang dapat menghentikan pekerjaan mereka secara efektif, melontarkan seruan yang keras terhadap hamba-hamba Tuhan itu. Mereka membawa para rasul ke hadapan para hakim dengan suatu tuduhan: Orang-orang ini mengacau kota kita ini, karena mereka orang Yahudi, dan mereka mengajarkan adat istiadat, yang kita sebagai orang Rum (Roma) tidak boleh menerimanya atau menurutinya.’ (Kisah 16:21).

“Digerakkan oleh hiruk pikuk kerumunan orang-orang itu, orang banyak pun bangkit menentang murid-murid itu. Semangat kerumunan orang itu menguasai dan disetujui oleh pihak berwenang, yang merobek pakaian luar para rasul dan memerintahkan agar mereka dicambuk (dipukuli). ‘Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat.’ (Kisah 16:23, 24).” –The Acts of the Apostles, hal. 213.

KEMENANGAN DI DALAM PENJARA

JUMAT

6. Pengalaman apakah yang Paulus dan Silas dapatkan di penjara ketika mereka berdoa dan bernyanyi memuji Allah? Hal menakjubkan apakah yang kemudian terjadi?

Kisah 16:23-31. Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. 24Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat. 25Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. 26Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. 27Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. 28Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: “Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!” 29Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. 30Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: “Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?” 31Jawab mereka: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.”

“Dengan takjub para tahanan lainnya mendengar suara doa dan nyanyian yang keluar dari dalam penjara. Mereka sudah terbiasa mendengar pekikan dan erangan, makian dan sumpah serapah, memecah kesunyian malam; namun belum pernah sebelumnya mereka mendengar kata-kata doa dan pujian yang muncul dari dalam dinding sel yang suram itu. Para penjaga dan tahanan terheran-heran dan bertanya-tanya pada diri mereka sendiri, siapakah orang-orang ini, yang, ditengah kedinginan, lapar, dan tersiksa, masih bisa bersukacita demikian….

“Seluruh surga menaruh perhatian pada orang-orang yang harus menanggung derita demi Kristus ini, dan para malaikat pun diutus untuk mengunjungi penjara. Bumi bergetar karena langkah mereka. Pintu penjara yang terkunci rapat menjadi terbuka; rantai dan belenggu terlepas dari tangan dan kaki para tahanan; dan cahaya terang membanjiri penjara….

“Dengan kerendahan hati yang mendalam dia meminta para rasul untuk menunjukkan kepadanya jalan hidup, supaya ia selamat. ‘Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus, dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu,’ jawab mereka; dan ‘memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya.’ (Kisah 16:31, 32). Kepala penjara kemudian mencuci luka-luka para rasul dan melayani mereka, setelah itu dia dibaptis oleh mereka, bersama seisi rumahnya. Pengaruh pengudusan menyebar di antara para penghuni penjara, dan pikiran semua orang menjadi dibukakan untuk mendengarkan kebenaran yang disampaikan oleh para rasul. Mereka pun menjadi diyakinkan bahwa Tuhan yang mereka (para rasul ini) sembahlah yang telah secara ajaib melepaskan mereka dari belenggu yang mengikat mereka di penjara.” –The Acts of the Apostles, hal. 214, 215, 217.

SABAT

7. Perintah apakah yang diberikan oleh kepala penjara? Apakah Paulus bersedia meninggalkan Filipi dengan diam-diam?

Kisah 16:35-39. Setelah hari siang pembesar-pembesar kota menyuruh pejabat-pejabat kota pergi kepada kepala penjara dengan pesan: “Lepaskanlah kedua orang itu!” 36Kepala penjara meneruskan pesan itu kepada Paulus, katanya: “Pembesar-pembesar kota telah menyuruh melepaskan kamu; jadi keluarlah kamu sekarang dan pergilah dengan selamat!” 37Tetapi Paulus berkata kepada orang-orang itu: “Tanpa diadili mereka telah mendera kami, warganegara-warganegara Roma, di muka umum, lalu melemparkan kami ke dalam penjara. Sekarang mereka mau mengeluarkan kami dengan diam-diam? Tidak mungkin demikian! Biarlah mereka datang sendiri dan membawa kami ke luar.” 38Pejabat-pejabat itu menyampaikan perkataan itu kepada pembesar-pembesar kota. Ketika mereka mendengar, bahwa Paulus dan Silas adalah orang Rum (Roma), maka takutlah mereka. 39Mereka datang minta maaf lalu membawa kedua rasul itu ke luar dan memohon, supaya mereka meninggalkan kota itu.

“Penduduk Filipi sangat ketakutan karena gempa bumi tersebut, dan ketika pada pagi hari petugas penjara memberitahukan kepada hakim tentang apa yang terjadi pada malam itu, mereka terkejut dan mengirimkan kepala penjara untuk membebaskan para rasul. Namun Paulus menyatakan, ‘Tanpa diadili mereka telah mendera kami, warganegara-warganegara Roma, di muka umum, lalu melemparkan kami ke dalam penjara. Sekarang mereka mau mengeluarkan kami dengan diam-diam? Tidak mungkin demikian! Biarlah mereka datang sendiri dan membawa kami ke luar.’ (Kisah 16:37).

“Para rasul adalah warga negara Roma, dan adalah melanggar hukum jika mencambuk orang Roma, atau merampas kebebasannya tanpa pengadilan yang adil, kecuali bila mereka memang melakukan tindak kejahatan yang jelas nyata. Paulus dan Silas telah dipenjarakan di muka umum, dan mereka sekarang menolak untuk dibebaskan secara pribadi tanpa penjelasan yang tepat dari pihak hakim. Ketika berita ini disampaikan kepada penguasa, mereka menjadi khawatir karena takut kalau-kalau para rasul akan mengadu kepada kaisar, dan segera mengakibatkan mereka untuk masuk ke penjara, maka, mereka lalu meminta maaf kepada Paulus dan Silas atas ketidakadilan dan kekejaman yang menimpa mereka dan secara pribadi mengeluarkan mereka dari penjara. Kepala penjara, meminta mereka untuk meninggalkan kota mereka itu. Para hakim takut akan pengaruh para rasul terhadap orang banyak, dan mereka juga takut akan Kekuatan Dia Yang Maha Kuasa yang telah turun tangan demi kepentingan orang-orang yang tidak bersalah ini. –The Acts of the Apostles, hal. 217.

Untuk Direnungkan.  

“Umat ​​Kristen yang mula-mula sering kali dipanggil untuk menghadapi kuasa-kuasa kegelapan secara langsung. Melalui penyesatan dan penganiayaan, musuh berupaya untuk memalingkan mereka dari iman yang benar. Pada saat ini, ketika akhir segala sesuatu yang bersifat duniawi semakin dekat, Setan sedang mengerahkan upaya-upaya yang mati-matian untuk menjerat dunia. Dia merancangkan banyak rencana untuk menyibukkan pikiran dan mengalihkan perhatian dari kebenaran yang penting bagi keselamatan. Di setiap kota, agen-agennya sedang sibuk mengorganisasikan pihak-pihak yang menentang hukum Tuhan ke dalam partai-partai ataupun kelompok-kelompok. Penipu besar itu sedang berupaya memasukkan unsur-unsur kebingungan dan kekacauan dan pemberontakan, dan manusia dikobarkan dengan roh ataupun semangat yang tidak sesuai dengan pengetahuan yang benar.”The Acts of the Apostles, hal. 219.