Jemaat yang Sisa

Seri Pelajaran Pendalaman Prinsip-Prinsip Iman (Prinsip ke-19 “Sidang Tuhan / Jemaat Allah“)

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.” (1 Petrus 2:9, 10)

demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.” (Roma 12:5).

Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.” (1 Korintus 12:13).

Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.” (Kolose 3:16).

“Penglihatan Zakharia tentang Yosua dan Malaikat (Yosua 3), diterapkan dengan kekuatan khusus pada pengalaman umat Allah menjelang berakhirnya hari besar penebusan. Jemaat yang sisa akan dibawa ke dalam pencobaan dan kesusahan yang besar. Mereka yang menaati perintah-perintah Allah dan iman kepada Yesus akan merasakan kemarahan naga dan pasukannya. Setan menganggap dunia sebagai rakyatnya, ia telah menguasai gereja-gereja yang telah murtad; tetapi di sini ada satu kelompok kecil yang menolak supremasinya (kekuasaan setan). Jika saja dia bisa menghapuskan mereka dari bumi, maka kemenangannya akan lengkap. Sebagaimana dia mempengaruhi bangsa-bangsa kafir untuk menghancurkan Israel, maka dalam waktu dekat dia akan menggerakkan kuasa-kuasa jahat di bumi untuk menghancurkan umat Allah. Semua orang akan diminta untuk menaati perintah manusia yang melanggar hukum ilahi. Mereka yang setia kepada Allah dan menjalankan kewajiban yang ditentukan-Nya akan diancam, dikecam, dan dibatasi. Mereka akan “dikhianati baik oleh orang tua, saudara, sanak saudara, dan teman-teman.”

Satu-satunya harapan mereka adalah pada kemurahan Allah; satu-satunya pertahanan mereka adalah doa. Sebagaimana Yosua memohon di hadapan Malaikat, demikian pula dengan jemaat yang sisa, dengan hati yang hancur dan iman yang sungguh-sungguh, mereka akan memohon pengampunan dan pembebasan melalui Yesus, Pembela mereka. Mereka sadar sepenuhnya akan keberdosaan hidup mereka, mereka melihat kelemahan dan ketidaklayakan mereka, dan ketika mereka memandang diri mereka sendiri, mereka nyaris putus asa. Penggoda berdiri untuk menuduh mereka, sebagaimana ia berdiri untuk melawan Yosua. Dia menunjuk pada pakaian mereka yang kotor, yakni tabiat mereka yang cacat. Ia memaparkan kelemahan dan kebodohan mereka, dosa-dosa mereka yang tidak berterima kasih, ketidakserupaan mereka dengan Kristus, yang dengan demikian telah tidak menghormati Penebus mereka. Ia berusaha menakut-nakuti jiwa dengan pemikiran bahwa kasus mereka tidak ada harapan lagi, bahwa noda kekotoran batin mereka tidak akan pernah dapat terhapuskan. Dia berharap untuk menghancurkan iman mereka sehingga mereka menyerah pada godaannya, berbalik dari kesetiaan mereka kepada Allah, dan menerima tanda binatang itu. Setan mengajukan tuduhannya di hadapan Allah terhadap mereka, menyatakan bahwa karena dosa-dosa mereka, mereka telah kehilangan perlindungan ilahi, dan mengklaim hak untuk membinasakan mereka sebagai para pelanggar. Dia menyatakan mereka sebagai yang sama layaknya dengan dirinya untuk tidak mendapat perkenanan Allah. “Siapa mereka ini,” katanya, “orang-orang yang akan menggantikan saya di surga dan para malaikat yang bersatu dengan saya? Meskipun mereka mengaku menaati hukum Allah, apakah mereka memang sudah menaati ajarannya? Bukankah mereka lebih mencintai diri sendiri daripada mencintai Allah? Bukankah mereka telah mendahulukan kepentingannya sendiri di atas pelayanan kepada-Nya? Bukankah mereka menyukai perkara-perkara dunia? Lihatlah dosa-dosa yang telah menandai kehidupan mereka. Lihatlah keegoisan mereka, kedengkian mereka, dan kebencian mereka terhadap satu sama lain.”

“Dalam banyak hal Umat ​​Allah telah sangat bersalah. Dan Setan mempunyai pengetahuan yang saksama mengenai dosa-dosa yang telah digodanya untuk mereka lakukan, dan ia mengemukakan hal ini dengan cara yang sangat berlebihan, dengan menyatakan: “Akankah Allah yang telah mengusir aku dan malaikat-malaikatku dari hadirat-Nya, mau memberi pahala kepada mereka yang bersalah atas dosa-dosa yang sama? Engkau tidak dapat melakukan ini, ya Allah, dalam keadilan. Takhta-Mu tidak akan bertahan dalam kebenaran dan penghakiman. Keadilan menuntut agar hukuman dijatuhkan terhadap mereka.”

“Namun meskipun para pengikut Kristus yang telah berdosa, mereka tidak menyerahkan diri mereka ke dalam kendali kejahatan. Mereka telah membuang dosa-dosa mereka, dan telah mencari Allah dalam kerendahan hati dan penyesalan, dan Pembela ilahi pun sedang memohon demi kepentingan mereka. Dia yang telah paling berat merasakan aniaya karena rasa tidak berterima kasih mereka, dan yang mengetahui dosa mereka, dan juga pertobatan mereka, menyatakan: “‘TUHAN kiranya menghardik engkau, hai Iblis.’ Aku telah memberikan nyawa-Ku bagi jiwa-jiwa ini. Mereka ‘terukir di telapak tangan-Ku.” (Zakharia 3:2, Yesaya 49:16).

-CCh, hal. 352, 353.

The Remnant Church

Zechariah’s vision of Joshua and the Angel applies with peculiar force to the experience of God’s people in the closing up of the great day of atonement. The remnant church will be brought into great trial and distress. Those who keep the commandments of God and the faith of Jesus will feel the ire of the dragon and his hosts. Satan numbers the world as his subjects, he has gained control of the apostate churches; but here is a little company that are resisting his supremacy. If he could blot them from the earth, his triumph would be complete. As he influenced the heathen nations to destroy Israel, so in the near future he will stir up the wicked powers of earth to destroy the people of God. All will be required to render obedience to human edicts in violation of the divine law. Those who will be true to God and to duty will be menaced, denounced, and proscribed. They will “be betrayed both by parents, and brethren, and kinsfolks, and friends.” CCh 352.2

Their only hope is in the mercy of God; their only defense will be prayer. As Joshua was pleading before the Angel, so the remnant church, with brokenness of heart and earnest faith, will plead for pardon and deliverance through Jesus their Advocate. They are fully conscious of the sinfulness of their lives, they see their weakness and unworthiness, and as they look upon themselves they are ready to despair. The tempter stands by to accuse them, as he stood by to resist Joshua. He points to their filthy garments, their defective characters. He presents their weakness and folly, their sins of ingratitude, their unlikeness to Christ, which has dishonored their Redeemer. He endeavors to affright the soul with the thought that their case is hopeless, that the stain of their defilement will never be washed away. He hopes to so destroy their faith that they will yield to his temptations, turn from their allegiance to God, and receive the mark of the beast. Satan urges before God his accusations against them, declaring that they have by their sins forfeited the divine protection, and claiming the right to destroy them as transgressors. He pronounces them just as deserving as himself of exclusion from the favor of God. “Are these,” he says, “the people who are to take my place in heaven and the place of the angels who united with me? While they profess to obey the law of God, have they kept its precepts? Have they not been lovers of self more than of God? Have they not placed their own interests above His service? Have they not loved the things of the world? Look at the sins which have marked their lives. Behold their selfishness, their malice, their hatred toward one another.” CCh 352.3

The people of God have been in many respects very faulty. Satan has an accurate knowledge of the sins which he has tempted them to commit, and he presents these in the most exaggerated light, declaring: “Will God banish me and my angels from His presence, and yet reward those who have been guilty of the same sins? Thou canst not do this, O Lord, in justice. Thy throne will not stand in righteousness and judgment. Justice demands that sentence be pronounced against them.” CCh 353.1

But while the followers of Christ have sinned, they have not given themselves to the control of evil. They have put away their sins, and have sought the Lord in humility and contrition, and the divine Advocate pleads in their behalf. He who has been most abused by their ingratitude, who knows their sin, and also their repentance, declares: “‘The Lord rebuke thee, O Satan.’ I gave My life for these souls. They are graven upon the palms of My hands.” CCh 353.2.