Ayat Bacaan PENGKHOTBAH 11:9, 10; 12
Pelajaran yang bisa dipetik dari kehidupan Salomo mempunyai pengaruh moral khusus terhadap kehidupan orang lanjut usia, yaitu mereka yang tidak lagi sedang menanjak tetapi sedang menurun dan menghadapi matahari terbenam. Kita pun melihat adanya cacat dalam tabiat orang-orang muda yang tidak dikendalikan oleh kasih dan iman kepada Yesus Kristus. Kita melihat kaum muda bimbang antara yang benar dan yang salah, terombang-ambing antara prinsip yang sudah baku dan arus kejahatan yang hampir menguasai mereka dan membawa mereka menuju kehancuran. Namun dari orang-orang yang sudah dewasa, kita mengharapkan hal-hal yang lebih baik. Kita berharap agar tabiat dapat terbentuk, prinsip-prinsip dapat mengakar, dan prinsip-prinsip tersebut dapat terbebas dari bahaya polusi (kejahatan). Namun kasus Salomo ada di hadapan kita sebagai suatu peringatan. Ketika kita, sebagai seorang pengembara lanjut usia yang telah berjuang dalam peperangan hidup, berpikir bahwa kita teguh berdiri, berhati-hatilah agar jangan kita terjatuh. Dalam kasus Salomo, betapa lemahnya tabiatnya yang bimbang, yang tampaknya berani, teguh, dan kokoh pendiriannya, dapat terguncang bagaikan buluh yang tertiup angin di bawah kuasa si penggoda! Betapa pohon aras tua yang di Lebanon, pohon ek yang kokoh di Basan, dapat menjadi bengkok di hadapan hempasan pencobaan! Sungguh sebuah pelajaran bagi semua orang yang ingin menyelamatkan jiwa mereka untuk senantiasa berjaga-jaga dan terus berdoa! Sungguh sebuah peringatan untuk selalu menjaga kasih karunia Kristus di dalam hati kita, untuk berjuang melawan kerusakan batin dan godaan lahiriah! …
Kepercayaan kita terlalu sedikit. Kita cenderung membatasi Yang Mahakudus Israel. Kita seharusnya bersyukur bahwa Allah berkenan menggunakan kita sebagai alat-Nya. Untuk setiap doa yang sungguh-sungguh yang dipanjatkan dalam iman untuk apa pun, jawaban akan diberikan. Jawabannya mungkin tidak datang seperti yang kita harapkan; namun jawaban itu pasti datang—mungkin tidak seperti yang telah kita rencanakan, namun ia akan datang pada saat dimana kita sangat membutuhkannya.
Meskipun semua bangsa harus menjalani penghakiman di hadapan Allah, namun Dia akan memeriksa kasus masing-masing pribadi dengan pengamatan yang cermat dan teliti seolah-olah tidak ada makhluk lain di bumi. Setiap orang harus diuji, agar jangan ada cacat atau kerut atau yang serupa itu.
Penghakiman sekarang sedang dilaksanakan di tempat kudus di atas. Selama bertahun-tahun pekerjaan ini telah berlangsung. Segera—tidak ada yang tahu persis seberapa cepatnya—akan tiba gilirannya pada orang-orang yang masih hidup. Di hadapan hadirat Allah yang dahsyat, hidup kita akan diperiksa. Pada saat ini, di atas segalanya, setiap jiwa perlu mengindahkan nasehat Juruselamat, “Berjaga-jagalah dan berdoa: karena kamu tidak tahu bilamanakah waktunya.” CC 197.2, FLB 211, CET 215.2).
PENGKHOTBAH 11:9, 10
Nasihat bagi pemuda-pemudi
9 Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! 10 Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.
PENGKHOTBAH 12
1 Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: “Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!”, 2 sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan, 3 pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan perempuan-perempuan penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur, 4 dan pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara menjadi seperti kicauan burung, dan semua penyanyi perempuan tunduk, 5 juga orang menjadi takut tinggi, dan ketakutan ada di jalan, pohon badam berbunga, belalang menyeret dirinya dengan susah payah dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi–karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal dan peratap-peratap berkeliaran di jalan, 6 sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda timba dirusakkan di atas sumur, 7 dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya. 8 Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia.
Akhir kata
9 Selain Pengkhotbah berhikmat, ia mengajarkan juga kepada umat itu pengetahuan. Ia menimbang, menguji dan menyusun banyak amsal. 10 Pengkhotbah berusaha mendapat kata-kata yang menyenangkan dan menulis kata-kata kebenaran secara jujur. 11 Kata-kata orang berhikmat seperti kusa dan kumpulan-kumpulannya seperti paku-paku yang tertancap, diberikan oleh satu gembala. 12 Lagipula, anakku, waspadalah! Membuat banyak buku tak akan ada akhirnya, dan banyak belajar melelahkan badan. 13 Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. 14 Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.