Renungan Pagi 15 Juni 2024

Ayat Bacaan KIDUNG AGUNG 4:16; 5, 6

Hari Sabat hendaknya dibuat begitu menarik bagi keluarga kita sehingga kedatangannya setiap minggu akan disambut dengan sukacita.
Sabat diciptakan bagi manusia, untuk menjadi berkat baginya dengan mengalihkan pikirannya dari pekerjaan duniawi untuk merenungkan kebaikan dan kemuliaan Allah. Umat Allah perlu berkumpul untuk berbicara tentang Dia, untuk bertukar pikiran dan gagasan mengenai kebenaran yang terkandung dalam firman-Nya, dan untuk menyediakan sebagian waktu untuk doa yang tepat. Namun acara ini, bahkan pada hari Sabat, tidak boleh dibuat membosankan karena panjangnya dan kurangnya minat ataupun ketertarikan.
(2T 585.1, 583.1).

KIDUNG AGUNG 4:16

Kedua mempelai saling menyapa

16 –Bangunlah, hai angin utara, dan marilah, hai angin selatan, bertiuplah dalam kebunku, supaya semerbaklah bau rempah-rempahnya! Semoga kekasihku datang ke kebunnya dan makan buah-buahnya yang lezat.

KIDUNG AGUNG 5

1 –Aku datang ke kebunku, dinda, pengantinku, kukumpulkan mur dan rempah-rempahku, kumakan sambangku dan maduku, kuminum anggurku dan susuku. Makanlah, teman-teman, minumlah, minumlah sampai mabuk cinta!

Kerinduan mempelai perempuan

2 Aku tidur, tetapi hatiku bangun. Dengarlah, kekasihku mengetuk. “Bukalah pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun, dan rambutku penuh tetesan embun malam!” 3 “Bajuku telah kutanggalkan, apakah aku akan mengenakannya lagi? Kakiku telah kubasuh, apakah aku akan mengotorkannya pula?” 4 Kekasihku memasukkan tangannya melalui lobang pintu, berdebar-debarlah hatiku. 5 Aku bangun untuk membuka pintu bagi kekasihku, tanganku bertetesan mur; bertetesan cairan mur jari-jariku pada pegangan kancing pintu. 6 Kekasihku kubukakan pintu, tetapi kekasihku sudah pergi, lenyap. Seperti pingsan aku ketika ia menghilang. Kucari dia, tetapi tak kutemui, kupanggil, tetapi tak disahutnya. 7 Aku ditemui peronda-peronda kota, dipukulinya aku, dilukainya, selendangku dirampas oleh penjaga-penjaga tembok. 8 Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem: bila kamu menemukan kekasihku, apakah yang akan kamu katakan kepadanya? Katakanlah, bahwa sakit asmara aku!

Mempelai perempuan memuji mempelai laki-laki di hadapan puteri-puteri Yerusalem

9 –Apakah kelebihan kekasihmu dari pada kekasih yang lain, hai jelita di antara wanita? Apakah kelebihan kekasihmu dari pada kekasih yang lain, sehingga kausumpahi kami begini? 10 –Putih bersih dan merah cerah kekasihku, menyolok mata di antara selaksa orang. 11 Bagaikan emas, emas murni, kepalanya, rambutnya mengombak, hitam seperti gagak. 12 Matanya bagaikan merpati pada batang air, bermandi dalam susu, duduk pada kolam yang penuh. 13 Pipinya bagaikan bedeng rempah-rempah, petak-petak rempah-rempah akar. Bunga-bunga bakung bibirnya, bertetesan cairan mur. 14 Tangannya bundaran emas, berhiaskan permata Tarsis, tubuhnya ukiran dari gading, bertabur batu nilam. 15 Kakinya adalah tiang-tiang marmar putih, bertumpu pada alas emas murni. Perawakannya seperti gunung Libanon, terpilih seperti pohon-pohon aras. 16 Kata-katanya manis semata-mata, segala sesuatu padanya menarik. Demikianlah kekasihku, demikianlah temanku, hai puteri-puteri Yerusalem.

KIDUNG AGUNG 6

1 –Ke mana perginya kekasihmu, hai jelita di antara wanita? Ke jurusan manakah kekasihmu pergi, supaya kami mencarinya besertamu? 2 –Kekasihku telah turun ke kebunnya, ke bedeng rempah-rempah untuk menggembalakan domba dalam kebun dan memetik bunga bakung. 3 Aku kepunyaan kekasihku, dan kepunyaanku kekasihku, yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.

Mempelai laki-laki memuji mempelai perempuan

4 Cantik engkau, manisku, seperti kota Tirza, juita seperti Yerusalem, dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya. 5 Palingkanlah matamu dari padaku, sebab aku menjadi bingung karenanya. Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari Gilead. 6 Gigimu bagaikan kawanan domba, yang keluar dari tempat pembasuhan, yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada. 7 Bagaikan belahan buah delima pelipismu di balik telekungmu. 8 Permaisuri ada enam puluh, selir delapan puluh, dan dara-dara tak terbilang banyaknya. 9 Tetapi dialah satu-satunya merpatiku, idam-idamanku, satu-satunya anak ibunya, anak kesayangan bagi yang melahirkannya; puteri-puteri melihatnya dan menyebutnya bahagia, permaisuri-permaisuri dan selir-selir memujinya. 10 “Siapakah dia yang muncul laksana fajar merekah, indah bagaikan bulan purnama, bercahaya bagaikan surya, dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya?” 11 Ke kebun kenari aku turun melihat kuntum-kuntum di lembah, melihat apakah pohon anggur berkuncup dan pohon-pohon delima berbunga. 12 Tak sadar diri aku; kerinduanku menempatkan aku di atas kereta orang bangsawan. 13 Kembalilah, kembalilah, ya gadis Sulam, kembalilah, kembalilah, supaya kami dapat melihat engkau! Mengapa kamu senang melihat gadis Sulam itu seperti melihat tari-tarian perang?