TEMA SEMESTER: KISAH PARA RASUL
Pelajaran 26, Sabat 29 Juni 2024
ROMA
“Setelah kami tiba di Roma, Paulus diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya.” Kisah 28:16.
“Di Roma perwira Yulius menyerahkan tahanannya kepada kapten pengawal kaisar. Laporan baik yang diberikannya tentang Paulus, bersama-sama dengan surat Festus, menyebabkan rasul itu disambut dengan senang oleh kapten kepala, dan gantinya dibuang ke dalam penjara, ia diizinkan tinggal dalam rumah yang disewanya sendiri. Meskipun tetap dirantai kepada seorang prajurit, ia bebas menerima kawan-kawannya dan bekerja untuk kemajuan pekerjaan Kristus.” –The Acts of the Apostles, hal. 449.
DI MALTA
MINGGU
1. Di pulau itu, apakah yang terjadi pada rasul ketika dia sedang membakar kayu? Kesempatan apakah yang dia ambil untuk menjadi berkat bagi orang-orang yang tinggal di sana?
Kisah 28:1-9. Setelah kami tiba dengan selamat di pantai, barulah kami tahu, bahwa daratan itu adalah pulau Malta. 2Penduduk pulau itu sangat ramah terhadap kami. Mereka menyalakan api besar dan mengajak kami semua ke situ karena telah mulai hujan dan hawanya dingin. 3Ketika Paulus memungut seberkas ranting-ranting dan meletakkannya di atas api, keluarlah seekor ular beludak karena panasnya api itu, lalu menggigit tangannya. 4Ketika orang-orang itu melihat ular itu terpaut pada tangan Paulus, mereka berkata seorang kepada yang lain: “Orang ini sudah pasti seorang pembunuh, sebab, meskipun ia telah luput dari laut, ia tidak dibiarkan hidup oleh Dewi Keadilan.” 5Tetapi Paulus mengibaskan ular itu ke dalam api, dan ia sama sekali tidak menderita sesuatu. 6Namun mereka menyangka, bahwa ia akan bengkak atau akan mati rebah seketika itu juga. Tetapi sesudah lama menanti-nanti, mereka melihat, bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi padanya, maka sebaliknya mereka berpendapat, bahwa ia seorang dewa. 7Tidak jauh dari tempat itu ada tanah milik gubernur pulau itu. Gubernur itu namanya Publius. Ia menyambut kami dan menjamu kami dengan ramahnya selama tiga hari. 8Ketika itu ayah Publius terbaring karena sakit demam dan disentri. Paulus masuk ke kamarnya; ia berdoa serta menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan dia. 9Sesudah peristiwa itu datanglah juga orang-orang sakit lain dari pulau itu dan merekapun disembuhkan juga.
“Awak kapal yang terdampar itu diterima dengan ramah-tamah oleh penduduk yang kejam di Malta. ‘Mereka menyalakan api besar,’ Lukas menulis, ‘dan mengajak kami semua ke situ karena telah mulai hujan dan hawanya dingin.’ Paulus berada di antara mereka yang giat melayani kesenangan orang-orang lain. Setelah mengumpulkan ‘seberkas rantingranting’ ia ‘meletakkannya di atas api,’ bila seekor ular beludak keluar ‘karena panasnya api itu, lalu menggigit tangannya.’ Penonton-penonton ketakutan; dan melihat oleh rantainya bahwa Paulus adalah seorang tahanan, mereka berkata satu kepada yang lain, ‘Orang ini sudah pasti seorang pembunuh, sebab, meskipun ia telah luput dari laut, ia tidak dibiarkan hidup oleh Dewi Keadilan.’ Tetapi Paulus mengibaskan ular itu ke dalam api dan tidak merasa sakit. Mengetahui bahwa ular itu berbisa, orang-orang mengharapkannya jatuh setiap saat dengan penderitaan yang mengerikan. ‘Tetapi sesudah lama menanti-nanti, mereka melihat, bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi padanya, maka sebaliknya mereka berpendapat, bahwa ia seorang dewa.’
“Selama tiga bulan rombongan kapal itu tinggal di Malta, Paulus dan teman-teman sekerjanya mempergunakan banyak kesempatan untuk mengabarkan Injil. Dalam cara yang luar biasa Tuhan bekerja melalui mereka. Untuk kepentingan Paulus segenap rombongan kapal karam itu diperlakukan dengan keramah-tamahan yang besar; segala keperluan mereka disediakan, dan pada waktu meninggalkan Malta mereka diperlengkapi dengan limpah segala sesuatu yang perlu untuk perjalanan mereka. Peristiwa-peristiwa yang utama selama mereka tinggal di situ diceritakan dengan ringkas oleh Lukas. –The Acts of the Apostles, hal. 445, 446.
SENIN
2. Keistimewaan apakah yang diberikan kepada Paulus saat prosesi singgah di Forum Apius?
Kisah 28:14-15. Di situ kami berjumpa dengan anggota-anggota jemaat, dan atas undangan mereka kami tinggal tujuh hari bersama-sama mereka. Sesudah itu kami berangkat ke Roma. 15Saudara-saudara yang di sana telah mendengar tentang hal ihwal kami dan mereka datang menjumpai kami sampai ke Forum Apius dan Tres Taberne. Ketika Paulus melihat mereka, ia mengucap syukur kepada Allah lalu kuatlah hatinya.
“Di tempat ini ada beberapa orang Kristen, mereka memohon kepada rasul itu untuk tinggal dengan mereka selama tujuh hari, suatu kesempatan yang diperkenankan dengan ramahnya oleh perwira itu. Sejak menerima surat kiriman Paulus kepada orang-orang Roma, orang-orang Kristen di Italia telah menanti dengan penuh pengharapan atas kunjungan rasul itu. Mereka tidak memikirkan untuk melihat dia datang sebagai seorang tahanan, tetapi penderitaannya menjadikan dia lebih banyak disayangi mereka. Jarak antara Putioli dan Roma hanya seratus empat puluh mil, dan kota pelabuhan itu selalu ada hubungan yang tetap dengan kota besar itu, lalu orang-orang Kristen di Roma diberitahukan tentang kedatangan Paulus, dan beberapa dari mereka mulai menyambut dan mengucapkan selamat datang kepadanya….
“Akhirnya orang-orang yang bepergian itu tiba di Forum Apius, empat puluh mil dari Roma. Sementara mereka berjalan melewati orang banyak yang mengerumuni jalan besar itu, seorang tua berambut putih, dirantai bersama penjahat-penjahat yang nampaknya kejam, menerima pandangan yang menghina dan menjadikan sasaran senda gurau yang kasar dan mengejek….
“Hanya sedikit yang menyadari arti perkataan Lukas, bahwa bila Paulus melihat saudara-saudaranya, ‘ia mengucap syukur kepada Allah lalu kuatlah hatinya.’ Di tengah-tengah tangisan itu, teman-teman orang percaya yang menaruh simpati yang tidak merasa malu karena dia diikat, rasul itu memuji Allah dengan nyaringnya. Awan kedukaan yang telah tinggal di dalam jiwanya telah disapu bersih. Hidup Kekristenannya telah mengalami ujian, penderitaan, dan kekecewaan berkali-kali, tetapi pada saat itu ia merasa dibalas dengan limpahnya. Dengan langkah yang lebih teguh dan hati yang bergembira ia meneruskan perjalanannya. Ia tidak mengeluh untuk masa lampau, atau takut akan masa depan. Perbudakan dan kesusahan menanti dia, ia tahu itu; tetapi ia mengetahui juga bahwa adalah menjadi tugasnya melepaskan jiwa-jiwa dari perhambaan yang lebih mengerikan, dan bersuka dalam penderitaannya demi nama Kristus.” –The Acts of the Apostles, hal. 447-449.
SELASA
3. Ketika para tahanan dan penjaga tiba di Roma, di manakah rasul diizinkan tinggal? Bagaimana rasanya dijaga terus-menerus oleh seorang tentara?
Kisah 28:16. Setelah kami tiba di Roma, Paulus diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya.
“Di Roma perwira Yulius menyerahkan tahanannya kepada kapten pengawal kaisar. Laporan baik yang diberikannya tentang Paulus, bersama-sama dengan surat Festus, menyebabkan rasul itu disambut dengan senang oleh kapten kepala, dan gantinya dibuang ke dalam penjara, ia diizinkan tinggal dalam rumah yang disewanya sendiri. Meskipun tetap dirantai kepada seorang prajurit, ia bebas menerima kawan-kawannya dan bekerja untuk kemajuan pekerjaan Kristus.” –The Acts of the Apostles, hal. 449.
BERKHOTBAH DI ROMA
RABU
4. Kapan banyak orang berkumpul di rumah Paulus? Apakah hasil dari khotbahnya?
Kisah 28:23-29. Lalu mereka menentukan suatu hari untuk Paulus. Pada hari yang ditentukan itu datanglah mereka dalam jumlah besar ke tempat tumpangannya. Ia menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang Kerajaan Allah; dan berdasarkan hukum Musa dan kitab para nabi ia berusaha meyakinkan mereka tentang Yesus. Hal itu berlangsung dari pagi sampai sore. 24 Ada yang dapat diyakinkan oleh perkataannya, ada yang tetap tidak percaya. 25 Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: “Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya: 26 Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. 27 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. 28 Sebab itu kamu harus tahu, bahwa keselamatan yang dari pada Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan mendengarnya.” 29 (Dan setelah Paulus berkata demikian, pergilah orang-orang Yahudi itu dengan banyak perbedaan paham antara mereka.)
“Paulus menyatakan bahwa dalam keadaan yang belum bertobat ia telah mengenal Kristus, bukan oleh karena perkenalan pribadi, tetapi hanya oleh pengertian yang ia, sebagaimana juga orang lain, menghargai tabiat dan pekerjaan Mesias yang akan datang. Ia telah menolak Yesus orang Nazaret sebagai seorang penipu sebab Ia tidak memenuhi gambaran ini. Tetapi sekarang pandangan Paulus tentang Kristus dan pekerjaan-Nya sudah jauh lebih rohani dan memuliakan, karena ia sudah bertobat. Rasul itu menegaskan bahwa ia tidak mengemukakan kepada mereka Kristus menurut daging. Herodes telah melihat Kristus pada hari-hari kemanusiaan-Nya; Hanas telah melihat Dia; Pilatus dan imam-imam dan penghulu-penghulu telah melihat Dia; serdadu-serdadu Roma telah melihat Dia. Tetapi mereka tidak melihat Dia sebagai Penebus yang dimuliakan. Melihat Kristus dengan iman, mempunyai pengetahuan rohani tentang Dia, lebih dikehendaki daripada pengenalan pribadi dengan Dia pada waktu Ia kelihatan di atas dunia. Kerukunan dengan Kristus yang dinikmati oleh Paulus sekarang adalah lebih erat, lebih tahan lama, daripada hanya persahabatan duniawi dan manusiawi.
“Sementara Paulus berbicara tentang apa yang telah diketahuinya dan menyaksikan apa yang telah dilihatnya, mengenai Yesus orang Nazaret sebagai pengharapan bangsa Israel, mereka mencari kebenaran dengan jujur akan mendapat keyakinan. Terhadap beberapa pemikiran, sekurang-kurangnya perkataannya memberi kesan yang tidak pernah akan sirna. Tetapi yang lain dengan keras kepala menolak untuk menerima kesaksian yang sederhana akan Kitab Suci, meskipun apabila dipersembahkan kepada mereka oleh seorang yang mempunyai terang yang khusus dari Roh Suci. Mereka tidak menyangkal alasannya, tetapi menolak untuk menerima kesimpulan-kesimpulannya.” –The Acts of the Apostles, hal. 452.
KAMIS
5. Bagaimana sang rasul memanfaatkan masa pemenjaraannya? Bagaimana dia memanfaatkan kesempatan untuk menggunakan sarana komunikasi yang ada pada saat itu?
Kisah 28:30, 31. Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya. 31Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.
“Dalam kebijaksanaan Allah penundaan ini mengakibatkan kemajuan pekerjaan Injil. Dengan kebaikan mereka yang menjaga Paulus, ia diizinkan tinggal dalam rumah yang luas, di mana ia dengan leluasa dapat bertemu dengan kawan-kawannya dan juga menyampaikan kebenaran setiap hari kepada mereka yang datang untuk mendengar. Jadi selama dua tahun ia meneruskan pekerjaannya, “dengan terus terang tanpa rintangan apa-apa ia memberitahukan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.”
“Selama waktu itu sidang-sidang yang telah didirikannya di berbagai negeri tidak dilupakan. Menyadari bahaya-bahaya yang mengancam orang-orang bertobat kepada iman mereka yang baru, rasul itu berusaha sedapat-dapatnya untuk memenuhi keperluan mereka dengan surat amaran dan nasihat praktis. Dan dari Roma ia mengirim pekerja-pekerja yang berserah untuk bekerja bukan saja kepada sidang-sidang ini, tetapi dalam ladang-ladang yang ia sendiri tidak sempat kunjungi. Pekerja-pekerja ini, sebagai gembala-gembala yang bijaksana, memperkuat pekerjaan yang dimulai oleh Paulus dengan sangat baik; dan rasul itu, yang selalu diberitahukan tentang keadaan dan bahaya-bahaya oleh tetap berhubungan dengan mereka, disanggupkan untuk menjalankan pengawasan yang bijaksana atas semuanya.” –The Acts of the Apostles, hal. 453.
JUMAT
6. Apakah yang tertulis tentang teman seperjalanannya yang tak terpisahkan, yang dengan sukarela merawatnya di penjara dan mampu menuliskan pengalamannya?
Kolose 4:12-14. Salam dari Epafras kepada kamu; ia seorang dari antaramu, hamba Kristus Yesus, yang selalu bergumul dalam doanya untuk kamu, supaya kamu berdiri teguh, sebagai orang-orang yang dewasa dan yang berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah. 13 Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang dia, bahwa ia sangat bersusah payah untuk kamu dan untuk mereka yang di Laodikia dan Hierapolis. 14 Salam kepadamu dari tabib Lukas yang kekasih dan dari Demas.
“Di antara pembantu-pembantu Paulus di Roma banyak teman-teman dan sahabat-sahabat sekerjanya dulu. Lukas ‘tabib yang kekasih’ yang telah mengunjungi dia dalam perjalanannya ke Yerusalem, ketika dipenjarakan di Kaisarea, dan dalam perjalanan yang cukup berbahaya ke Roma, masih dengan dia. Timotius juga memberikan penghiburan kepadanya. Tikhikus, ‘saudara kita yang kekasih, hamba yang setia dan kawan pelayanan dalam Tuhan,’ berdiri dengan mulia di samping rasul itu. Demas dan Markus berada dengan dia. Aristarkhus dan Epafras adalah ‘temanku sepenjara.’ Kolose 4:7-14.” –The Acts of the Apostles, hal. 454.
MATI DI DALAM KRISTUS ADALAH KEUNTUNGAN KEKAL
SABAT
7. Ketika Paulus diambil dari saudara-saudaranya, apa yang disadari oleh orang-orang percaya? Apa kata-kata terakhirnya?
2 Timotius 4:6, 7. Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. 7Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
“Dengan demikian, meskipun tampaknya terhalangi dari pekerjaan yang giat, Paulus justru memberikan pengaruh yang lebih luas dan lebih tahan lama daripada kalau ia bebas mengadakan perjalanan di antara sidang-sidang sebagaimana pada tahun-tahun sebelumnya. Sebagaimana seorang tahanan Tuhan, ia mempunyai pegangan yang lebih teguh kepada kasih saudara-saudaranya; perkataannya, yang ditulis oleh seorang yang terikat untuk nama Kristus, mempunyai perhatian dan kehormatan yang besar daripada yang mereka punyai bila ia berada dengan mereka secara pribadi. Orang-orang percaya menyadari betapa beratnya beban yang ditanggungnya untuk kepentingan mereka sampai Paulus tidak diangkat dari mereka. Sampai saat ini mereka telah memaafkan diri mereka sendiri dari tanggung jawab dan memikul beban sebab mereka kekurangan kebijaksanaan, akal budi, dan tenaga; tetapi sekarang, ditinggalkan dalam hal kurang pengalaman untuk mempelajari pelajaran-pelajaran yang tidak ditolak mereka, mereka menghargai amaran-amarannya, nasihat-nasihatnya, dan petunjuk-petunjuknya sebagaimana mereka belum menghargai pekerjaan pribadinya. Dan sementara mereka mempelajari keberanian dan imannya selama ia dipenjarakan untuk waktu yang lama, mereka dirangsang kepada kesetiaan dan semangat yang lebih besar dalam pekerjaan Kristus….
“Paulus dibawa secara pribadi ke tempat eksekusi. Hanya sedikit penonton yang diizinkan hadir; karena para penganiayanya, yang khawatir dengan besarnya pengaruhnya, takut bahwa orang-orang mau berpindah agama dan akan menjadi Kristen karena adegan kematiannya. Tetapi bahkan prajurit-prajurit tangguh yang menemaninya, mendengarkan kata-katanya, dan dengan takjub melihat dia ceria dan bahkan gembira dalam menghadapi kematian. Bagi beberapa orang yang menyaksikan kemartirannya, semangat pengampunannya terhadap para pembunuhnya dan keyakinannya yang tak tergoyahkan kepada Kristus sampai akhir, terbukti menjadi sebuah kenikmatan hidup. Lebih dari satu orang menerima Juruselamat yang diberitakan Paulus, dan tanpa rasa takut memeteraikan iman mereka dengan darah mereka.” –The Acts of the Apostles, hal. 454, 509.
Untuk Direnungkan
“Hampir berabad-abad telah berlalu sejak Paulus yang lanjut usia mencurahkan darahnya sebagai saksi firman Allah dan kesaksian Yesus Kristus. Tidak ada tangan yang setia yang mencatat dari generasi ke generasi adegan-adegan terakhir dalam kehidupan orang suci ini, namun Ilham telah melestarikan bagi kita kesaksian kematiannya. Seperti bunyi terompet, suaranya terus berkumandang selama berabad-abad, dengan keberaniannya menggemparkan ribuan saksi Kristus dan membangunkan ribuan hati yang dilanda kesedihan gema kegembiraannya yang penuh kemenangan: ‘Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.’ 2 Timotius 4:6-8.” –Acts of the Apostles, hal. 513.