Ayat Bacaan YESAYA 38, 39
Ada beberapa kasus di mana Allah bekerja dengan kuasa ilahi-Nya untuk memulihkan kesehatan. Namun, tidak semua orang sakit disembuhkan. Banyak yang ternyata malah dibaringkan dalam peristirahatan dalam Yesus…
Ketika kita telah berdoa untuk kesembuhan orang sakit, apa pun hasilnya, janganlah kita kehilangan iman kepada Allah. Jika kita dipanggil untuk menghadapi kesedihan, marilah kita menerima cawan pahit itu, mengingat bahwa tangan Bapalah yang memegangnya di bibir kita. Namun, jika kesehatan dipulihkan, janganlah kita lupa bahwa penerima belas kasihan penyembuhan itu berada bawah kewajiban baru kepada Sang Pencipta. Ketika sepuluh orang kusta disembuhkan, hanya satu yang kembali untuk menemukan Yesus dan memberikan kemuliaan kepada-Nya. Janganlah ada di antara kita yang seperti sembilan orang yang tidak berpikir, yang hatinya tidak tersentuh oleh belas kasihan Allah.
Namun, hanya ketika kita hidup dalam ketaatan kepada firman-Nya, kita dapat mengklaim pemenuhan janji-janji-Nya….
Mereka yang bergaul dengan kita setiap hari membutuhkan bantuan kita, bimbingan kita. Mereka mungkin berada dalam kondisi pikiran yang sedemikian sehingga kata-kata yang diucapkan pada saat yang tepat akan menjadi bagai paku yang menancap kuat di tempatnya. Di hari kemudian, sebagian dari jiwa-jiwa ini mungkin saja telah berada di tempat yang tidak akan pernah dapat kita jangkau lagi. Apa pengaruh kita terhadap sesama pengembara ini?
Setiap hari dalam hidup ini kita memiliki beban tanggung jawab yang harus kita pikul. Setiap hari, kata-kata dan perbuatan kita meninggalkan kesan pada orang-orang yang bergaul dengan kita. Betapa besar perlunya kita mengawasi bibir kita dan menjaga langkah kita dengan saksama! Satu gerakan yang sembrono, satu langkah yang tidak bijaksana, dan gelombang godaan yang kuat dapat menyeret jiwa ke jalan yang menurun. Kita tidak dapat mengumpulkan pikiran-pikiran yang telah kita tanam dalam pikiran manusia. Jika pikiran-pikiran itu jahat, kita mungkin telah menggerakkan serangkaian keadaan, gelombang kejahatan, yang tidak dapat kita hentikan.
Di sisi lain, jika melalui teladan kita, kita membantu orang lain dalam mengembangkan prinsip-prinsip yang baik, kita memberi mereka kekuatan untuk berbuat baik. Pada gilirannya, mereka memberikan pengaruh yang sama bermanfaatnya kepada orang-orang yang lain. Dengan demikian, ratusan dan bahkan ribuan orang terbantu oleh pengaruh bawah sadar kita. Pengikut Kristus yang sejati memperkuat tujuan baik semua orang yang berhubungan dengannya. Di hadapan dunia yang tidak percaya dan yang mencintai dosa, ia menyingkapkan kuasa kasih karunia Allah dan kesempurnaan tabiat-Nya. (CCh 303-306, PK 348).
YESAYA 38
Hizkia sakit dan disembuhkan
1 Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: “Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi.” 2 Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN. 3 Ia berkata: “Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu.” Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. 4 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: 5 “Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi, 6 dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur dan Aku akan memagari kota ini. 7 Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari TUHAN, bahwa TUHAN akan melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya: 8 Sesungguhnya, bayang-bayang pada penunjuk matahari buatan Ahas akan Kubuat mundur ke belakang sepuluh tapak yang telah dijalaninya.” Maka pada penunjuk matahari itu mataharipun mundurlah ke belakang sepuluh tapak dari jarak yang telah dijalaninya. 9 Karangan Hizkia, raja Yehuda, sesudah ia sakit dan sembuh dari penyakitnya: 10 Aku ini berkata: Dalam pertengahan umurku aku harus pergi, ke pintu gerbang dunia orang mati aku dipanggil untuk selebihnya dari hidupku. 11 Aku berkata: aku tidak akan melihat TUHAN lagi di negeri orang-orang yang hidup; aku tidak akan melihat seorangpun lagi di antara penduduk dunia. 12 Pondok kediamanku dibongkar dan dibuka seperti kemah gembala; seperti tukang tenun menggulung tenunannya aku mengakhiri hidupku; TUHAN memutus nyawaku dari benang hidup. Dari siang sampai malam Engkau membiarkan aku begitu saja, 13 aku berteriak minta tolong sampai pagi; seperti singa demikianlah TUHAN menghancurkan segala tulang-tulangku; dari siang sampai malam Engkau membiarkan aku begitu saja. 14 Seperti burung layang-layang demikianlah aku menciap-ciap, suaraku redup seperti suara merpati. Mataku habis menengadah ke atas, ya Tuhan, pemerasan terjadi kepadaku; jadilah jaminan bagiku! 15 Apakah yang akan kukatakan dan kuucapkan kepada TUHAN; bukankah Dia yang telah melakukannya? Aku sama sekali tidak dapat tidur karena pahit pedihnya perasaanku. 16 Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Engkau; tenangkanlah rohku, buatlah aku sehat, buatlah aku sembuh! 17 Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi keselamatan bagiku; Engkaulah yang mencegah jiwaku dari lobang kebinasaan. Sebab Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari hadapan-Mu. 18 Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu, dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaan-Mu. 19 Tetapi hanyalah orang yang hidup, dialah yang mengucap syukur kepada-Mu, seperti aku pada hari ini; seorang bapa memberitahukan kesetiaan-Mu kepada anak-anaknya. 20 TUHAN telah datang menyelamatkan aku! Kami hendak main kecapi, seumur hidup kami di rumah TUHAN. 21 Kemudian berkatalah Yesaya: “Baiklah diambil sebuah kue ara dan ditaruh pada barah itu, supaya sembuh!” 22 Sebelum itu Hizkia telah berkata: “Apakah yang akan menjadi tanda, bahwa aku akan pergi ke rumah TUHAN?”
Paralel: 2Raj 20:1-11; 2Taw 32:24-26 (TB)
YESAYA 39
Hizkia dan para utusan dari Babel
1 Pada waktu itu Merodakh-Baladan bin Baladan, raja Babel, menyuruh orang membawa surat dan pemberian kepada Hizkia, sebab telah didengarnya bahwa Hizkia sakit tadinya dan sudah kuat kembali. 2 Hizkia bersukacita atas kedatangan mereka, lalu diperlihatkannyalah kepada mereka gedung harta bendanya, emas dan perak, rempah-rempah dan minyak yang berharga, segenap gedung persenjataannya dan segala yang terdapat dalam perbendaharaannya. Tidak ada barang yang tidak diperlihatkan Hizkia kepada mereka di istananya dan di seluruh daerah kekuasaannya. 3 Kemudian datanglah nabi Yesaya kepada raja Hizkia dan bertanya kepadanya: “Apakah yang telah dikatakan orang-orang ini? Dan dari manakah mereka datang?” Jawab Hizkia: “Mereka datang dari negeri yang jauh, dari Babel!” 4 Lalu tanyanya lagi: “Apakah yang telah dilihat mereka di istanamu?” Jawab Hizkia: “Semua yang ada di istanaku telah mereka lihat. Tidak ada barang yang tidak kuperlihatkan kepada mereka di perbendaharaanku.” 5 Lalu Yesaya berkata kepada Hizkia: “Dengarkanlah firman TUHAN semesta alam! 6 Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah firman TUHAN. 7 Dan dari keturunanmu yang akan kauperoleh, akan diambil orang untuk menjadi sida-sida di istana raja Babel.” 8 Hizkia menjawab kepada Yesaya: “Sungguh baik firman TUHAN yang engkau ucapkan itu!” Tetapi pikirnya: “Asal ada damai dan keamanan seumur hidupku!”
Paralel: 2Raj 20:12-19; 2Taw 32:27-31 (TB).