Renungan Pagi 13 Agustus 2024

Ayat Bacaan YEREMIA 27

Setelah kekecewaan besar, hanya sedikit yang mau berusaha mencari Firman dengan segenap hati mereka. Namun, beberapa jiwa tidak akan berdiam dalam keputusasaan dan menyangkal bahwa Tuhan telah menuntun mereka. Kepada mereka kebenaran dibukakan poin demi poin, dan dijalin dengan kenangan dan simpati mereka yang paling suci. Para pencari kebenaran merasa bahwa identifikasi Kristus dengan sifat dan minat mereka sudah lengkap. Kebenaran dibuat bersinar, indah dalam kesederhanaannya, dimuliakan dengan kuasa dan diinvestasikan dengan jaminan yang tidak diketahui sebelum kekecewaan. Kita kemudian dapat memberitakan pekabaran dalam kesatuan. Namun, di antara orang-orang yang tidak memegang teguh iman dan pengalaman mereka, terjadi kebingungan besar. Setiap pendapat yang dapat dibayangkan disampaikan sebagai pekabaran kebenaran; tetapi suara Tuhan adalah, “Jangan percaya kepada mereka; karena Aku tidak mengutus mereka.” [Lihat Yeremia 12:6; 27:15.]
Kita harus berjalan dengan hati-hati bersama Tuhan. Pekabaran itu harus diberikan kepada dunia, dan kita tahu bahwa terang yang ada saat ini adalah karunia khusus dari Allah. Pemberian karunia ini adalah hak prerogatif Allah. Orang-orang yang kecewa, yang masih mencari kebenaran, dituntun langkah demi langkah untuk menyampaikan kepada dunia apa yang telah disampaikan kepada mereka. Pernyataan-pernyataan nubuatan harus diulangi, dan kebenaran yang penting bagi keselamatan harus diberitahukan. Pekerjaan itu berjalan sulit pada awalnya. Sering kali para pendengar menolak pekabaran itu karena tidak dapat dipahami, dan pertikaian dimulai dengan sungguh-sungguh, khususnya mengenai masalah Sabat. Namun Tuhan menyatakan kehadiran-Nya. Kadang-kadang tabir yang menyembunyikan kemuliaan-Nya dari mata kita disingkirkan. Kita melihat-Nya di tempat yang tinggi dan kudus.
Tuhan tidak akan menuntun pikiran sekarang untuk mengesampingkan kebenaran yang telah digerakkan Roh Kudus atas hamba-hamba-Nya di masa lalu untuk diberitakan.
(11LtMs, Ms 32, 1896, par. 18-20)

YEREMIA 27

Disuruh untuk memikul kuk Babel

(1) Pada permulaan pemerintahan Zedekia, anak Yosia raja Yehuda, datanglah firman ini dari TUHAN kepada Yeremia. (2) Beginilah firman TUHAN kepadaku: “Buatlah tali pengikat dan gandar, lalu pasanglah itu pada tengkukmu! (3)Kemudian kirimlah pesan kepada raja Edom, kepada raja Moab, kepada raja bani Amon, kepada raja Tirus dan kepada raja Sidon, dengan perantaraan utusan-utusan yang telah datang ke Yerusalem menghadap Zedekia, raja Yehuda.(4) Perintahkanlah mereka mengatakan kepada tuan-tuan mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Beginilah harus kamu katakan kepada tuan-tuanmu: (5) Akulah yang menjadikan bumi, manusia dan hewan yang ada di atas muka bumi dengan kekuatan-Ku yang besar dan dengan lengan-Ku yang terentang, dan Aku memberikannya kepada orang yang benar di mata-Ku. (6) Dan sekarang, Aku menyerahkan segala negeri ini ke dalam tangan hamba-Ku, yakni Nebukadnezar, raja Babel; juga binatang di padang telah Kuserahkan supaya tunduk kepadanya. (7) Segala bangsa akan takluk kepadanya dan kepada anaknya dan kepada cucunya, sampai saatnya juga tiba bagi negerinya sendiri, maka banyak bangsa dan raja-raja yang besar akan menaklukkannya. (8) Tetapi bangsa dan kerajaan yang tidak mau takluk kepada Nebukadnezar, raja Babel, dan yang tidak mau menyerahkan tengkuknya ke bawah kuk raja Babel, maka bangsa itu akan Kuhukum dengan pedang, kelaparan dan penyakit sampar, demikianlah firman TUHAN, sampai mereka Kuserahkan ke dalam tangannya. (9) Mengenai kamu, janganlah kamu mendengarkan nabi-nabimu, juru-juru tenungmu, juru-juru mimpimu, tukang-tukang ramalmu dan tukang-tukang sihirmu yang berkata kepadamu: Janganlah kamu mau takluk kepada raja Babel! (10)Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu dengan maksud menjauhkan kamu dari atas tanahmu, sehingga kamu Kuceraiberaikan dan menjadi binasa. (11) Tetapi bangsa yang mau menaruh tengkuknya ke bawah kuk raja Babel dan yang takluk kepadanya, maka mereka akan Kubiarkan di atas tanahnya, demikianlah firman TUHAN, dan mereka akan mengolahnya dan diam di sana.” (12) Kepada Zedekia, raja Yehuda, aku telah berbicara dengan cara yang sama, kataku: “Taruhlah tengkukmu ke bawah kuk raja negeri Babel, takluklah kepadanya dan kepada rakyatnya, maka kamu akan hidup. (13)Mengapa engkau beserta rakyatmu harus mati oleh pedang, kelaparan dan penyakit sampar seperti yang difirmankan TUHAN tentang bangsa yang tidak mau takluk kepada raja Babel itu? (14)Janganlah dengarkan perkataan nabi-nabi yang berkata kepadamu: Janganlah kamu mau takluk kepada raja Babel! Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu. (15) Sebab Aku tidak mengutus mereka, demikianlah firman TUHAN, tetapi mereka bernubuat palsu demi nama-Ku, sehingga kamu Kuceraiberaikan dan menjadi binasa bersama-sama dengan nabi-nabi yang bernubuat kepadamu itu.” (16) Juga kepada imam-imam dan kepada seluruh rakyat itu aku berbicara, kataku: “Beginilah firman TUHAN: Janganlah dengarkan perkataan nabi-nabimu yang bernubuat kepadamu: Sesungguhnya, perkakas-perkakas rumah TUHAN tidak berapa lama lagi akan dibawa kembali dari Babel! Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu. (17) Janganlah kamu mendengarkan mereka, takluklah kepada raja Babel, maka kamu akan hidup. Mengapa kota ini harus menjadi reruntuhan? (18)Jika memang mereka itu nabi dan jika ada firman TUHAN pada mereka, baiklah mereka mendesak kepada TUHAN semesta alam, supaya perkakas-perkakas yang masih tinggal dalam rumah TUHAN dan dalam istana raja Yehuda dan di Yerusalem itu jangan diangkut ke Babel. (19) Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam tentang tiang-tiang, bejana ‘laut’ dan galang, tentang sisa perkakas-perkakas yang masih tinggal di kota ini, (20) yang tidak diambil oleh Nebukadnezar, raja Babel, ketika ia mengangkut Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda, ke dalam pembuangan beserta segala pemuka Yehuda dan Yerusalem, dari Yerusalem ke Babel,(21) sungguh, beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel, tentang perkakas-perkakas yang masih tinggal itu di rumah TUHAN dan di istana raja Yehuda dan di Yerusalem: (22) Semuanya akan diangkut ke Babel dan akan tinggal di sana sampai kepada hari Aku memperhatikannya lagi, demikianlah firman TUHAN, lalu membawanya kembali ke tempat ini.”

(After the great disappointment there were few who set themselves to seek the Word with all their heart. But some souls would not settle down in discouragement and deny that the Lord had led them. To these the truth was opened point by point, and entwined with their most hallowed recollections and sympathies. The searchers after truth felt that the identification of Christ with their nature and interest was complete. Truth was made to shine forth, beautiful in its simplicity, dignified with a power and invested with an assurance unknown before the disappointment. We could then proclaim the message in unity. But among those who had not held fast their faith and experience, there was great confusion. Every conceivable opinion was presented as the message of truth; but the Lord’s voice was, “Believe them not; for I have not sent them.” [See Jeremiah 12:6; 27:15.]
We walked carefully with God. The message was to be given to the world, and we knew that this present light was the special gift of God. The impartation of this gift was the prerogative of God. His disappointed ones, who were still seeking after truth, were led step by step to communicate to the world that which had been communicated to them. The prophetic declarations were to be repeated, and the truth essential for salvation was to be made known. The work moved hard at first. Often the hearers rejected the message as unintelligible, and the conflict began in decided earnest, especially upon the Sabbath question. But the Lord manifested His presence. At times the veil which concealed His glory from our eyes was drawn aside. We beheld Him in the high and holy place.
The Lord will not lead minds now to set aside the truth that the Holy Spirit has moved upon His servants in the past to proclaim. 11LtMs, Ms 32, 1896, par. 18-20
)