Renungan Pagi 15 Agustus 2024

Ayat Bacaan YEREMIA 34, 35

Ketika hati manusia dilunakkan dan ditundukkan oleh pengaruh Roh Kudus yang memaksa, mereka akan memperhatikan nasihat; tetapi ketika mereka berpaling dari teguran sampai hati mereka menjadi keras, Tuhan mengizinkan mereka untuk dipimpin oleh pengaruh lain. Oleh menolak kebenaran, mereka menerima kepalsuan, yang menjadi jerat bagi kehancuran mereka sendiri.
Tuhan telah memohon kepada Yehuda agar tidak membangkitkan amarah-Nya, tetapi mereka tidak mendengarkan. Akhirnya hukuman dijatuhkan terhadap mereka. Mereka harus ditawan ke Babel. Orang-orang Kasdim harus digunakan sebagai alat yang dengannya Tuhan akan menghukum umat-Nya yang tidak taat. Penderitaan orang-orang Yehuda harus sebanding dengan terang yang mereka miliki dan dengan peringatan yang telah mereka hina dan tolak. Sudah lama Tuhan menunda penghakiman-Nya, tetapi sekarang Dia akan mendatangkan ketidaksenangan-Nya kepada mereka sebagai upaya terakhir untuk menghentikan mereka dalam jalan mereka yang jahat.
Atas rumah orang-orang Rekhab diucapkan berkat yang berkelanjutan. Nabi menyatakan, “Oleh karena kamu telah mendengarkan perintah Yonadab, bapa leluhurmu, telah berpegang pada segala perintahnya dan telah melakukan tepat seperti yang diperintahkannya kepadamu, beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Keturunan Yonadab bin Rekhab takkan terputus melayani Aku sepanjang masa.” Ayat 18, 19. Demikianlah Allah mengajarkan kepada umat-Nya bahwa kesetiaan dan ketaatan akan tercermin kembali kepada Yehuda dalam bentuk berkat, sebagaimana orang-orang Rekhab diberkati karena ketaatan kepada perintah ayah mereka.
Pelajaran ini untuk kita. Jika tuntutan seorang ayah yang baik dan bijaksana, yang mengambil cara terbaik dan paling efektif untuk mengamankan keturunannya dari kejahatan karena tidak bertarak, layak untuk dipatuhi dengan ketat, maka tentu saja otoritas Allah harus dihormati dengan lebih besar sebagaimana Dia adalah lebih suci daripada manusia. Pencipta dan Panglima kita, yang kekuasaannya tak terbatas, penghakimannya dahsyat, berusaha dengan segala cara untuk membuat manusia melihat dan bertobat dari dosa-dosa mereka. Melalui mulut hamba-hamba-Nya, Dia telah menubuatkan bahaya ketidaktaatan; Dia membunyikan nada peringatan dan dengan setia menegur dosa. Umat-Nya dapat tetap sejahtera hanya melalui belas kasihan-Nya, melalui pengawasan yang cermat dari alat-alat pilihan-Nya. Dia tidak dapat menegakkan dan menjaga umat yang menolak nasihat-Nya dan meremehkan teguran-Nya. Untuk sementara waktu, Dia mungkin menahan penghakiman pembalasan-Nya; namun, Dia tidak dapat selalu menghentikan tangan-Nya.
PK 425.

YEREMIA 34

Yeremia memberitahukan nasib terakhir raja Zedekia

(1) Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, ketika Nebukadnezar, raja Babel, dan segala tentaranya, segala kerajaan di bumi yang dibawah pemerintahannya, dan segala bangsa berperang melawan Yerusalem dan segala kotanya: (2)“Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Pergilah berbicara kepada Zedekia, raja Yehuda, katakan kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku menyerahkan kota ini ke dalam tangan raja Babel, supaya dihanguskannya dengan api. (3)Dan engkau sendiri tidak akan luput dari tangannya, melainkan akan pasti tertangkap dan diserahkan ke dalam tangannya; engkau akan melihat raja Babel mata berhadapan mata dan ia akan berbicara dengan engkau mulut berhadapan mulut. Kemudian engkau akan pergi ke Babel. (4)Namun demikian, dengarlah firman TUHAN, hai Zedekia, raja Yehuda, beginilah firman TUHAN mengenai engkau: engkau tidak akan mati oleh pedang! (5) Engkau akan mati dengan damai. Dan sebagaimana dinyalakan api untuk menghormati bapa-bapa leluhurmu, raja-raja dahulu, yang hidup sebelum engkau, demikianlah orang akan menyalakan api untuk menghormati engkau, dan akan meratapi engkau dengan berkata: Aduhai, tuan! Sungguh, Akulah yang mengucapkan firman ini, demikianlah firman TUHAN.” (6)Nabi Yeremia menyampaikan segala perkataan ini kepada Zedekia, raja Yehuda, di Yerusalem,(7) ketika tentara raja Babel berperang melawan Yerusalem dan segala kota Yehuda yang masih tinggal, yaitu Lakhis dan Aseka, sebab kota-kota itulah yang masih tinggal di antara kota-kota Yehuda sebagai kota-kota yang berkubu.

Janji kepada budak-budak Ibrani tidak ditepati

(8) Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, sesudah raja Zedekia mengikat perjanjian dengan segenap rakyat yang ada di Yerusalem untuk memaklumkan pembebasan, (9) supaya setiap orang melepaskan budaknya bangsa Ibrani, baik laki-laki maupun perempuan, sebagai orang merdeka, sehingga tidak ada seorangpun lagi yang memperbudak seorang Yehuda, saudaranya. (10) Maka semua pemuka dan segenap rakyat yang ikut serta dalam perjanjian itu menyetujui, bahwa setiap orang akan melepaskan budaknya laki-laki dan budaknya perempuan sebagai orang merdeka, sehingga tidak ada lagi yang memperbudak mereka. Orang-orang itu menyetujuinya, lalu melepaskan mereka. (11) Tetapi sesudah itu mereka berbalik pikiran, lalu mengambil kembali budak-budak lelaki dan perempuan yang telah mereka lepaskan sebagai orang merdeka itu dan menundukkan mereka menjadi budak laki-laki dan budak perempuan lagi. (12) Lalu datanglah firman TUHAN kepada Yeremia, bunyinya: (13) “Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Aku sendiri telah mengikat perjanjian dengan nenek moyangmu pada waktu Aku membawa mereka keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan, isinya: (14) Pada akhir tujuh tahun haruslah kamu masing-masing melepaskan saudaranya bangsa Ibrani yang sudah menjual dirinya kepadamu; ia akan bekerja padamu enam tahun lamanya, kemudian haruslah engkau melepaskan dia sebagai orang merdeka. Tetapi nenek moyangmu tidak mendengarkan Aku dan tidak memperhatikan Aku. (15) Hari ini kamu telah bertobat dan melakukan apa yang benar di mata-Ku karena setiap orang memaklumkan pembebasan kepada saudaranya, dan kamu telah mengikat perjanjian di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan. (16)Tetapi kamu telah berbalik pikiran dan telah menajiskan nama-Ku; kamu masing-masing telah mengambil kembali budaknya laki-laki dan budaknya perempuan, yang telah kamu lepaskan sebagai orang merdeka menurut keinginannya, dan telah menundukkan mereka, supaya mereka menjadi budakmu laki-laki dan budakmu perempuan lagi. (17)Sebab itu beginilah firman TUHAN: Kamu ini tidak mendengarkan Aku agar setiap orang memaklumkan pembebasan kepada sesamanya dan kepada saudaranya, maka sesungguhnya, Aku memaklumkan bagimu pembebasan, demikianlah firman TUHAN, untuk diserahkan kepada pedang, penyakit sampar dan kelaparan. Aku akan membuat kamu menjadi kengerian bagi segala kerajaan di bumi. (18) Dan Aku akan menyerahkan orang-orang, yang melanggar perjanjian-Ku dan yang tidak menepati isi perjanjian yang mereka ikat di hadapan-Ku, dengan memotong anak lembu jantan menjadi dua untuk berjalan di antara belahan-belahannya; (19) pemuka-pemuka Yehuda, pemuka-pemuka Yerusalem, pegawai-pegawai istana, imam-imam dan segenap rakyat negeri yang telah berjalan di antara belahan-belahan anak lembu jantan itu, (20) mereka akan Kuserahkan ke dalam tangan musuh mereka dan ke dalam tangan orang-orang yang berusaha mencabut nyawa mereka, sehingga mayat mereka menjadi makanan burung-burung di udara dan binatang-binatang di bumi. (21)Juga Zedekia, raja Yehuda, beserta para pemukanya akan Kuserahkan ke dalam tangan musuh mereka dan ke dalam tangan orang-orang yang berusaha mencabut nyawa mereka dan ke dalam tangan tentara raja Babel yang sekarang telah berangkat dari pada kamu.(22) Sesungguhnya, demikianlah firman TUHAN, Aku memberi perintah dan membawa mereka kembali ke kota ini untuk memeranginya, merebutnya dan menghanguskannya dengan api. Aku akan membuat kota-kota Yehuda menjadi ketandusan tanpa penduduk.”

YEREMIA 35

Kesetiaan orang-orang Rekhab

(1) Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia di zaman Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, bunyinya: (2) “Pergilah kepada kaum orang Rekhab, bicaralah dengan mereka dan bawalah mereka ke rumah TUHAN, ke dalam salah satu kamar, kemudian berilah mereka minum anggur!” (3)Maka aku menjemput Yaazanya bin Yeremia bin Habazinya beserta saudara-saudaranya dan semua anaknya, pendeknya segenap kaum orang Rekhab. (4) Aku membawa mereka ke rumah TUHAN, ke dalam kamar anak-anak Hanan bin Yigdalya, abdi Allah; itulah kamar yang di sebelah kamar para pembesar, di atas kamar Maaseya bin Salum, penjaga pintu. (5) Di depan anggota-anggota kaum orang Rekhab itu aku meletakkan piala-piala penuh anggur dan cawan-cawan, lalu aku berkata kepada mereka: “Silakan minum anggur!” (6) Tetapi mereka menjawab: “Kami tidak minum anggur, sebab Yonadab bin Rekhab, bapa leluhur kami, telah memberi perintah kepada kami, katanya: Janganlah kamu atau anak-anakmupun minum anggur sampai selama-lamanya; (7) janganlah kamu mendirikan rumah, janganlah kamu menabur benih; janganlah kamu membuat atau mempunyai kebun anggur, melainkan haruslah kamu diam di kemah-kemah selama hidupmu, supaya lama kamu hidup di tanah, di mana kamu tinggal sebagai orang asing!(8) Kami mentaati suara Yonadab bin Rekhab, bapa leluhur kami dalam segala apa yang diperintahkannya kepada kami, agar kami tidak minum anggur selama hidup kami, yakni kami sendiri, isteri kami, anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan kami; (9)agar kami tidak mendirikan rumah-rumah untuk kami diami, tidak mempunyai kebun anggur atau ladang serta benih, (10) melainkan kami diam di kemah-kemah dan taat melakukan tepat seperti yang diperintahkan kepada kami oleh Yonadab, bapa leluhur kami. (11)Tetapi ketika Nebukadnezar, raja Babel, bergerak maju melawan negeri ini, maka kami berkata: Marilah kita mengungsi ke Yerusalem, karena tentara orang Kasdim dan tentara orang Aram itu! Demikianlah kami diam di Yerusalem.” (12) Pada waktu itu datanglah firman TUHAN kepada Yeremia, bunyinya: (13) “Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Pergilah dan katakanlah kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem: Tidakkah kamu mau menerima penghajaran, yaitu mendengarkan perkataan-perkataan- (14) Memang perintah Yonadab bin Rekhab itu masih ditepati; ia telah memerintahkan kepada keturunannya, supaya mereka jangan minum anggur, dan sampai sekarang ini mereka tidak meminumnya, sebab mereka mendengarkan perintah bapa leluhur mereka. Aku sendiri telah berbicara kepada kamu, terus-menerus, tetapi kamu tidak mendengarkan Aku. (15) Aku telah mengutus kepadamu segala hamba-Ku, yakni para nabi, terus-menerus, mengatakan: Kembalilah kamu masing-masing dari tingkah langkahmu yang jahat itu, perbaikilah perbuatanmu, janganlah mengikuti allah lain untuk beribadah kepada mereka, maka kamu akan tetap diam di tanah yang telah Kuberikan kepadamu dan kepada nenek moyangmu. Tetapi kamu tidak mau memperhatikannya dan kamu tidak mau mendengarkan Aku. (16)Sungguh, keturunan Yonadab bin Rekhab menepati perintah yang diberikan bapa leluhurnya kepada mereka, tetapi bangsa ini tidak mau mendengarkan Aku! (17) Sebab itu beginilah firman TUHAN, Allah semesta alam, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku mendatangkan kepada Yehuda dan kepada segenap penduduk Yerusalem segala malapetaka yang Kuancamkan atas mereka; karena Aku telah berbicara kepada mereka, tetapi mereka tidak mau mendengarkan, dan Aku telah berseru kepada mereka, tetapi mereka tidak mau menjawab.” (18)Tetapi berkatalah Yeremia kepada kaum orang Rekhab: “Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Oleh karena kamu telah mendengarkan perintah Yonadab, bapa leluhurmu, telah berpegang pada segala perintahnya dan telah melakukan tepat seperti yang diperintahkannya kepadamu,(19) maka beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Keturunan Yonadab bin Rekhab takkan terputus melayani Aku sepanjang masa.”

(When men’s hearts are softened and subdued by the constraining influence of the Holy Spirit, they will give heed to counsel; but when they turn from admonition until their hearts become hardened, the Lord permits them to be led by other influences. Refusing the truth, they accept falsehood, which becomes a snare to their own destruction.
God had pleaded with Judah not to provoke Him to anger, but they had hearkened not. Finally sentence was pronounced against them. They were to be led away captive to Babylon. The Chaldeans were to be used as the instrument by which God would chastise His disobedient people. The sufferings of the men of Judah were to be in proportion to the light they had had and to the warnings they had despised and rejected. Long had God delayed His judgments, but now He would visit His displeasure upon them as a last effort to check them in their evil course.
Upon the house of the Rechabites was pronounced a continued blessing. The prophet declared, “Because ye have obeyed the commandment of Jonadab your father, and kept all his precepts, and done according unto all that he hath commanded you: therefore thus saith the Lord of hosts, the God of Israel; Jonadab the son of Rechab shall not want a man to stand before Me forever.” Verses 18, 19. Thus God taught His people that faithfulness and obedience would be reflected back upon Judah in blessing, even as the Rechabites were blessed for obedience to their father’s command.
The lesson is for us. If the requirements of a good and wise father, who took the best and most effectual means to secure his posterity against the evils of intemperance, were worthy of strict obedience, surely God’s authority should be held in as much greater reverence as He is holier than man. Our Creator and our Commander, infinite in power, terrible in judgment, seeks by every means to bring men to see and repent of their sins. By the mouth of His servants He predicts the dangers of disobedience; He sounds the note of warning and faithfully reproves sin. His people are kept in prosperity only by His mercy, through the vigilant watchcare of chosen instrumentalities. He cannot uphold and guard a people who reject His counsel and despise His reproofs. For a time He may withhold His retributive judgments; yet He cannot always stay His hand. PK 425.)