Ayat Bacaan YEREMIA 42
Disibukkan pada pemikiran tentang keindahan, kebaikan, belas kasihan, dan kasih Yesus berarti menguatkan kekuatan mental dan moral, dan sementara pikiran dilatih untuk melakukan pekerjaan Kristus, dengan menjadi anak-anak yang taat, maka kita akan terbiasa bertanya, Apakah ini jalan Tuhan? Apakah Yesus akan senang jika saya melakukan ini? …
Banyak orang perlu membuat perubahan yang tegas dalam nada pikiran dan perbuatan mereka, jika mereka ingin menyenangkan Yesus. Kita jarang dapat melihat dosa-dosa kita dalam terang yang menyedihkan sebagaimana yang dapat dilakukan Allah. Banyak orang telah membiasakan diri untuk mengejar jalan dosa, dan hati mereka mengeras, di bawah pengaruh kuasa Setan….
Tetapi ketika dalam kekuatan dan kasih karunia Allah mereka mau menempatkan pikiran mereka menjauh dari godaan Setan, maka pikiran mereka menjadi jernih, jiwa dan hati nurani mereka dengan dipengaruhi oleh Roh Allah menjadi peka, dan kemudian dosa tampak sebagaimana adanya—benar-benar dalam sifat berdosanya.
Setiap perbuatan ketaatan kepada Kristus, setiap perbuatan penyangkalan diri demi Dia, setiap pencobaan yang ditanggung dengan baik, setiap kemenangan yang diperoleh atas godaan, adalah satu langkah dalam perjalanan menuju kemenangan akhir yang mulia. Jika kita menjadikan Kristus sebagai pembimbing kita, maka Dia akan menuntun kita dengan aman. Orang yang paling berdosa sekalipun tidak akan kehilangan jalannya. Tidak seorang pun pencari yang gemetar perlu gagal berjalan dalam terang yang murni dan suci. Meskipun jalannya begitu sempit, begitu suci sehingga dosa tidak dapat ditoleransi di dalamnya, namun akses telah dijaminkan untuk semua orang, dan tidak seorang pun yang dalam kebimbangan dan gemetar perlu berkata, “Tuhan tidak peduli padaku.” …
Dan di sepanjang jalan curam yang menuju kepada kehidupan kekal terdapatlah sumber sukacita untuk menyegarkan yang lelah. Barangsiapa yang berjalan dalam jalan hikmat, akan sangat bersukacita, bahkan dalam kesengsaraan; karena Dia yang dikasihi jiwa mereka, berjalan, tak terlihat, di samping mereka. Pada setiap langkah ke atas, mereka dapat melihat dengan lebih jelas jamahan tangan-Nya; pada tiap-tiap langkah, kilauan kemuliaan yang lebih terang dari yang Tak Terlihat menerangi jalan mereka; dan nyanyian pujian mereka, yang semakin mencapai nada yang tinggi, naik untuk bergabung dengan nyanyian para malaikat di hadapan takhta. (AG 264. 3BC 1150, MB 140, 141)
YEREMIA 42
Yeremia memperingati supaya jangan mengungsi ke Mesir
1 Kemudian datanglah semua perwira tentara, di antaranya Yohanan bin Kareah dan Azarya bin Hosaya, beserta seluruh rakyat, dari yang kecil sampai kepada yang besar, 2 dan mereka berkata kepada nabi Yeremia: “Biarlah kiranya permohonan kami sampai di hadapanmu! Berdoalah untuk kami kepada TUHAN, Allahmu, untuk seluruh sisa ini; sebab dari banyak orang hanya sedikit saja kami yang tinggal, seperti yang kaulihat dengan matamu sendiri. 3 Semoga TUHAN, Allahmu, memberitahukan kepada kami jalan yang harus kami tempuh dan apa yang harus kami lakukan.” 4 Jawab nabi Yeremia kepada mereka: “Permohonanmu sudah kudengar! Lihat, aku akan berdoa kepada TUHAN, Allahmu, seperti yang kamu minta itu, dan segala firman, yang diberi TUHAN sebagai jawab, akan kuberitahukan kepadamu; sepatah katapun tidak akan kudiamkan kepadamu!” 5 Berkatalah mereka kepada Yeremia: “Biarlah TUHAN menjadi saksi yang benar dan yang dapat dipercaya terhadap kami, jika kami tidak berbuat menurut segala firman yang disuruh TUHAN, Allahmu, kausampaikan kepada kami. 6 Maupun baik ataupun buruk, kami akan mendengarkan suara TUHAN, Allah kita, yang kepada-Nya kami mengutus engkau, supaya keadaan kami baik, oleh karena kami mendengarkan suara TUHAN, Allah kita.” 7 Sesudah sepuluh hari datanglah firman TUHAN kepada Yeremia. 8 Lalu Yeremia memanggil Yohanan bin Kareah dan semua perwira tentara yang ada bersama-sama dengan dia, dan seluruh rakyat, dari yang kecil sampai kepada yang besar. 9 Berkatalah ia kepada mereka: “Beginilah firman TUHAN, Allah Israel yang kepada-Nya kamu telah mengutus aku untuk menyampaikan permohonanmu ke hadapan-Nya: 10 Jika kamu tinggal tetap di negeri ini, maka Aku akan membangun dan tidak akan meruntuhkan kamu, akan membuat kamu tumbuh dan tidak akan mencabut kamu; sebab Aku menyesal telah mendatangkan malapetaka kepadamu. 11 Janganlah takut kepada raja Babel yang kamu takuti itu. Janganlah takut kepadanya, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku menyertai kamu untuk menyelamatkan kamu dan untuk melepaskan kamu dari tangannya. 12 Aku akan membuat kamu mendapat belas kasihan, sehingga ia merasa belas kasihan kepadamu dan membiarkan kamu tinggal di tanahmu. 13 Tetapi jika kamu tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dengan mengatakan: Kami tidak mau tinggal di negeri ini!, 14 sebab pikirmu: Tidak! Kami mau pergi ke negeri Mesir, di mana kami tidak akan mengalami pertempuran, tidak akan mendengar bunyi sangkakala dan tidak akan menderita kelaparan; di sanalah kami akan tinggal!, 15 maka dengarkanlah sekarang firman Allah, hai sisa Yehuda: Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Jika kamu sungguh-sungguh berniat hendak pergi ke Mesir, dan memang kamu pergi dan tinggal sebagai orang asing di sana, 16 maka pedang yang kamu takuti itu akan menimpa kamu di negeri Mesir, dan kelaparan yang kamu gentarkan itu tidak putus-putusnya mengejar-ngejar kamu di Mesir, sampai kamu mati di sana. 17 Semua orang, yang berniat hendak pergi ke Mesir untuk tinggal sebagai orang asing di sana, akan mati karena pedang, kelaparan dan penyakit sampar; seorangpun dari mereka tidak ada yang terlepas atau terluput dari malapetaka yang Kudatangkan atas mereka. 18 Sungguh, beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Seperti tercurahnya murka-Ku dan kehangatan amarah-Ku ke atas penduduk Yerusalem, demikianlah akan tercurah kehangatan amarah-Ku ke atas kamu, apabila kamu pergi ke Mesir. Kamu akan menjadi kutuk, kengerian, kutukan dan aib; kamu tidak akan melihat tempat ini lagi. 19 TUHAN telah berfirman kepadamu, hai sisa Yehuda: Janganlah pergi ke Mesir! Camkanlah sungguh-sungguh, bahwa aku memperingatkan kamu pada hari ini! 20 Kamu telah menipu dirimu dan membahayakan nyawamu, ketika kamu mengutus aku kepada TUHAN, Allahmu, dengan berkata: Berdoalah untuk kami kepada TUHAN, Allah kita, dan beritahukanlah dengan tepat kepada kami apa yang difirmankan TUHAN, Allah kita, supaya kami melakukannya! 21 Tetapi, sekalipun aku memberitahukannya kepadamu pada hari ini, kamu tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, yaitu tidak menuruti segala sesuatu yang disuruh-Nya kusampaikan kepadamu. 22 Oleh sebab itu, camkanlah sungguh-sungguh, bahwa kamu akan mati karena pedang, kelaparan dan penyakit sampar di tempat yang kamu rindukan untuk tinggal sebagai orang asing di sana.”
(To dwell upon the beauty, goodness, mercy, and love of Jesus is strengthening to the mental and moral powers, and while the mind is kept trained to do the works of Christ, to be obedient children, you will habitually inquire, Is this the way of the Lord? Will Jesus be pleased to have me do this? …
Many need to make a decided change in the tenor of their thoughts and actions, if they would please Jesus. We can seldom see our sins in the grievous light that God can. Many have habituated themselves to pursue a course of sin, and their hearts harden, under the influence of the power of Satan….
But when in the strength and grace of God they place their minds against the temptations of Satan, their minds are made clear, their hearts and consciences by being influenced by the Spirit of God are made sensitive, and then sin appears as it is—exceedingly sinful.
Every act of obedience to Christ, every act of self-denial for His sake, every trial well endured, every victory gained over temptation, is a step in the march to the glory of final victory. If we take Christ for our guide, He will lead us safely. The veriest sinner need not miss his way. Not one trembling seeker need fail of walking in pure and holy light. Though the path is so narrow, so holy that sin cannot be tolerated therein, yet access has been secured for all, and not one doubting, trembling soul need say, “God cares nought for me.” …
And all the way up the steep road leading to eternal life are well-springs of joy to refresh the weary. Those who walk in wisdom’s ways are, even in tribulation, exceeding joyful; for He whom their soul loveth, walks, invisible, beside them. At each upward step they discern more distinctly the touch of His hand; at every step brighter gleamings of glory from the Unseen fall upon their path; and their songs of praise, reaching ever a higher note, ascend to join the songs of angels before the throne. (AG 264. 3BC 1150, MB 140, 141).