Ayat Bacaan 1 TAWARIKH 10
Catatan Alkitab tentang kunjungan Saul kepada perempuan di Endor itu telah menjadi satu sumber kesulitan bagi banyak pelajar Alkitab. Banyak orang yang berpendapat bahwa Samuel dengan sebenarnya hadir di dalam percakapannya dengan Saul, tetapi Alkitab telah memberikan dasar yang cukup bagi kita untuk mengambil satu kesimpulan yang sebaliknya. Jikalau, sebagaimana yang dikatakan oleh banyak orang, Samuel ada di sorga, maka ia telah dipanggil ke tempat itu, oleh kuasa Allah atau oleh kuasa setan. Tidak ada seorangpun yang dapat mempercayai sedikitpun bahwa setan mempunyai kuasa untuk memanggil nabi Allah yang suci itu dari sorga untuk menghormati sihir yang diadakan oleh perempuan yang terbuang (petenung) itu. Kita juga tidak dapat mengambil kesimpulan bahwa Allah telah memanggil dia supaya datang ke goa petenung itu; karena Tuhan sudah menolak untuk berhubungan dengan Saul, baik melalui mimpi, melalui Urim atau melalui nabi. 1 Samuel 28:6. Semuanya ini adalah alat-alat yang telah ditetapkan oleh Tuhan untuk berkomunikasi, dan Ia tidak akan melewatkan sarana-sarana itu begitu saja untuk malah menyampaikan satu pekabaran melalui alat setan.
Pesan itu sendiri merupakan bukti yang cukup tentang sumbernya. Tujuannya bukanlah untuk menuntun Saul kepada pertobatan, melainkan untuk mendorong dia menuju kepada kebinasaannya; dan hal ini bukanlah pekerjaan Allah tetapi pekerjaan setan. Lebih jauh dari itu, tindakan Saul dengan meminta nasihat dari seorang petenung disebutkan dalam Kitab Suci sebagai satu sebab mengapa ia telah ditolak oleh Tuhan dan dibiarkan binasa: “Demikianlah Saul mati karena perbuatannya yang tidak setia (mendurhaka) terhadap TUHAN, oleh karena ia tidak berpegang (tidak menurut) pada firman TUHAN, dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah, dan tidak meminta petunjuk TUHAN. Sebab itu TUHAN membunuh dia dan menyerahkan jabatan raja itu kepada Daud bin Isai.” 1 Tawarikh 10:13, 14. Di sini jelas dikatakan bahwa Saul bertanyakan kepada roh tenungan itu, dan bukan kepada Tuhan. Ia bukan mengadakan hubungan dengan Samuel, nabi Allah itu; melainkan melalui petenung itu ia telah berhubungan dengan setan. Setan tidak bisa menghadirkan Samuel yang sebenarnya, tetapi ia menampilkan Samuel yang palsu, untuk maksud penipuan….
Spiritisme modern dan bentuk sihir pada zaman dulu dan penyembahan berhala, semuanya itu mempunyai, satu prinsip inti yang sama yaitu berhubungan dengan orang mati—semuanya ini didasarkan atas dusta pertama yang dengannya setan telah memperdayakan Hawa di taman Eden: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya … kamu akan menjadi seperti Allah.” Kejadian 3:4, 5. Hal yang didasarkan atas kepalsuan dan terus menerus melakukan kepalsuan, semuanya itu berasal dari bapak segala dusta. (PP 683, 685.2).
1 TAWARIKH 10
Saul mati
1 Orang Filistin berperang melawan orang Israel. Orang-orang Israel melarikan diri dari hadapan orang Filistin dan banyak yang mati terbunuh di pegunungan Gilboa. 2 Orang Filistin terus mengejar Saul dan anak-anaknya dan menewaskan Yonatan, Abinadab dan Malkisua, anak-anak Saul. 3 Kemudian makin beratlah pertempuran itu bagi Saul; para pemanah menjumpainya dan melukainya. 4 Lalu berkatalah Saul kepada pembawa senjatanya: “Hunuslah pedangmu dan tikamlah aku, supaya jangan datang orang-orang yang tidak bersunat ini memperlakukan aku sebagai permainan.” Tetapi pembawa senjatanya tidak mau, karena ia sangat segan. Kemudian Saul mengambil pedang itu dan menjatuhkan dirinya ke atasnya. 5 Ketika pembawa senjatanya melihat, bahwa Saul telah mati, iapun menjatuhkan dirinya ke atas pedangnya, lalu mati. 6 Jadi Saul, ketiga anaknya dan segenap keluarganya sama-sama mati. 7 Ketika dilihat seluruh orang Israel yang di lembah, bahwa tentara telah melarikan diri, dan bahwa Saul serta anak-anaknya sudah mati, maka mereka meninggalkan kota-kota mereka lalu melarikan diri juga; kemudian datanglah orang Filistin dan menetap di sana. 8 Ketika keesokan harinya orang Filistin datang merampasi orang-orang yang mati terbunuh itu, didapati mereka Saul dan anak-anaknya tergelimpang di pegunungan Gilboa. 9 Mereka merampasinya dan mengambil kepala Saul dan senjata-senjatanya, lalu menyuruh orang berkeliling di negeri orang Filistin untuk menyampaikan kabar itu kepada berhala-berhala mereka dan kepada rakyat. 10 Kemudian mereka menaruh senjata-senjata Saul di kuil allah mereka, tetapi batu kepalanya dipakukan mereka di rumah Dagon. 11 Ketika seluruh Yabesh-Gilead mendengar tentang segala yang telah dilakukan orang Filistin terhadap Saul, 12 maka bersiaplah segenap orang gagah perkasa, lalu pergi mengambil mayat Saul dan mayat anak-anaknya. Mereka membawanya ke Yabesh dan menguburkan tulang-tulang mereka di bawah pohon besar, di Yabesh. Sesudah itu berpuasalah mereka tujuh hari lamanya. 13 Demikianlah Saul mati karena perbuatannya yang tidak setia terhadap TUHAN, oleh karena ia tidak berpegang pada firman TUHAN, dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah, 14 dan tidak meminta petunjuk TUHAN. Sebab itu TUHAN membunuh dia dan menyerahkan jabatan raja itu kepada Daud bin Isai.
Paralel: 1Sam 31:1-13 (TB)
(The Scripture account of Saul’s visit to the woman of Endor has been a source of perplexity to many students of the Bible. There are some who take the position that Samuel was actually present at the interview with Saul, but the Bible itself furnishes sufficient ground for a contrary conclusion. If, as claimed by some, Samuel was in heaven, he must have been summoned thence, either by the power of God or by that of Satan. None can believe for a moment that Satan had power to call the holy prophet of God from heaven to honor the incantations of an abandoned woman. Nor can we conclude that God summoned him to the witch’s cave; for the Lord had already refused to communicate with Saul, by dreams, by Urim, or by prophets. 1 Samuel 28:6. These were God’s own appointed mediums of communication, and He did not pass them by to deliver the message through the agent of Satan.
The message itself is sufficient evidence of its origin. Its object was not to lead Saul to repentance, but to urge him on to ruin; and this is not the work of God, but of Satan. Furthermore, the act of Saul in consulting a sorceress is cited in Scripture as one reason why he was rejected by God and abandoned to destruction: “Saul died for his transgression which he committed against the Lord, even against the word of the Lord, which he kept not, and also for asking counsel of one that had a familiar spirit, to inquire of it; and inquired not of the Lord: therefore He slew him, and turned the kingdom unto David the son of Jesse.” 1 Chronicles 10:13, 14. Here it is distinctly stated that Saul inquired of the familiar spirit, not of the Lord. He did not communicate with Samuel, the prophet of God; but through the sorceress he held intercourse with Satan. Satan could not present the real Samuel, but he did present a counterfeit, that served his purpose of deception….
Modern spiritualism and the forms of ancient witchcraft and idol worship—all having communion with the dead as their vital principle—are founded upon that first lie by which Satan beguiled Eve in Eden: “Ye shall not surely die: for God doth know that in the day ye eat thereof, … ye shall be as gods.” Genesis 3:4, 5. Alike based upon falsehood and perpetuating the same, they are alike from the father of lies. (PP 683, 685.2).