Renungan Pagi 28 Agustus 2024

Ayat Bacaan 1 TAWARIKH 20, 21

Pekerjaan menghitung jumlah orang Israel belum sepenuhnya selesai sebelum Daud merasa bersalah bahwa ia telah melakukan dosa besar terhadap Tuhan. Ia menyadari kesalahannya, dan merendahkan dirinya di hadapan Tuhan, mengakui dosa besarnya karena menghitung jumlah orang dengan bodoh. Namun, pertobatannya datang terlambat. Firman telah disampaikan Tuhan kepada nabi-Nya yang setia, untuk menyampaikan pesan kepada Daud, dan menawarkan kepadanya pilihan hukuman atas pelanggarannya. Daud tetap menunjukkan bahwa ia memiliki keyakinan kepada Tuhan. Ia memilih untuk jatuh ke tangan Tuhan yang penuh belas kasihan, daripada dibiarkan tunduk pada belas kasihan orang-orang jahat yang kejam.
Kehancuran yang cepat pun terjadi. Tujuh puluh ribu orang dihancurkan oleh penyakit sampar. Daud dan para tua-tua Israel berada dalam kehinaan yang paling dalam, berkabung di hadapan Tuhan. Ketika malaikat Tuhan sedang dalam perjalanan untuk menghancurkan Yerusalem, Tuhan menyuruhnya menghentikan pekerjaan mautnya. Tuhan yang penuh belas kasihan tetap mengasihi umat-Nya, meskipun mereka memberontak. Malaikat itu, berpakaian pakaian perang, dengan pedang terhunus di tangannya, terentang di atas Yerusalem, menampakkan diri kepada Daud, dan kepada mereka yang bersamanya. Daud sangat takut, namun ia berseru dalam kesusahannya, dan belas kasihannya bagi Israel. Ia memohon kepada Tuhan untuk menyelamatkan domba-dombanya. Dalam kesedihan ia mengaku, “Bukankah aku ini yang menyuruh menghitung rakyat dan aku sendirilah yang telah berdosa dan yang melakukan kejahatan, tetapi domba-domba ini, apakah yang dilakukan mereka? Ya TUHAN, Allahku, biarlah kiranya tangan-Mu menimpa aku dan kaum keluargaku, tetapi janganlah tulah menimpa umat-Mu.” (2 Samuel 24:17, 1 Tawarikh 21:17). Tuhan berbicara kepada Daud, melalui nabi-Nya, dan memerintahkannya untuk menebus dosanya. Hati Daud tertuju pada pekerjaan itu, dan pertobatannya diterima. Tempat pengirikan Arauna dipersembahkan kepadanya dengan cuma-cuma, tempat untuk membangun mezbah bagi Tuhan; juga ternak, dan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kurban. Namun Daud memberi tahu orang yang akan memberikan persembahan yang murah hati ini, bahwa Tuhan akan menerima kurban yang bersedia ia berikan, tetapi ia tidak akan datang kepada Tuhan dengan persembahan yang tidak memerlukan biaya apa pun. Ia akan membelinya darinya dengan harga penuh. Di sana ia mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Allah menerima persembahan itu dengan menjawab Daud dengan mengirimkan api dari surga untuk membakar korban itu. Malaikat Tuhan diperintahkan untuk memasukkan pedangnya ke dalam sarungnya, dan menghentikan pekerjaannya untuk membinasakan.
(1SP 385, 386, 3BC 1127.2, 3).

1 TAWARIKH 20

Perang melawan bani Amon berakhir

(1) Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Yoab membawa keluar bala tentaranya, lalu ia memusnahkan negeri bani Amon, kemudian ia maju dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. Yoab memukul kalah Raba dan meruntuhkannya. (2) Sesudah itu Daud mengambil mahkota dari kepala raja mereka, beratnya ternyata setalenta emas, bertatahkan sebuah batu permata yang mahal dan itu dikenakan pada kepala Daud. Juga diangkutnya banyak sekali jarahan dari kota itu.(3) Penduduk kota itu diangkutnya dan dipaksanya bekerja dengan gergaji, penggerek besi dan kapak. Demikianlah juga diperlakukan Daud segala kota bani Amon. Sesudah itu pulanglah Daud dengan seluruh tentara ke Yerusalem.

Peperangan melawan orang Filistin

(4) Sesudah itu timbullah pertempuran melawan orang Filistin di Gezer; pada waktu itu Sibkhai, orang Husa, memukul kalah Sipai, seorang dari keturunan raksasa, dan mereka ditundukkan.(5) Maka terjadilah lagi pertempuran melawan orang Filistin, lalu Elhanan bin Yair menewaskan Lahmi, saudara Goliat, orang Gat itu, yang gagang tombaknya seperti pesa tukang tenun. (6) Lalu terjadi lagi pertempuran di Gat; dan di sana ada seorang yang tinggi perawakannya, yang tangannya dan kakinya masing-masing berjari enam: dua puluh empat seluruhnya; juga orang ini termasuk keturunan raksasa. (7) Ia mengolok-olok orang Israel, maka Yonatan, anak Simea kakak Daud, menewaskannya. (8) Orang-orang ini termasuk keturunan raksasa di Gat; mereka tewas oleh tangan Daud dan oleh tangan orang-orangnya.

1 TAWARIKH 21

Pendaftaran dan hukuman

(1) Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel. (2)Lalu berkatalah Daud kepada Yoab dan kepada para pemuka rakyat: “Pergilah, hitunglah orang Israel dari Bersyeba sampai Dan, dan bawalah hasilnya kepadaku, supaya aku tahu jumlah mereka.”(3) Lalu berkatalah Yoab: “Kiranya TUHAN menambahi rakyat-Nya seratus kali lipat dari pada yang ada sekarang. Ya tuanku raja, bukankah mereka sekalian, hamba-hamba tuanku? Mengapa tuanku menuntut hal ini? Mengapa orang Israel harus menanggung kesalahan oleh karena hal itu?” (4) Namun titah raja itu terpaksa diikuti oleh Yoab, maka pergilah Yoab menjelajahi seluruh Israel, kemudian kembali ke Yerusalem.(5) Lalu Yoab memberitahukan kepada Daud hasil pendaftaran rakyat. Di antara seluruh orang Israel ada sejuta seratus ribu orang yang dapat memegang pedang, dan orang Yehuda ada empat ratus tujuh puluh ribu orang yang dapat memegang pedang. (6) Orang Lewi dan Benyamin tidak dimasukkannya dalam pendaftaran, sebab titah raja itu dianggap keji oleh Yoab. (7) Tetapi hal itu jahat di mata Allah, sebab itu dihajar-Nya orang Israel. (8) Lalu berkatalah Daud kepada Allah: “Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini; maka sekarang, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-Mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh.” (9) Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Gad, pelihat Daud: (10) “Pergilah, katakanlah kepada Daud: Beginilah firman TUHAN: tiga perkara Kuhadapkan kepadamu; pilihlah salah satu dari padanya, maka Aku akan melakukannya kepadamu.”(11) Kemudian datanglah Gad kepada Daud, lalu berkatalah ia kepadanya: “Beginilah firman TUHAN: Haruslah engkau memilih: (12) tiga tahun kelaparan atau tiga bulan lamanya melarikan diri dari hadapan lawanmu, sedang pedang musuhmu menyusul engkau, atau tiga hari pedang TUHAN, yakni penyakit sampar, ada di negeri ini, dan malaikat TUHAN mendatangkan kemusnahan di seluruh daerah orang Israel. Maka sekarang, timbanglah jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku.” (13) Lalu berkatalah Daud kepada Gad: “Sangat susah hatiku, biarlah kiranya aku jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab sangat besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia.”(14) Jadi TUHAN mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel, maka tewaslah dari orang Israel tujuh puluh ribu orang. (15)Pula Allah mengutus malaikat ke Yerusalem untuk memusnahkannya, dan ketika hendak dimusnahkannya, maka TUHAN melihatnya, lalu menyesallah Ia karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya itu, lalu berfirmanlah Ia kepada malaikat pemusnah itu: “Cukup! Turunkanlah sekarang tanganmu itu!” Pada waktu itu malaikat TUHAN itu sedang berdiri dekat tempat pengirikan Ornan, orang Yebus. (16) Ketika Daud mengangkat mukanya, maka dilihatnyalah malaikat TUHAN berdiri di antara bumi dan langit, dengan di tangannya pedang terhunus yang diacungkan ke atas Yerusalem. Lalu dengan berpakaian kain kabung sujudlah Daud dan para tua-tua. (17) Dan berkatalah Daud kepada Allah: “Bukankah aku ini yang menyuruh menghitung rakyat dan aku sendirilah yang telah berdosa dan yang melakukan kejahatan, tetapi domba-domba ini, apakah yang dilakukan mereka? Ya TUHAN, Allahku, biarlah kiranya tangan-Mu menimpa aku dan kaum keluargaku, tetapi janganlah tulah menimpa umat-Mu.”

Mezbah didirikan dekat Yerusalem – Tulah berhenti

(18) Kemudian malaikat TUHAN menyuruh Gad mengatakan kepada Daud, bahwa Daud harus pergi untuk mendirikan mezbah bagi TUHAN di tempat pengirikan Ornan, orang Yebus itu. (19) Lalu pergilah Daud, sesuai dengan perkataan Gad yang diucapkannya demi nama TUHAN. (20) Ornan sedang mengirik gandum; ketika ia memalingkan diri, dilihatnyalah malaikat itu; keempat anaknya yang bersama-sama dengan dia menyembunyikan diri. (21) Ketika Daud sampai kepada Ornan, maka Ornan mengangkat mukanya dan melihat Daud, lalu keluarlah ia dari tempat pengirikan, kemudian sujudlah ia kepada Daud dengan mukanya ke tanah. (22) Berkatalah Daud kepada Ornan: “Berikanlah kepadaku tempat pengirikan ini, supaya aku mendirikan di sini mezbah bagi TUHAN; baiklah berikan itu kepadaku dengan harga penuh, supaya tulah ini berhenti menimpa rakyat.” (23) Jawab Ornan kepada Daud: “Ambillah, dan baiklah tuanku raja melakukan apa yang dipandangnya baik. Lihatlah, aku berikan lembu ini untuk korban bakaran dan eretan-eretan pengirik ini untuk kayu bakar dan gandum untuk korban sajian, semuanya itu kuberikan.” (24) Tetapi berkatalah raja Daud kepada Ornan: “Bukan begitu, melainkan aku mau membelinya dengan harga penuh, sebab aku tidak mau mengambil milikmu untuk TUHAN dan tidak mau mempersembahkan korban bakaran dengan tidak membayar apa-apa.” (25) Maka Daud memberikan kepada Ornan sebagai bayaran tempat itu emas seberat enam ratus syikal. (26) Lalu Daud mendirikan di sana mezbah bagi TUHAN, mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan dan memanggil TUHAN. Maka TUHAN menjawab dia dengan menurunkan api dari langit ke atas mezbah korban bakaran itu. (27) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada malaikat itu supaya dikembalikannya pedangnya ke dalam sarungnya.(28) Pada waktu itu juga Daud mempersembahkan korban di sana, ketika ia melihat, bahwa TUHAN telah menjawab dia di tempat pengirikan Ornan, orang Yebus itu.(29) Kemah Suci, yang dibuat Musa di padang gurun, dan mezbah korban bakaran pada waktu itu ada di bukit pengorbanan di Gibeon,(30) tetapi Daud tidak berani pergi ke sana berhadapan dengan Allah untuk menanyakan petunjuk-Nya, sebab ia takut kepada pedang malaikat TUHAN itu.

(The work of numbering Israel is not fully completed before David feels convicted that he has committed a great sin against God. He sees his error, and humbles himself before God, confessing his great sin in foolishly numbering the people. But his repentance came too late. The word had already gone forth from the Lord to His faithful prophet, to carry a message to David, and offer him his choice of punishments for his transgression. David still shows that he has confidence in God. He chooses to fall into the hands of a merciful God, rather than to be left to the cruel mercies of wicked men.
Swift destruction followed. Seventy thousand were destroyed by pestilence. David and the elders of Israel were in the deepest humiliation, mourning before the Lord. As the angel of the Lord was on his way to destroy Jerusalem, God bade him stay his work of death. A pitiful God loves His people still, notwithstanding their rebellion. The angel, clad in warlike garments, with a drawn sword in his hand, stretched out over Jerusalem, is revealed to David, and to those who are with him. David is terribly afraid, yet he cries out in his distress, and his compassion for Israel. He begs of God to save the sheep. In anguish he confesses, “I have sinned, and I have done wickedly; but these sheep, what have they done? Let thine hand, I pray thee, be against me, and against my father’s house.” God speaks to David, by His prophet, and bids him make atonement for his sin. David’s heart was in the work, and his repentance was accepted. The threshing floor of Araunah is offered him freely, where to build an altar unto the Lord; also cattle, and everything needful for the sacrifice. But David tells him who would make this generous offering, that the Lord will accept the sacrifice which he is willing to make, but that he would not come before the Lord with an offering which cost him nothing. He would buy it of him for full price. He offered there burnt-offerings and peace-offerings. God accepted the offerings by answering David in sending fire from heaven to consume the sacrifice. The angel of the Lord was commanded to put his sword into his sheath, and cease his work of destruction.
(1SP 385, 386, 3BC 1127.2, 3).