Ayat Bacaan 1 TAWARIKH 29
Pelayanan Setengah Hati Tidak Menyenangkan Tuhan—[1 Tawarikh 29:5] Tanggapan datang bukan hanya dalam bentuk persembahan harta yang murah hati untuk menutupi biaya pembangunan, tetapi juga dalam pelayanan yang sukarela dalam berbagai bidang pekerjaan Tuhan. Hati dipenuhi dengan keinginan untuk mengembalikan kepada Tuhan apa yang adalah milik-Nya, dengan mempersembahkan segenap energi, pikiran dan tubuh untuk pelayanan-Nya. Mereka yang telah diberi beban bangsa itu, telah bertekad untuk bekerja dengan sepenuh hati dan tanpa pamrih, menggunakan bagi Tuhan keterampilan dan kemampuan yang telah Dia berikan kepada mereka.
Nasihat Daud kepada Salomo, dan seruannya kepada para pembawa beban bangsa, harus diingat oleh orang-orang yang berada dalam posisi kepercayaan dalam pekerjaan Tuhan saat ini.…semua orang harus memberikan pelayanan yang setia dengan menggunakan talenta mereka sepenuhnya untuk Tuhan. Tuhan tidak senang dengan pelayanan yang setengah hati. Kepada-Nya kita berutang segala sesuatu yang kita miliki dan segenap diri kita.…
Seringkali orang-orang yang mengaku sebagai para pengikut Kristus justru ditemukan dengan hati yang keras dan mata yang buta, karena mereka tidak menaati kebenaran. Motif dan tujuan yang mementingkan diri menguasai pikiran. Dalam kepercayaan diri mereka, mereka mengira bahwa jalan mereka adalah jalan hikmat. Padahal mereka tidak sedang mengikuti dengan tepat jalan yang telah ditandai Tuhan. Mereka menyatakan bahwa keadaan dapat mengubah persyaratan-Nya, dan ketika Setan menggoda mereka untuk mengikuti prinsip-prinsip duniawi, mereka menyerah, dan dengan membuat jalan yang berliku-liku bagi kaki mereka, mereka menyesatkan orang lain. Orang-orang yang tidak berpengalaman pun mengikuti ke mana mereka pergi, dengan menganggap bahwa penilaian orang-orang Kristen yang seperti itu pastilah bijaksana….
Dalam setiap upaya untuk memajukan kepentingan pekerjaan-Nya, kita harus melupakan diri sendiri, dan tetap memandang kemuliaan Allah. (RH 14 September 1905, par 2, 3, 7, 5, 3BC 1129.6, 7)
1 TAWARIKH 29
Sumbangan untuk pembangunan Bait Suci
1 Berkatalah raja Daud kepada segenap jemaah itu: “Salomo, anakku yang satu-satunya dipilih Allah adalah masih muda dan kurang berpengalaman, sedang pekerjaan ini besar, sebab bukanlah untuk manusia bait itu, melainkan untuk TUHAN Allah. 2 Dengan segenap kemampuan aku telah mengadakan persediaan untuk rumah Allahku, yakni emas untuk barang-barang emas, perak untuk barang-barang perak, tembaga untuk barang-barang tembaga, besi untuk barang-barang besi, dan kayu untuk barang-barang kayu, batu permata syoham dan permata tatahan, batu hitam dan batu permata yang berwarna-warna, dan segala macam batu mahal-mahal dan sangat banyak pualam. 3 Lagipula oleh karena cintaku kepada rumah Allahku, maka sebagai tambahan pada segala yang telah kusediakan bagi rumah kudus, aku dengan ini memberikan kepada rumah Allahku dari emas dan perak kepunyaanku sendiri 4 tiga ribu talenta emas dari emas Ofir dan tujuh ribu talenta perak murni untuk menyalut dinding ruangan, 5 yakni emas untuk barang-barang emas dan perak untuk barang-barang perak dan untuk segala yang dikerjakan oleh tukang-tukang. Maka siapakah pada hari ini yang rela memberikan persembahan kepada TUHAN?” 6 Lalu para kepala puak dan para kepala suku Israel dan para kepala pasukan seribu dan pasukan seratus dan para pemimpin pekerjaan untuk raja menyatakan kerelaannya. 7 Mereka menyerahkan untuk ibadah di rumah Allah lima ribu talenta emas dan sepuluh ribu dirham, sepuluh ribu talenta perak dan delapan belas ribu talenta tembaga serta seratus ribu talenta besi. 8 Siapa yang mempunyai batu permata menyerahkannya kepada Yehiel, orang Gerson itu, untuk perbendaharaan rumah TUHAN. 9 Bangsa itu bersukacita karena kerelaan mereka masing-masing, sebab dengan tulus hati mereka memberikan persembahan sukarela kepada TUHAN; juga raja Daud sangat bersukacita.
Nyanyian pujian Daud
10 Lalu Daud memuji TUHAN di depan mata segenap jemaah itu. Berkatalah Daud: “Terpujilah Engkau, ya TUHAN, Allahnya bapa kami Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. 11 Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala. 12 Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya. 13 Sekarang, ya Allah kami, kami bersyukur kepada-Mu dan memuji nama-Mu yang agung itu. 14 Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu. 15 Sebab kami adalah orang asing di hadapan-Mu dan orang pendatang sama seperti semua nenek moyang kami; sebagai bayang-bayang hari-hari kami di atas bumi dan tidak ada harapan. 16 Ya TUHAN, Allah kami, segala kelimpahan bahan-bahan yang kami sediakan ini untuk mendirikan bagi-Mu rumah bagi nama-Mu yang kudus adalah dari tangan-Mu sendiri dan punya-Mulah segala-galanya. 17 Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka akupun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir di sini telah kulihat memberikan persembahan sukarela kepada-Mu dengan sukacita. 18 Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, bapa-bapa kami, peliharalah untuk selama-lamanya kecenderungan hati umat-Mu yang demikian ini dan tetaplah tujukan hati mereka kepada-Mu. 19 Dan kepada Salomo, anakku, berikanlah hati yang tulus sehingga ia berpegang pada segala perintah-Mu dan peringatan-Mu dan ketetapan-Mu, melakukan segala-galanya dan mendirikan bait yang persiapannya telah kulakukan.”
Salomo menjadi raja; Daud meninggal
20 Kemudian berkatalah Daud kepada segenap jemaah itu: “Pujilah kiranya TUHAN, Allahmu!” Maka segenap jemaah itu memuji TUHAN, Allah nenek moyang mereka, kemudian mereka berlutut dan sujud kepada TUHAN dan kepada raja. 21 Keesokan harinya mereka mempersembahkan korban sembelihan dan korban bakaran kepada TUHAN, yakni seribu ekor lembu, seribu ekor domba jantan dan seribu ekor domba muda, dengan korban-korban curahannya dan sangat banyak korban sembelihan demi seluruh Israel. 22 Lalu mereka makan dan minum pada hari itu di hadapan TUHAN dengan sukacita yang besar, kemudian menyatakan untuk kedua kalinya Salomo, anak Daud, sebagai raja dan mengurapi dia bagi TUHAN sebagai raja dan Zadok sebagai imam. 23 Kemudian duduklah Salomo sebagai raja menggantikan Daud, ayahnya, di atas takhta yang ditetapkan TUHAN; ia mendapat kemujuran, sehingga setiap orang Israel mendengarkan perkataannya. 24 Lalu semua pemimpin dan pahlawan, juga semua anak raja Daud mengakui kekuasaan raja Salomo. 25 TUHAN membuat Salomo luar biasa besar di mata seluruh orang Israel dan mengaruniakan kepadanya keagungan kerajaan seperti tidak pernah ada pada semua raja sebelum dia yang memerintah atas Israel. 26 Demikianlah Daud bin Isai telah memerintah atas seluruh Israel. 27 Ia memerintah atas orang Israel selama empat puluh tahun; di Hebron ia memerintah tujuh tahun dan di Yerusalem ia memerintah tiga puluh tiga tahun. 28 Kemudian matilah ia pada waktu telah putih rambutnya, lanjut umurnya, penuh kekayaan dan kemuliaan, kemudian naik rajalah Salomo, anaknya, menggantikan dia. 29 Sesungguhnya, riwayat raja Daud dari awal sampai akhir tertulis dalam riwayat Samuel, pelihat itu, dan dalam riwayat nabi Natan, dan dalam riwayat Gad, pelihat itu, 30 beserta segala hidupnya sebagai raja dan kepahlawanannya dan keadaan zaman yang dialaminya dan dialami Israel dan segala kerajaan di negeri-negeri lain.
(Half-hearted Service Cannot Please God—[1 Chronicles 29:5] The response came not only in liberal offerings of treasures to meet the expense of the building, but also in willing service in the various lines of God’s work. Hearts were filled with a desire to return to the Lord His own, by consecrating to His service all the energies of mind and body. Those upon whom had been placed burdens of state, determined to labor heartily and unselfishly, using for God the skill and ability He had given them.
David’s exhortation to Solomon, and his appeal to the burden-bearers of the nation, should be kept in mind by those who are in positions of trust in the Lord’s cause today. …all are to render faithful service by using their talents wholly for God. The Lord is not pleased with half-hearted service. To him we owe all that we have and are. …
Often the professed followers of Christ are found with hearts hardened and eyes blinded, because they do not obey the truth. Selfish motives and purposes take possession of the mind. In their self-confidence they suppose that their way is the way of wisdom. They are not particular to follow exactly the path that God has marked out. They declare that circumstances alter cases, and when Satan tempts them to follow worldly principles, they yield, and, making crooked paths for their feet, they lead others astray. The inexperienced follow where they go, supposing that the judgment of Christians so experienced must be wise.
In every effort to advance the interests of his work, we must lose sight of self, and keep in view God’s glory. (RH Sept 14 1905, par 2, 3, 7, 5, 3BC 1129.6, 7)