Ayat Bacaan 2 TAWARIKH 8
Pada zaman Salomo, kerajaan Israel membentang dari Hamat di utara hingga Mesir di selatan, dan dari Laut Tengah hingga Sungai Efrat. Melalui wilayah ini terdapat banyak jalan raya alami perdagangan dunia, dan kafilah-kafilah dari negeri-negeri jauh terus berlalu-lalang. Dengan demikian, Salomo dan rakyatnya diberi kesempatan untuk menyatakan kepada orang-orang dari segala bangsa tabiat Raja segala raja, dan untuk mengajar mereka agar menghormati dan menaati-Nya. Pengetahuan ini harus diberikan kepada seluruh dunia. Melalui pengajaran tentang persembahan korban, Kristus harus ditinggikan di hadapan bangsa-bangsa, agar semua yang mau hidup dapat hidup.
Ditempatkan sebagai pemimpin suatu bangsa yang telah ditetapkan sebagai mercusuar bagi bangsa-bangsa di sekitarnya, Salomo seharusnya menggunakan hikmat dan kuasa pengaruh yang diberikan Allah kepadanya dalam mengorganisasi dan mengarahkan gerakan besar untuk menerangi orang-orang yang tidak mengenal Allah dan kebenaran-Nya. Dengan demikian, banyak orang akan dimenangkan untuk bersetia kepada perintah-perintah ilahi, Israel akan terlindungi dari kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang kafir, dan Tuhan yang mulia akan sangat dihormati. Namun, Salomo kehilangan pandangan akan tujuan yang tinggi ini. Ia gagal memanfaatkan kesempatan-kesempatannya yang luar biasa untuk memberi penerangan kepada mereka yang terus-menerus melewati wilayahnya atau singgah di kota-kota utamanya.
Semangat misionaris yang telah ditanamkan Allah dalam hati Salomo dan dalam hati semua orang Israel sejati telah digantikan oleh semangat komersialisme. Kesempatan-kesempatan yang diberikan melalui kontak dengan banyak bangsa malah digunakan untuk kepentingan pribadi. Salomo berusaha untuk memperkuat posisinya secara politik dengan membangun kota-kota berbenteng di pintu gerbang perdagangan…
Seperti Kristus, para utusan Yang Mahatinggi pada masa sekarang ini harus mengambil posisi mereka di jalan-jalan raya yang besar ini, yakni di tempat dimana mereka dapat bertemu dengan banyak orang yang lewat dari seluruh penjuru dunia. Seperti Dia, dengan menyembunyikan diri di dalam Allah, mereka harus menabur benih Injil, menyajikan di hadapan orang lain kebenaran yang berharga dari Alkitab yang akan berakar dalam di pikiran dan hati, dan bersemi menuju kehidupan kekal. (PK 70.6, 71.1, 2, 74.1).
2 TAWARIKH 8
Beberapa usaha raja Salomo
1 Setelah lewat dua puluh tahun selesailah Salomo mendirikan rumah TUHAN dan istananya sendiri. 2 Maka Salomo memperkuat kota-kota yang diberikan Huram kepadanya, dan menyuruh orang Israel menetap di sana. 3 Lalu Salomo pergi ke Hamat-Zoba dan menaklukkannya. 4 Kemudian ia memperkuat Tadmor di padang gurun dan semua kota perbekalan yang didirikannya di Hamat. 5 Ia memperkuat juga Bet-Horon Hulu dan Bet-Horon Hilir menjadi kota kubu yang bertembok, berpintu gerbang dan berpalang, 6 dan juga Baalat, dan segala kota perbekalan kepunyaan Salomo, segala kota tempat kereta, kota-kota tempat orang berkuda dan apa saja yang Salomo ingin mendirikannya di Yerusalem, atau di gunung Libanon, atau di segenap negeri kekuasaannya. 7 Semua orang yang masih tinggal dari orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, yang tidak termasuk orang Israel, 8 yakni keturunan bangsa-bangsa yang masih tinggal di negeri itu dan yang tidak dibinasakan oleh orang Israel, merekalah yang dikerahkan Salomo untuk menjadi orang rodi; demikianlah mereka sampai hari ini. 9 Tetapi orang Israel tidak ada yang dijadikan budak oleh Salomo untuk pekerjaannya, melainkan mereka menjadi prajurit, atau perwira pasukan berkuda, atau panglima atas pasukan kereta dan pasukan berkuda. 10 Dan inilah pemimpin-pemimpin umum raja Salomo: dua ratus lima puluh orang yang memerintah rakyat. 11 Dan Salomo memindahkan anak Firaun dari kota Daud ke rumah yang didirikannya baginya, karena katanya: “Tidak boleh seorang isteriku tinggal dalam istana Daud, raja Israel, karena tempat-tempat yang telah dimasuki tabut TUHAN adalah kudus.” 12 Lalu Salomo mempersembahkan korban-korban bakaran bagi TUHAN di atas mezbah TUHAN yang didirikannya di depan balai Bait Suci, 13 sesuai dengan apa yang menurut perintah Musa ditetapkan sebagai korban untuk setiap hari, yakni pada hari-hari Sabat, pada bulan-bulan baru, dan tiga kali setahun pada hari-hari raya: pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. 14 Dan menurut peraturan Daud, ayahnya, ia menetapkan rombongan para imam dalam tugas jabatan mereka, dan orang-orang Lewi dalam tugas menyanyikan puji-pujian dan menyelenggarakan ibadah di hadapan para imam, setiap hari menurut yang ditetapkan untuk hari itu, dan juga penunggu-penunggu pintu gerbang dalam rombongan mereka untuk setiap pintu gerbang. Karena demikianlah perintah Daud, abdi Allah. 15 Mereka tidak menyimpang dari perintah raja mengenai para imam dan orang-orang Lewi dalam perkara apapun, juga mengenai perbendaharaan. 16 Maka terlaksanalah segala pekerjaan Salomo, dari hari dasar rumah TUHAN diletakkan sampai kepada hari rumah itu selesai. Dengan demikian selesailah sudah rumah TUHAN. 17 Kemudian Salomo pergi ke Ezion-Geber dan ke Elot, yang letaknya di tepi laut, di tanah Edom. 18 Dengan perantaraan anak buahnya Huram mengirim kapal-kapal kepadanya dan anak buah yang tahu tentang laut. Bersama-sama anak buah Salomo mereka sampai ke Ofir dan dari sana mereka mengambil empat ratus lima puluh talenta emas, yang mereka bawa kepada raja Salomo.
Paralel: 1Raj 9:10-28 (TB)
(In the days of Solomon the kingdom of Israel extended from Hamath on the north to Egypt on the south, and from the Mediterranean Sea to the river Euphrates. Through this territory ran many natural highways of the world’s commerce, and caravans from distant lands were constantly passing to and fro. Thus there was given to Solomon and his people opportunity to reveal to men of all nations the character of the King of kings, and to teach them to reverence and obey Him. To all the world this knowledge was to be given. Through the teaching of the sacrificial offerings, Christ was to be uplifted before the nations, that all who would might live.
Placed at the head of a nation that had been set as a beacon light to the surrounding nations, Solomon should have used his God-given wisdom and power of influence in organizing and directing a great movement for the enlightenment of those who were ignorant of God and His truth. Thus multitudes would have been won to allegiance to the divine precepts, Israel would have been shielded from the evils practiced by the heathen, and the Lord of glory would have been greatly honored. But Solomon lost sight of this high purpose. He failed of improving his splendid opportunities for enlightening those who were continually passing through his territory or tarrying at the principal cities.
The missionary spirit that God had implanted in the heart of Solomon and in the hearts of all true Israelites was supplanted by a spirit of commercialism. The opportunities afforded by contact with many nations were used for personal aggrandizement. Solomon sought to strengthen his position politically by building fortified cities at the gateways of commerce…
Like Christ, the messengers of the Most High today should take their position in these great thoroughfares, where they can meet the passing multitudes from all parts of the world. Like Him, hiding self in God, they are to sow the gospel seed, presenting before others the precious truths of Holy Scripture that will take deep root in mind and heart, and spring up unto life eternal.) (PK 70.6, 71.1, 2, 74.1).