Ayat Bacaan 2 TAWARIKH 10, 11
Meskipun Salomo ingin sekali mempersiapkan pikiran Rehabeam, penggantinya yang dipilihnya, untuk menghadapi krisis yang telah dinubuatkan oleh nabi Allah dengan hikmat, ia tidak pernah mampu memberikan pengaruh yang kuat untuk membentuk kebaikan pada pikiran putranya, yang pelatihan awalnya telah diabaikan begitu parah. Rehabeam telah menerima dari ibunya, seorang wanita Amon, cap tabiat yang plin-plan. Kadang-kadang ia berusaha melayani Allah dan dikaruniai kemakmuran; tetapi ia tidak teguh, dan akhirnya ia menyerah pada pengaruh kejahatan yang telah mengelilinginya sejak bayi. Dalam kesalahan-kesalahan hidup Rehabeam dan dalam kemurtadannya yang terakhir terungkaplah akibat yang mengerikan dari persatuan Salomo dengan wanita-wanita penyembah berhala…
Suku-suku itu telah lama menderita kesalahan-kesalahan yang menyedihkan di bawah tindakan-tindakan penindasan dari mantan penguasa mereka. Pemborosan pemerintahan Salomo selama kemurtadannya telah menyebabkan ia mengenakan pajak yang sangat tinggi kepada rakyat dan menuntut banyak dari mereka pekerjaan kasar. Sebelum melanjutkan penobatan penguasa baru, para pemimpin dari antara suku-suku memutuskan untuk memastikan apakah tujuan putra Salomo adalah meringankan beban-beban ini atau tidak…
Tersanjung oleh prospek untuk menjalankan otoritas tertinggi, Rehabeam memutuskan untuk mengabaikan nasihat para tua-tua di kerajaannya, dan menjadikan para orang muda sebagai penasihatnya…
Seandainya Rehabeam dan para penasihatnya yang tidak berpengalaman memahami kehendak ilahi mengenai Israel, maka mereka tentu akan mendengarkan permintaan rakyat untuk reformasi yang tegas dalam hal administrasi pemerintahan. Namun pada saat kesempatan yang datang kepada mereka selama pertemuan di Sikhem, mereka gagal untuk berargumen dari sebab ke akibat, dan dengan demikian selamanya melemahkan pengaruh mereka atas sejumlah besar rakyat. Tekad mereka yang diungkapkan untuk mengabadikan dan menambah penindasan yang diperkenalkan selama pemerintahan Salomo bertentangan langsung dengan rencana Allah bagi Israel, dan memberi orang banyak kesempatan untuk meragukan ketulusan motif mereka. Dalam usaha yang tidak bijaksana dan tidak berperasaan ini untuk menjalankan kekuasaan, raja dan para penasihat pilihannya menyingkapkan kesombongan kedudukan dan wewenang…
Terkoyaknya kerajaan hanyalah awal dari sejarah yang luar biasa, di mana terungkaplah kesabaran dan belas kasihan Allah yang lembut. Dari ujian penderitaan yang harus mereka lalui karena kecenderungan turun-temurun dan yang dipupuk untuk berbuat jahat, mereka yang ingin disucikan Allah bagi-Nya sebagai umat yang khusus, yang bersemangat dalam perbuatan baik, akhirnya harus diakui: (PK 88.2, 3, 89.4, 90.1, 97.1).
2 TAWARIKH 10
Pecahnya kerajaan itu
1 Kemudian Rehabeam pergi ke Sikhem, sebab seluruh Israel telah datang ke Sikhem untuk menobatkan dia menjadi raja. 2 Segera sesudah hal itu kedengaran kepada Yerobeam bin Nebat–ia ada di Mesir, sebab ia melarikan diri ke sana dari hadapan raja Salomo–maka kembalilah ia dari Mesir. 3 Orang menyuruh memanggil dia, lalu datanglah Yerobeam dengan seluruh orang Israel dan berkata kepada Rehabeam: 4 “Ayahmu telah memberatkan tanggungan kami, maka sekarang ringankanlah pekerjaan yang sukar yang dibebankan ayahmu dan tanggungan yang berat yang dipikulkannya kepada kami, supaya kami menjadi hambamu.” 5 Tetapi ia menjawab mereka: “Datanglah kembali kepadaku lusa.” Lalu pergilah rakyat itu. 6 Sesudah itu Rehabeam meminta nasihat dari para tua-tua yang selama hidup Salomo mendampingi Salomo, ayahnya, katanya: “Apakah nasihatmu untuk menjawab rakyat itu?” 7 Mereka berkata kepadanya: “Jika engkau mau berlaku ramah terhadap rakyat itu, mau menyenangkan mereka dan mengatakan kata-kata yang baik kepada mereka, maka mereka menjadi hamba-hambamu sepanjang waktu.” 8 Tetapi ia mengabaikan nasihat yang diberikan para tua-tua itu, lalu ia meminta nasihat kepada orang-orang muda yang sebaya dengan dia dan yang mendampinginya, 9 katanya kepada mereka: “Apakah nasihatmu, supaya kita dapat menjawab rakyat yang mengatakan kepadaku: Ringankanlah tanggungan yang dipikulkan kepada kami oleh ayahmu?” 10 Lalu orang-orang muda yang sebaya dengan dia itu berkata: “Beginilah harus kaukatakan kepada rakyat yang telah berkata kepadamu: Ayahmu telah memberatkan tanggungan kami, tetapi engkau ini, berilah keringanan kepada kami–beginilah harus kaukatakan kepada mereka: Kelingkingku lebih besar dari pada pinggang ayahku! 11 Maka sekarang, ayahku telah membebankan kepada kamu tanggungan yang berat, tetapi aku akan menambah tanggungan kamu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi.” 12 Lusanya datanglah Yerobeam dengan segenap rakyat kepada Rehabeam, seperti yang dikatakan raja: “Kembalilah kepadaku lusa.” 13 Raja Rehabeam menjawab mereka dengan keras; ia telah mengabaikan nasihat para tua-tua; 14 ia mengatakan kepada mereka menurut nasihat orang-orang muda: “Ayahku telah memberatkan tanggungan kamu, tetapi aku akan menambahnya; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi.” 15 Jadi raja tidak mendengarkan permintaan rakyat, sebab hal itu merupakan perubahan yang disebabkan Allah, supaya TUHAN menepati firman yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Ahia, orang Silo, kepada Yerobeam bin Nebat. 16 Setelah seluruh Israel melihat, bahwa raja tidak mendengarkan permintaan mereka, maka rakyat menjawab raja: “Bagian apakah kita dapat dari pada Daud? Kita tidak memperoleh warisan dari anak Isai itu! Masing-masing ke kemahmu, hai orang Israel! Uruslah sekarang rumahmu sendiri, hai Daud!” Maka pergilah seluruh orang Israel ke kemahnya, 17 sehingga Rehabeam menjadi raja hanya atas orang Israel yang diam di kota-kota Yehuda. 18 Kemudian raja Rehabeam mengutus Hadoram yang menjadi kepala rodi, tetapi orang-orang Israel melontari dia dengan batu, sehingga mati, bahkan raja Rehabeam hampir-hampir tidak dapat menaiki keretanya untuk melarikan diri ke Yerusalem. 19 Demikianlah mulanya orang Israel memberontak terhadap keluarga Daud sampai hari ini.
2 TAWARIKH 11
1 Ketika Rehabeam datang ke Yerusalem, ia mengumpulkan kaum Yehuda dan Benyamin, seratus delapan puluh ribu teruna yang sanggup berperang untuk memerangi orang Israel dengan maksud mengembalikan kerajaan itu kepadanya. 2 Tetapi datanglah firman TUHAN kepada Semaya, abdi Allah, demikian: 3 “Katakanlah kepada Rehabeam, anak Salomo, raja Yehuda, dan kepada segenap orang Israel di Yehuda dan di Benyamin, demikian: 4 Beginilah firman TUHAN: Janganlah kamu maju dan janganlah kamu berperang melawan saudara-saudaramu. Pulanglah masing-masing ke rumahnya, sebab Akulah yang menyebabkan hal ini terjadi.” Maka mereka mendengarkan firman TUHAN dan pulang dengan tidak pergi menyerang Yerobeam.
Paralel: 1Raj 12:1-24 (TB)
Raja Rehabeam — Pengokohan kerajaan; keluarga raja
5 Rehabeam diam di Yerusalem dan memperkuat kota-kota kubu di Yehuda. 6 Ia memperkuat Betlehem, Etam, Tekoa, 7 Bet-Zur, Sokho, Adulam, 8 Gat, Mares, Zif, 9 Adoraim, Lakhis, Azeka, 10 Zora, Ayalon dan Hebron, yang terletak di Yehuda dan di Benyamin, sebagai kota-kota berkubu. 11 Ia memperkokoh kota-kota kubu itu dan menempatkan di situ kepala-kepala pasukan dengan persediaan makanan, minyak dan anggur; 12 perisai dan tombakpun disediakan di tiap-tiap kota. Ia membuat kota-kota itu amat kokoh. Demikianlah Yehuda dan Benyamin menjadi daerah kekuasaannya. 13 Para imam dan orang Lewi di seluruh Israel datang menggabungkan diri dengan dia dari daerah-daerah kediaman mereka. 14 Sebab orang Lewi meninggalkan tanah penggembalaan dan milik mereka, lalu pergi ke Yehuda dan Yerusalem, oleh karena Yerobeam dan anak-anaknya melarang mereka memegang jabatan imam TUHAN, 15 dan mengangkat bagi dirinya imam-imam untuk bukit-bukit pengorbanan untuk jin-jin dan untuk anak-anak lembu jantan yang dibuatnya. 16 Dari segenap suku Israel orang datang ke Yerusalem mengikuti orang-orang Lewi itu, yakni orang yang telah membulatkan hatinya untuk mencari TUHAN Allah Israel; dan mereka datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah nenek moyang mereka. 17 Demikianlah mereka memperkokoh kerajaan Yehuda dan memperkuat pemerintahan Rehabeam bin Salomo selama tiga tahun, karena selama tiga tahun mereka hidup mengikuti jejak Daud dan Salomo. 18 Rehabeam mengambil Mahalat, anak Yerimot bin Daud dan Abihail binti Elhiab bin Isai, menjadi isterinya, 19 yang melahirkan baginya anak-anak lelaki ini: Yeush, Semarya dan Zaham. 20 Sesudah Mahalat ia mengambil Maakha, anak Absalom, menjadi isterinya, yang melahirkan baginya Abia, Atai, Ziza dan Selomit. 21 Rehabeam mencintai Maakha, anak Absalom itu, lebih dari pada semua isteri dan gundiknya–ia mengambil delapan belas isteri dan enam puluh gundik dan memperanakkan dua puluh delapan anak laki-laki dan enam puluh anak perempuan. 22 Rehabeam mengangkat Abia, anak Maakha, sebagai pemuka, yakni sebagai pemimpin di antara saudara-saudaranya, karena ia bermaksud menjadikan dia raja. 23 Oleh sebab itu ia mengambil kebijaksanaan untuk menyebarkan semua anaknya yang lain ke seluruh daerah Yehuda dan Benyamin, ke segala kota kubu. Ia memberikan mereka makanan dengan limpahnya dan menyediakan bagi mereka banyak isteri.
(Although Solomon had longed to prepare the mind of Rehoboam, his chosen successor, to meet with wisdom the crisis foretold by the prophet of God, he had never been able to exert a strong molding influence for good over the mind of his son, whose early training had been so grossly neglected. Rehoboam had received from his mother, an Ammonitess, the stamp of a vacillating character. At times he endeavored to serve God and was granted a measure of prosperity; but he was not steadfast, and at last he yielded to the influences for evil that had surrounded him from infancy. In the mistakes of Rehoboam’s life and in his final apostasy is revealed the fearful result of Solomon’s union with idolatrous women…
The tribes had long suffered grievous wrongs under the oppressive measures of their former ruler. The extravagance of Solomon’s reign during his apostasy had led him to tax the people heavily and to require of them much menial service. Before going forward with the coronation of a new ruler, the leading men from among the tribes determined to ascertain whether or not it was the purpose of Solomon’s son to lessen these burdens…
Flattered by the prospect of exercising supreme authority, Rehoboam determined to disregard the counsel of the older men of his realm, and to make the younger men his advisers…
Had Rehoboam and his inexperienced counselors understood the divine will concerning Israel, they would have listened to the request of the people for decided reforms in the administration of the government. But in the hour of opportunity that came to them during the meeting in Shechem, they failed to reason from cause to effect, and thus forever weakened their influence over a large number of the people. Their expressed determination to perpetuate and add to the oppression introduced during Solomon’s reign was in direct conflict with God’s plan for Israel, and gave the people ample occasion to doubt the sincerity of their motives. In this unwise and unfeeling attempt to exercise power, the king and his chosen counselors revealed the pride of position and authority.
The rending of the kingdom was but the beginning of a wonderful history, wherein are revealed the long-sufferance and tender mercy of God. From the crucible of affliction through which they were to pass because of hereditary and cultivated tendencies to evil, those whom God was seeking to purify unto Himself a peculiar people, zealous of good works, were finally to acknowledge: (PK 88.2, 3, 89.4, 90.1, 97.1).