Ayat Bacaan 2 TAWARIKH 24
Berapa banyak orang yang berambisi seumur hidup untuk dianggap besar di antara manusia, sehingga seperti Yoyada mereka dapat ditahbiskan di kota di antara raja-raja, dan nama mereka diwariskan sebagai orang-orang besar. Orang-orang besar milik Allah memiliki nama mereka yang terdaftar dalam kitab kehidupan Anak Domba; dan jika mereka tetap setia sampai akhir, mereka akan memiliki kehidupan kekal yang adalah lebih murni dan lebih mulia daripada apa yang dapat dibayangkan oleh bumi. Mereka akan memiliki mahkota kemuliaan kekal yang tidak akan pernah pudar. Lalu mengapa mencari kehormatan duniawi? Sebaliknya, hiduplah sedemikian rupa sehingga dapat dituliskan di batu nisanmu, “Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang baik di Israel, baik terhadap Allah maupun terhadap rumah-Nya (umat-Nya).” [2 Tawarikh 24:16.]
… Apa bedanya, baik dalam kehidupan ini maupun di kehidupan yang akan datang, apakah manusia menyebutmu hebat atau tidak? Terlalu sering pujian manusia hanyalah sanjungan yang menyenangkan telinga semata dan [itu] tidak memiliki setiap nilai yang nyata. Engkau bahkan mungkin membayar sejumlah besar uang untuk memperoleh pujian…, tetapi itu tidak akan meninggikanmu sedikit pun di hadapan Tuhan. Haruskah sarana yang telah dipercayakan Tuhan kepadamu untuk memajukan tujuan-Nya, untuk membawa kemuliaan bagi nama-Nya, malah digunakan untuk memuliakan manusia yang miskin, bersalah, dan berdosa? Kecuali orang yang melakukan ini telah diubahkan melalui kasih karunia Kristus, maka namanya tidak akan ditemukan dalam catatan surga.
Kita mungkin mengalami kebingungan dan kekecewaan, tetapi jangan meninggalkan iman kita. … firman Tuhan itu pasti, itu tidak akan gagal. Kita harus memeriksa apakah memang kita telah melakukan tugas kita, dan bahwa kita telah hidup sesuai dengan iman kita yang berharga; sehingga meskipun mungkin mengalami kekecewaan, namun tidak putus asa. Tanda-tanda zaman menunjukkan bahwa akhir dari segala sesuatu sudah dekat; kita harus berjaga-jaga dan menjaga diri kita senantiasa dalam kesiapan untuk kedatangan Tuhan, kapan saja. Kita harus menanti dengan penuh pengharapan dan kepercayaan, dan tidak mengabaikan pertemuan-pertemuan ibadah kita bersama, untuk mendapatkan pengajaran, dorongan, dan penghiburan, agar terang kita dapat bersinar di tengah kegelapan dunia. (6LtMs, Lt 8a, 1890, par. 8, 5, CET 49.1).
2 TAWARIKH 24
Raja Yoas
1 Yoas berumur tujuh tahun pada waktu ia menjadi raja, dan empat puluh tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Zibya, dari Bersyeba. 2 Yoas melakukan apa yang benar di mata TUHAN selama hidup imam Yoyada. 3 Yoyada mengambil dua orang isteri bagi dia; dari mereka ia mendapat anak laki-laki dan anak perempuan. 4 Kemudian Yoas bermaksud untuk membaharui rumah TUHAN. 5 Ia mengumpulkan para imam dan orang Lewi dan berkata kepada mereka: “Pergilah kamu ke kota-kota Yehuda dan kumpulkanlah uang dari seluruh orang Israel untuk memperbaiki rumah Allahmu setiap tahun. Lakukanlah hal itu dengan segera!” Tetapi orang Lewi itu tidak melakukannya dengan segera. 6 Lalu raja memanggil imam kepala Yoyada dan bertanya kepadanya: “Mengapa engkau tidak menuntut kepada orang-orang Lewi untuk membawa dari Yehuda dan dari Yerusalem pajak yang dikenakan Musa, hamba Allah itu, kepada jemaah Israel untuk Kemah tempat hukum Allah? 7 Sebab anak-anak Atalya, perempuan fasik itu, telah membongkar rumah Allah, bahkan memakai barang-barang kudus rumah TUHAN untuk para Baal.” 8 Sesudah itu raja memerintahkan supaya dibuat sebuah peti dan ditempatkan di depan pintu gerbang rumah TUHAN, 9 lalu menyuruh mengumumkan di Yehuda dan di Yerusalem, bahwa orang harus membawa bagi TUHAN pajak yang dikenakan Musa, hamba Allah itu, kepada orang Israel di padang gurun. 10 Maka bersukacitalah semua pemimpin dan seluruh rakyat; mereka datang membawa pajaknya dan memasukkannya ke dalam peti itu sampai penuh. 11 Setiap kali peti itu dibawa masuk untuk diperiksa oleh orang-orang Lewi atas nama raja, dan apabila mereka melihat bahwa sudah banyak uang di dalamnya, maka datanglah panitera raja dan kuasa usaha imam kepala mengeluarkan isi peti itu; kemudian mereka mengangkat peti itu, lalu menaruhnya pula di tempatnya. Demikianlah mereka lakukan setiap kali, dan banyaklah uang yang dikumpulkan. 12 Raja dan Yoyada menyerahkan uang itu kepada mereka yang memanduri pekerjaan pada rumah TUHAN. Mereka ini mengupah tukang-tukang pahat dan tukang-tukang kayu untuk membaharui rumah TUHAN; juga tukang-tukang besi dan tembaga untuk memperbaiki rumah TUHAN. 13 Setelah itu mulailah tukang-tukang itu bekerja; pekerjaan perbaikan maju di bawah tangan mereka. Mereka membangun kembali rumah Allah menurut keadaannya semula dan mengokohkannya. 14 Setelah mereka selesai, mereka membawa uang yang kelebihan kepada raja dan Yoyada. Uang itu dipakai untuk membuat perkakas-perkakas rumah TUHAN, yakni: perkakas-perkakas untuk penyelenggaraan kebaktian, perkakas-perkakas untuk korban bakaran, juga cawan-cawan dan perkakas-perkakas emas dan perak. Sepanjang umur Yoyada korban bakaran tetap dipersembahkan dalam rumah TUHAN. 15 Yoyada menjadi tua, dan lanjut umur, lalu matilah ia. Seratus tiga puluh tahun umurnya ketika ia mati. 16 Ia dikuburkan di kota Daud di samping raja-raja, karena perbuatan-perbuatan yang baik di Israel terhadap Allah dan rumah-Nya. 17 Sesudah Yoyada mati, pemimpin-pemimpin Yehuda datang menyembah kepada raja. Sejak itu raja mendengarkan mereka. 18 Mereka meninggalkan rumah TUHAN, Allah nenek moyang mereka, lalu beribadah kepada tiang-tiang berhala dan patung-patung berhala. Oleh karena kesalahan itu Yehuda dan Yerusalem tertimpa murka. 19 Namun TUHAN mengutus nabi-nabi kepada mereka, supaya mereka berbalik kepada-Nya. Nabi-nabi itu sungguh-sungguh memperingatkan mereka, tetapi mereka tidak mau mendengarkannya. 20 Lalu Roh Allah menguasai Zakharia, anak imam Yoyada. Ia tampil di depan rakyat, dan berkata kepada mereka: “Beginilah firman Allah: Mengapa kamu melanggar perintah-perintah TUHAN, sehingga kamu tidak beruntung? Oleh karena kamu meninggalkan TUHAN, Iapun meninggalkan kamu!” 21 Tetapi mereka mengadakan persepakatan terhadap dia, dan atas perintah raja mereka melontari dia dengan batu di pelataran rumah TUHAN. 22 Raja Yoas tidak mengingat kesetiaan yang ditunjukkan Yoyada, ayah Zakharia itu, terhadap dirinya. Ia membunuh anak Yoyada itu, yang pada saat kematiannya berseru: “Semoga TUHAN melihatnya dan menuntut balas!” 23 Pada pergantian tahun tentara Aram maju menyerang Yoas dan masuk ke Yehuda dan Yerusalem. Dari bangsa itu semua pemimpin habis dibunuh mereka dan segala jarahan dikirim mereka kepada raja negeri Damsyik. 24 Walaupun tentara Aram itu datang dengan sedikit orang, namun TUHAN menyerahkan tentara yang sangat besar kepada mereka, karena orang Yehuda telah meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka. Demikianlah orang Aram melakukan penghukuman kepada Yoas. 25 Ketika mereka pergi dari padanya, –mereka meninggalkannya dengan luka-luka berat–pegawai-pegawainya mengadakan persepakatan terhadap dia karena darah anak imam Yoyada itu, lalu membunuhnya di atas tempat tidurnya. Ia mati dan dikuburkan di kota Daud, tetapi tidak di pekuburan raja-raja. 26 Mereka yang mengadakan persepakatan terhadap dia ialah: Zabad, anak Simeat perempuan Amon, dan Yozabad, anak Simrit perempuan Moab. 27 Tentang anak-anaknya dan ucapan-ucapan ilahi yang banyak terhadap dia, serta tentang perbaikan rumah Allah, semua itu tertulis dalam tafsiran kitab raja-raja. Maka Amazia, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.
Paralel: 2Raj 12:1-21 (TB)
(How many there are whose life-long ambition it is to be esteemed great among men, that like Jehoiada they may be inscribed in the city among kings, and have their names handed down as great men. God’s great ones have their names registered in the Lamb’s book of life; and if they remain faithful to the end they will have a purer, nobler immortality than earth can conceive of. They will have a crown of immortal glory that will never fade away. Then why seek for the honors of earth? Rather, live in such a way that it may be written on your gravestone, “He hath done good in Israel, both toward God and toward His people.” [2 Chronicles 24:16.]
… What difference will it make, either in this life of in the life to come, whether or not men call you great? Too often the praise of man is only flattery that pleases the ear and [it] is destitute of every real value. You may pay large sums of money in order to obtain the exaltation …, but it will not exalt you one iota in the sight of God. Should the means that God has entrusted to you to advance His cause, to bring glory to His name, be expended to glorify poor, erring, sinful mortals? Unless one who does this is transformed through the grace of Christ, his name will not be found upon the records of heaven….
We were perplexed and disappointed, yet did not renounce our faith. … the word of the Lord was sure, it could not fail. We felt that we had done our duty, we had lived up to our precious faith; we were disappointed, but not discouraged. The signs of the times denoted that the end of all things was at hand; we must watch and hold ourselves in readiness for the coming of the Master at any time. We must wait with hope and trust, not neglecting the assembling of ourselves together for instruction, encouragement, and comfort, that our light might shine forth into the darkness of the world. (6LtMs, Lt 8a, 1890, par. 8, 5, CET 49.1).