Renungan Pagi 11 September 2024

Ayat Bacaan 2 TAWARIKH 36

Orang-orang Yahudi Mencontohkan Berakhirnya Kesabaran Allah—Zedekia Menolak Perlindungan Allah—Zedekia dengan setia diinstruksikan melalui nabi Yeremia, bagaimana ia dapat dilindungi dari malapetaka yang pasti akan menimpanya jika ia tidak mengubah jalan hidupnya dan melayani Tuhan. Malapetaka itu datang, karena ia tidak mau, melalui ketaatan, menempatkan dirinya di bawah perlindungan Allah. Dengan mata tertutup, ia digiring dalam rantai tawanan ke Babel.
Sungguh peringatan yang menyedihkan dan mengerikan ini adalah bagi barangsiapa yang mengeraskan hati mereka di bawah teguran, dan yang tidak mau merendahkan diri dalam pertobatan, agar Allah dapat menyelamatkan mereka!
Anak-anak Israel ditawan ke Babel karena mereka memisahkan diri dari Allah, dan tidak lagi menaati prinsip-prinsip yang telah diberikan untuk menjaga mereka terbebas dari metode dan praktik bangsa-bangsa yang tidak menghormati Allah. Tuhan tidak dapat memberi mereka kemakmuran, Ia tidak dapat memenuhi perjanjian-Nya dengan mereka, sementara mereka tidak setia pada prinsip-prinsip yang telah Ia berikan kepada mereka dengan penuh semangat untuk ditaati. Melalui roh dan perbuatan mereka, mereka salah menggambarkan tabiat-Nya, dan Dia mengizinkan mereka untuk ditawan. Karena keterpisahan mereka dari-Nya, Dia merendahkan mereka. Dia membiarkan mereka pada jalan mereka sendiri, dan orang yang tidak bersalah turut menderita bersama orang yang bersalah.
Umat pilihan Tuhan terbukti tidak dapat dipercaya. Mereka menunjukkan diri mereka sebagai orang yang egois, licik, dan tidak terhormat. Namun, di antara anak-anak Israel terdapatlah para patriot (pahlawan iman) Kristen, yang tetap teguh pada prinsip, dan Tuhan memandang orang-orang yang setia ini dengan senang hati. Mereka adalah orang-orang yang tidak akan dirusak oleh keegoisan, yang tidak akan merusak pekerjaan Tuhan dengan mengikuti metode dan praktik yang salah, orang-orang yang akan menghormati Tuhan meski harus kehilangan segala sesuatu. Mereka harus menderita bersama orang yang bersalah, tetapi dalam pemeliharaan Tuhan, penawanan mereka di Babel adalah sarana untuk membawa mereka ke garis depan, dan teladan integritas mereka yang tidak ternoda bersinar dengan kilau surga.
Bangsa Yahudi ada di hadapan kita sebagai contoh berakhirnya kesabaran Tuhan yang panjang. Dalam kehancuran Yerusalem, kehancuran dunia dilambangkan. Bibir-Nya yang selalu mengucapkan berkat kepada orang yang bertobat, dan mengucapkan dorongan kepada orang miskin dan yang menderita, dan membawa kegembiraan kepada orang yang rendah hati, mengucapkan kutukan kepada mereka yang kepadanya Ia telah memberikan terang, yang tidak menghargai atau menerima terang. Mereka yang berpikir untuk menghindari Firman Allah yang jelas dan tegas, dan menghargai tradisi buatan manusia, Ia nyatakan akan dinyatakan bersalah atas semua darah para nabi yang telah dibunuh sejak dunia dijadikan
. (Letter 281, 1905, RH 2 Mei 1899, Ms. 69, 1869, 2BC 1040, 3BC 1133).

2 TAWARIKH 36

Raja Yoahas

1 Rakyat negeri menjemput Yoahas anak Yosia, dan mengangkat dia menjadi raja di Yerusalem menggantikan ayahnya. 2 Yoahas berumur dua puluh tiga tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga bulan lamanya ia memerintah di Yerusalem. 3 Raja Mesir memecatnya dari pemerintahannya di Yerusalem dan mendenda negeri itu seratus talenta perak dan satu talenta emas. 4 Kemudian raja Mesir itu mengangkat Elyakim, saudara Yoahas, menjadi raja atas Yehuda dan Yerusalem, dan menukar namanya dengan Yoyakim. Tetapi Yoahas, saudaranya itu, ditawan oleh Nekho, dan dibawa ke Mesir.
Paralel: 2Raj 23:31-35 (TB)

Raja Yoyakim

5 Yoyakim berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan sebelas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allahnya. 6 Nebukadnezar, raja Babel, maju melawan dia, membelenggunya dengan rantai tembaga untuk membawanya ke Babel. 7 Juga beberapa perkakas rumah TUHAN dibawa Nebukadnezar ke Babel dan ditempatkan di istananya di Babel. 8 Selebihnya dari riwayat Yoyakim, segala kekejian yang dilakukannya dan kesalahan yang ada padanya, sesungguhnya semuanya itu tertulis dalam kitab raja-raja Israel dan Yehuda. Maka Yoyakhin, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.
Paralel: 2Raj 23:36-24:7 (TB)

Raja Yoyakhin

9 Yoyakhin berumur delapan belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga bulan sepuluh hari lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. 10 Pada pergantian tahun raja Nebukadnezar menyuruh membawa dia ke Babel beserta perkakas-perkakas yang indah-indah dari rumah TUHAN dan Zedekia, saudara ayah Yoyakhin, menjadi raja atas Yehuda dan Yerusalem.
Paralel: 2Raj 24:8-17 (TB)

Raja Zedekia — Runtuhnya kerajaan Yehuda

11 Zedekia berumur dua puluh satu tahun pada waktu ia menjadi raja dan sebelas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. 12 Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allahnya, dan tidak merendahkan diri di hadapan nabi Yeremia, yang datang membawa pesan TUHAN. 13 Lagipula ia memberontak terhadap raja Nebukadnezar, yang telah menyuruhnya bersumpah demi Allah. Ia menegarkan tengkuknya dan mengeraskan hatinya dan tidak berbalik kepada TUHAN, Allah Israel. 14 Juga semua pemimpin di antara para imam dan rakyat berkali-kali berubah setia dengan mengikuti segala kekejian bangsa-bangsa lain. Rumah yang dikuduskan TUHAN di Yerusalem itu dinajiskan mereka. 15 Namun TUHAN, Allah nenek moyang mereka, berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya, karena Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya. 16 Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan. 17 TUHAN menggerakkan raja orang Kasdim melawan mereka. Raja itu membunuh teruna mereka dengan pedang dalam rumah kudus mereka, dan tidak menyayangkan teruna atau gadis, orang tua atau orang ubanan–semua diserahkan TUHAN ke dalam tangannya. 18 Seluruh perkakas rumah Allah, yang besar dan yang kecil, serta harta benda dari rumah TUHAN, harta benda raja dan harta benda para panglimanya, semuanya dibawanya ke Babel. 19 Mereka membakar rumah Allah, merobohkan tembok Yerusalem dan membakar segala puri dalam kota itu dengan api, sehingga musnahlah segala perabotannya yang indah-indah. 20 Mereka yang masih tinggal dan yang luput dari pedang diangkutnya ke Babel dan mereka menjadi budaknya dan budak anak-anaknya sampai kerajaan Persia berkuasa. 21 Dengan demikian genaplah firman TUHAN yang diucapkan Yeremia, sampai tanah itu pulih dari akibat dilalaikannya tahun-tahun sabatnya, karena tanah itu tandus selama menjalani sabat, hingga genaplah tujuh puluh tahun.
Paralel: 2Raj 24:18-20; 25:8-21; Yer 39:8-10; 52:1-30 (TB)

Koresh mengizinkan orang-orang buangan pulang ke negerinya

22 Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini: 23 “Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, TUHAN, Allahnya, menyertainya, dan biarlah ia berangkat pulang!

(Jews Exemplified Termination of God’s Forbearance—Zedekiah Refused God’s Protection—Zedekiah was faithfully instructed through the prophet Jeremiah, how he might be preserved from the calamities that would surely come upon him if he did not change his course and serve the Lord. The calamities came, because he would not, through obedience, place himself under the protection of God. With his eyes put out, he was led in chains of captivity to Babylon.
What a sad and awful warning is this to those who harden themselves under reproof, and who will not humble themselves in repentance, that God may save them!
The children of Israel were taken captive to Babylon because they separated from God, and no longer maintained the principles that had been given to keep them free from the methods and practices of the nations who dishonored God. The Lord could not give them prosperity, he could not fulfill His covenant with them, while they were untrue to the principles He had given them zealously to maintain. By their spirit and their actions they misrepresented His character, and He permitted them to be taken captive. Because of their separation from Him, He humbled them. He left them to their own ways, and the innocent suffered with the guilty.
The Lord’s chosen people proved themselves untrustworthy. They showed themselves to be selfish, scheming, dishonorable. But among the children of Israel there were Christian patriots, who were as true as steel to principle, and upon these loyal men the Lord looked with great pleasure. These were men who would not be corrupted by selfishness, who would not mar the work of God by following erroneous methods and practices, men who would honor God at the loss of all things. They had to suffer with the guilty, but in the providence of God their captivity at Babylon was the means of bringing them to the front, and their example of untarnished integrity shines with heaven’s luster.
The Jewish nation is before us as an example of the termination of God’s long forbearance. In the destruction of Jerusalem the destruction of the world is typified. The lips of Him who ever pronounced blessings upon the penitent, and spoke encouragement to the poor and suffering, and brought gladness to the humble, pronounced a curse upon those to whom He had presented light, who would not appreciate or accept light. Those who thought to evade the clear, distinct Word of God, and cherish man-made traditions, He declared would be found guilty of all the blood of the prophets which had been slain from the foundation of the world.
(Letter 281, 1905, RH May 2, 1899, Ms. 69, 1869, 2BC 1040, 3BC 1133).