Renungan Pagi 19 September 2024

Ayat Bacaan YEHEZKIEL 28

Pemberontakan Setan akan menjadi pelajaran bagi alam semesta sepanjang zaman mendatang, sebagai kesaksian kekal tentang sifat dan akibat dosa yang mengerikan. Pelaksanaan kekuasaan Setan, dan dampaknya terhadap manusia dan malaikat, akan menunjukkan apa yang memang menjadi buah dari mengesampingkan otoritas ilahi. Itu akan menjadi kesaksian bahwa dengan adanya pemerintahan Allah dan hukum-Nya maka terikatlah kesejahteraan semua makhluk yang telah Dia ciptakan. Jadi, sejarah percobaan pemberontakan yang mengerikan ini akan menjadi perlindungan kekal bagi semua makhluk suci, untuk mencegah mereka untuk tertipu mengenai sifat pelanggaran, dan untuk menyelamatkan mereka dari melakukan dosa, dan menanggung derita hukumannya…
Saya meminta umat kita untuk mempelajari Yehezkiel pasal dua puluh delapan. Pernyataan yang dibuat di sini, meskipun merujuk terutama kepada Lucifer, malaikat yang jatuh, namun memiliki makna yang lebih luas. Bukan sekedar pada satu makhluk, tetapi pada siapapun juga, sesuai dengn yang dijelaskan, dan yang akan kita saksikan. Suatu pembelajaran yang saksama atas pasal ini seharusnya menuntun mereka yang sedang mencari kebenaran untuk berjalan dalam seluruh terang yang telah diberikan Allah kepada umat-Nya, agar mereka tidak tertipu oleh tipu daya akhir zaman ini.
(4BC 1162.6, 8, Ms. 125, 1907, SpTB17a 30.2).

YEHEZKIEL 28

Nubuatan melawan raja Tirus

1 Maka datanglah firman TUHAN kepadaku: 2 “Hai anak manusia, katakanlah kepada raja Tirus: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Karena engkau menjadi tinggi hati, dan berkata: Aku adalah Allah! Aku duduk di takhta Allah di tengah-tengah lautan. Padahal engkau adalah manusia, bukanlah Allah, walau hatimu menempatkan diri sama dengan Allah. 3 Memang hikmatmu melebihi hikmat Daniel; tiada rahasia yang terlindung bagimu. 4 Dengan hikmatmu dan pengertianmu engkau memperoleh kekayaan. Emas dan perak kaukumpulkan dalam perbendaharaanmu. 5 Karena engkau sangat pandai berdagang engkau memperbanyak kekayaanmu, dan karena itu engkau jadi sombong. 6 Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Karena hatimu menempatkan diri sama dengan Allah 7 maka, sungguh, Aku membawa orang asing melawan engkau, yaitu bangsa yang paling ganas, yang akan menghunus pedang mereka, melawan hikmatmu yang terpuja; dan semarakmu dinajiskan. 8 Engkau diturunkannya ke lobang kubur, engkau mati seperti orang yang mati terbunuh di tengah lautan. 9 Apakah engkau masih akan mengatakan di hadapan pembunuhmu: Aku adalah Allah!? Padahal terhadap kuasa penikammu engkau adalah manusia, bukanlah Allah. 10 Engkau akan mati seperti orang tak bersunat oleh tangan orang asing. Sebab Aku yang mengatakannya, demikianlah firman Tuhan ALLAH.”

Nyanyian ratapan mengenai raja Tirus

11 Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: 12 “Hai anak manusia, ucapkanlah suatu ratapan mengenai raja Tirus dan katakanlah kepadanya: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah. 13 Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Tempat tatahannya diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu. 14 Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga, di gunung kudus Allah engkau berada dan berjalan-jalan di tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya. 15 Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu. 16 Dengan dagangmu yang besar engkau penuh dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa. Maka Kubuangkan engkau dari gunung Allah dan kerub yang berjaga membinasakan engkau dari tengah batu-batu yang bercahaya. 17 Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau Kulempar, kepada raja-raja engkau Kuserahkan menjadi tontonan bagi matanya. 18 Dengan banyaknya kesalahanmu dan kecurangan dalam dagangmu engkau melanggar kekudusan tempat kudusmu. Maka Aku menyalakan api dari tengahmu yang akan memakan habis engkau. Dan Kubiarkan engkau menjadi abu di atas bumi di hadapan semua yang melihatmu. 19 Semua di antara bangsa-bangsa yang mengenal engkau kaget melihat keadaanmu. Akhir hidupmu mendahsyatkan dan lenyap selamanya engkau.”

Nubuatan melawan Sidon

20 Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: 21 “Hai anak manusia, tujukanlah mukamu kepada Sidon dan bernubuatlah melawan dia 22 dan katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Lihat, Aku menjadi lawanmu, hai Sidon, dan Aku menyatakan kemuliaan-Ku di tengah-tengahmu. Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku menjatuhkan hukuman atasnya dan menunjukkan kekudusan-Ku terhadap dia. 23 Aku akan mendatangkan sampar atasnya dan darah akan mengalir di jalan-jalannya dan orang-orang akan mati rebah di tengah-tengahnya karena pedang yang datang dari sekitarnya melawan dia. Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN. 24 Dan tidak akan ada lagi bagi kaum Israel dari semua tetangganya yang menghina mereka, menjadi duri yang menusuk atau onak yang memedihkan. Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan ALLAH. 25 Beginilah firman Tuhan ALLAH: Pada saat Aku mengumpulkan kaum Israel dari tengah suku-suku bangsa, di mana mereka berserak dan Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepada mereka di hadapan bangsa-bangsa, maka mereka akan diam di tanah mereka yang telah Kuberikan kepada hamba-Ku Yakub. 26 Mereka akan diam di sana dengan aman tenteram, mereka akan membangun rumah dan membuat kebun anggur. Ya, mereka akan diam dengan aman tenteram pada saat Aku menjatuhkan hukuman atas semua tetangganya yang menghina mereka. Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Allah mereka.”

(Satan’s rebellion was to be a lesson to the universe through all coming ages, a perpetual testimony to the nature and terrible results of sin. The working out of Satan’s rule, its effects upon both men and angels, would show what must be the fruit of setting aside the divine authority. It would testify that with the existence of God’s government and His law is bound up the well-being of all the creatures He has made. Thus the history of this terrible experiment of rebellion was to be a perpetual safeguard to all holy intelligences, to prevent them from being deceived as to the nature of transgression, to save them from committing sin, and suffering its punishment…
I ask our people to study the twenty-eighth chapter of Ezekiel. The representation here made, while it refers primarily to Lucifer, the fallen angel, has yet a broader significance. Not one being, but a general movement, is described, and one that we shall witness. A faithful study of this chapter should lead those who are seeking for truth to walk in all the light that God has given to His people, lest they be deceived by the deceptions of these last days.
(4BC 1162.6, 8, Ms. 125, 1907, SpTB17a 30.2).