Renungan Petang 28 September 2024

Ayat Bacaan DANIEL 6

Posisi yang Tidak Menyenangkan—Posisi Daniel bukanlah posisi yang menyenangkan. Ia berdiri sebagai pimpinan pada kabinet yang tidak jujur, suka berbohong, dan tidak ber-Tuhan, yang anggotanya mengawasinya dengan mata tajam dan rasa iri, untuk menemukan beberapa kekurangan dalam perilakunya. Mereka mengawasinya, untuk melihat apakah mereka memang tidak dapat menemukan sesuatu yang dapat merugikannya dengan cara ini. Setan menyarankan kepada orang-orang ini sebuah rencana agar mereka dapat menyingkirkan Daniel. Gunakan agamanya sebagai sarana untuk mengutuknya, kata si musuh.

Integritas yang Tidak Menyimpang Adalah Satu-satunya Jalan yang Aman—Mungkin sulit bagi orang-orang yang menduduki posisi tinggi untuk menempuh jalan integritas yang tidak menyimpang, baik akan menerima pujian ataupun kecaman. Namun, ini adalah satu-satunya jalan yang aman. Semua imbalan yang mungkin mereka peroleh dengan menjual kehormatan mereka hanyalah seperti napas dari bibir yang tercemar, seperti sampah yang akan terbakar dalam api. Mereka yang memiliki keberanian moral untuk menentang kejahatan dan kesalahan sesama manusia—bahkan mungkin sesama mereka yang dihormati dunia—akan menerima kebencian, penghinaan, dan kepalsuan yang kasar. Mereka bahkan mungkin diturunkan dari kedudukan mereka yang tinggi, karena mereka tidak mau dibeli atau dijual, karena mereka tidak dapat dibujuk dengan suap atau ancaman untuk menodai tangan mereka dengan kejahatan. Segala sesuatu di bumi mungkin tampak bersekongkol melawan mereka; tetapi Allah telah memberi meterai-Nya pada pekerjaan-Nya sendiri. Mereka mungkin dianggap oleh sesama manusia sebagai orang yang lemah, tidak jantan, dan tidak layak untuk memangku jabatan; tetapi betapa berbedanya Yang Mahatinggi memandang mereka. Mereka yang membenci mereka adalah orang-orang yang benar-benar bodoh. Sementara badai fitnah dan cercaan dapat mengejar orang yang berintegritas sepanjang hidup, dan menghantam kuburnya, Allah telah menyiapkan “pahala perbuatan baik” untuknya. Kebodohan dan kejahatan paling banter hanya akan menghasilkan kehidupan yang penuh kegelisahan dan ketidakpuasan, dan pada akhirnya akan menjadi bantal kematian yang berduri. Dan betapa banyak orang, saat mereka melihat arah tindakan mereka dan hasilnya, dituntun untuk malah mengakhiri karier mereka yang memalukan dengan tangan mereka sendiri. Dan di balik semua ini menunggu penghakiman, dan malapetaka terakhir yang tidak dapat dibatalkan lagi…
(YI, 1 November 1900, ST, 2 Februari 1882)! 4BC 1171.3, 4.

DANIEL 6

(6-1) Darius, orang Media, menerima pemerintahan ketika ia berumur enam puluh dua tahun.

Gua singa

1 (6-2) Lalu berkenanlah Darius mengangkat seratus dua puluh wakil-wakil raja atas kerajaannya; mereka akan ditempatkan di seluruh kerajaan; 2 (6-3) membawahi mereka diangkat pula tiga pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu; kepada merekalah para wakil-wakil raja harus memberi pertanggungan jawab, supaya raja jangan dirugikan. 3 (6-4) Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya. 4 (6-5) Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya. 5 (6-6) Maka berkatalah orang-orang itu: “Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!” 6 (6-7) Kemudian bergegas-gegaslah para pejabat tinggi dan wakil raja itu menghadap raja serta berkata kepadanya: “Ya raja Darius, kekallah hidup tuanku! 7 (6-8) Semua pejabat tinggi kerajaan ini, semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan bupati telah mufakat, supaya dikeluarkan kiranya suatu penetapan raja dan ditetapkan suatu larangan, agar barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa. 8 (6-9) Oleh sebab itu, ya raja, keluarkanlah larangan itu dan buatlah suatu surat perintah yang tidak dapat diubah, menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali.” 9 (6-10) Sebab itu raja Darius membuat surat perintah dengan larangan itu. 10 (6-11) Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya. 11 (6-12) Lalu orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa dan bermohon kepada Allahnya. 12 (6-13) Kemudian mereka menghadap raja dan menanyakan kepadanya tentang larangan raja: “Bukankah tuanku mengeluarkan suatu larangan, supaya setiap orang yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, akan dilemparkan ke dalam gua singa?” Jawab raja: “Perkara ini telah pasti menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali.” 13 (6-14) Lalu kata mereka kepada raja: “Daniel, salah seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak mengindahkan larangan yang tuanku keluarkan, tetapi tiga kali sehari ia mengucapkan doanya.” 14 (6-15) Setelah raja mendengar hal itu, maka sangat sedihlah ia, dan ia mencari jalan untuk melepaskan Daniel, bahkan sampai matahari masuk, ia masih berusaha untuk menolongnya. 15 (6-16) Lalu bergegas-gegaslah orang-orang itu menghadap raja serta berkata kepadanya: “Ketahuilah, ya raja, bahwa menurut undang-undang orang Media dan Persia tidak ada larangan atau penetapan yang dikeluarkan raja yang dapat diubah!” 16 (6-17) Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: “Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!” 17 (6-18) Maka dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut gua itu, lalu raja mencap itu dengan cincin meterainya dan dengan cincin meterai para pembesarnya, supaya dalam hal Daniel tidak dibuat perubahan apa-apa. 18 (6-19) Lalu pergilah raja ke istananya dan berpuasalah ia semalam-malaman itu; ia tidak menyuruh datang penghibur-penghibur, dan ia tidak dapat tidur. 19 (6-20) Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa; 20 (6-21) dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: “Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?” 21 (6-22) Lalu kata Daniel kepada raja: “Ya raja, kekallah hidupmu! 22 (6-23) Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan.” 23 (6-24) Lalu sangat sukacitalah raja dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa-apa padanya, karena ia percaya kepada Allahnya. 24 (6-25) Raja memberi perintah, lalu diambillah orang-orang yang telah menuduh Daniel dan mereka dilemparkan ke dalam gua singa, baik mereka maupun anak-anak dan isteri-isteri mereka. Belum lagi mereka sampai ke dasar gua itu, singa-singa itu telah menerkam mereka, bahkan meremukkan tulang-tulang mereka. 25 (6-26) Kemudian raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya: “Bertambah-tambahlah kiranya kesejahteraanmu! 26 (6-27) Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. 27 (6-28) Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa.” 28 (6-29) Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu.

(An Unenviable Position—Daniel’s position was not an enviable one. He stood at the head of a dishonest, prevaricating, godless cabinet, whose members watched him with keen, jealous eyes, to find some flaw in his conduct. They kept spies on his track, to see if they could not in this way find something against him. Satan suggested to these men a plan whereby they might get rid of Daniel. Use his religion as a means of condemning him, the enemy said.
Undeviating Integrity Is Only Safe Course—It may be a difficult matter for men in high positions to pursue the path of undeviating integrity whether they shall receive praise or censure. Yet this is the only safe course. All the rewards which they might gain by selling their honor would be only as the breath from polluted lips, as dross to be consumed in the fire. Those who have moral courage to stand in opposition to the vices and errors of their fellow men—it may be of those whom the world honor—will receive hatred, insult, and abusive falsehood. They may be thrust down from their high position, because they would not be bought or sold, because they could not be induced by bribes or threats to stain their hands with iniquity. Everything on earth may seem to conspire against them; but God has set His seal upon His own work. They may be regarded by their fellow men as weak, unmanly, unfit to hold office; but how differently does the Most High regard them. Those who despise them are the really ignorant. While the storms of calumny and reviling may pursue the man of integrity through life, and beat upon his grave, God has the “well done” prepared for him. Folly and iniquity will at best yield only a life of unrest and discontent, and at its close a thorny dying pillow. And how many, as they view their course of action and its results, are led to end with their own hands their disgraceful career. And beyond all this waits the judgment, and the final, irrevocable doom, Depart. (YI, November 1, 1900, ST, February 2, 1882)! 4BC 1171.3, 4.)