Ayat Bacaan HOSEA 1
Dalam penghakiman yang mengerikan yang ditimpakan kepada kesepuluh suku, Allah memiliki tujuan yang bijaksana dan penuh belas kasihan. Apa yang tidak dapat Ia lakukan lagi melalui mereka di tanah leluhur mereka, Ia akan berusaha untuk menyelesaikannya dengan menceraiberaikan mereka di antara orang-orang kafir. Rencana-Nya untuk keselamatan semua orang yang mau memilih untuk memanfaatkan pengampunan melalui Juruselamat umat manusia harus digenapi; dan dalam penderitaan yang ditimpakan kepada Israel, Ia sedang mempersiapkan jalan bagi kemuliaan-Nya untuk dinyatakan kepada bangsa-bangsa di bumi. Tidak semua yang ditawan tidak bertobat. Di antara mereka ada beberapa yang tetap setia kepada Allah, dan ada juga yang lain yang telah merendahkan diri di hadapan-Nya. Melalui mereka, sebagai “anak-anak Allah yang hidup” (Hosea 1:10), Ia akan membawa banyak orang di wilayah Asyur kepada pengetahuan tentang sifat-sifat tabiat-Nya dan kemurahan hati hukum-Nya. (PK 292.2).
HOSEA 1
Judul
(1) Firman TUHAN yang datang kepada Hosea bin Beeri pada zaman Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia, raja-raja Yehuda, dan pada zaman Yerobeam bin Yoas, raja Israel.
Keluarga Hosea sebagai Israel yang tidak setia
(2) Ketika TUHAN mulai berbicara dengan perantaraan Hosea, berfirmanlah Ia kepada Hosea: “Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN.”(3) Maka pergilah ia dan mengawini Gomer binti Diblaim, lalu mengandunglah perempuan itu dan melahirkan baginya seorang anak laki-laki. (4) Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Hosea: “Berilah nama Yizreel kepada anak itu, sebab sedikit waktu lagi maka Aku akan menghukum keluarga Yehu karena hutang darah Yizreel dan Aku akan mengakhiri pemerintahan kaum Israel. (5) Maka pada waktu itu Aku akan mematahkan busur panah Israel di lembah Yizreel.” (6) Lalu perempuan itu mengandung lagi dan melahirkan seorang anak perempuan. Berfirmanlah TUHAN kepada Hosea: “Berilah nama Lo-Ruhama kepada anak itu, sebab Aku tidak akan menyayangi lagi kaum Israel, dan sama sekali tidak akan mengampuni mereka. (7)Tetapi Aku akan menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka demi TUHAN, Allah mereka. Aku akan menyelamatkan mereka bukan dengan panah atau pedang, dengan alat perang atau dengan kuda dan orang-orang berkuda.” (8) Sesudah menyapih Lo-Ruhama, mengandunglah perempuan itu lagi dan melahirkan seorang anak laki-laki. (9) Lalu berfirmanlah Ia: “Berilah nama Lo-Ami kepada anak itu, sebab kamu ini bukanlah umat-Ku dan Aku ini bukanlah Allahmu.”
Janji tentang keselamatan
(10) Tetapi kelak, jumlah orang Israel akan seperti pasir laut, yang tidak dapat ditakar dan tidak dapat dihitung. Dan di tempat di mana dikatakan kepada mereka: “Kamu ini bukanlah umat-Ku,” akan dikatakan kepada mereka: “Anak-anak Allah yang hidup.” (11) Orang Yehuda dan orang Israel akan berkumpul bersama-sama dan akan mengangkat bagi mereka satu pemimpin, lalu mereka akan menduduki negeri ini, sebab besar hari Yizreel itu.
In the terrible judgments brought upon the ten tribes the Lord had a wise and merciful purpose. That which He could no longer do through them in the land of their fathers He would seek to accomplish by scattering them among the heathen. His plan for the salvation of all who should choose to avail themselves of pardon through the Saviour of the human race must yet be fulfilled; and in the afflictions brought upon Israel, He was preparing the way for His glory to be revealed to the nations of earth. Not all who were carried captive were impenitent. Among them were some who had remained true to God, and others who had humbled themselves before Him. Through these, “the sons of the living God” (Hosea 1:10), He would bring multitudes in the Assyrian realm to a knowledge of the attributes of His character and the beneficence of His law. PK 292.2