Ayat Bacaan ESTER 6, 7
Namun, rencana musuh dikalahkan oleh satu Kuasa yang berkuasa di antara anak-anak manusia. Atas pemeliharaan Allah, Ester, seorang wanita Yahudi yang takut akan Yang Mahatinggi, telah diangkat menjadi ratu kerajaan Media-Persia. Mordekai adalah kerabat dekatnya. Dalam keadaan terdesak, mereka memutuskan untuk memohon kepada Ahasyweros demi kepentingan rakyat mereka. Ester harus menghadap kepadanya (kepada raja) sebagai perantara…
Krisis yang dihadapi Ester meemerlukan adanya tindakan yang cepat dan sungguh-sungguh; tetapi baik dia maupun Mordekai menyadari bahwa kecuali bila Allah turut bekerja dengan dahsyat demi kepentingan mereka, maka usaha mereka sendiri tidak akan berhasil. Jadi, Ester meluangkan waktu untuk bersekutu dengan Allah, yang adalah sumber kekuatannya.
Kasih Tuhan bagi kita dibuktikan setiap hari; namun, kita seringkali tidak peduli dengan kebaikan-Nya dan acuh tak acuh terhadap permohonan-Nya. Dia berusaha mengesankan kita dengan Roh kelemahlembutan-Nya, kasih dan kesabaran-Nya; tetapi kita hampir tidak mengenali tanda-tanda kebaikan-Nya dan kurang memahami pelajaran kasih yang Dia ingin kita pelajari. Beberapa orang, seperti Haman, melupakan semua kebaikan Allah, karena melihat Mordekai yang ada di hadapan mereka dan tidak sesuai dengan keinginan mereka; karena hati mereka dipenuhi dengan permusuhan dan kebencian, dan bukan kasih, roh Penebus kita yang terkasih, yang telah menyerahkan hidup-Nya yang berharga bagi musuh-musuh-Nya. Kita mengaku memiliki Bapa yang sama, terikat pada rumah kekal yang sama, menikmati iman khidmat yang sama, dan mempercayai pekabaran menguji yang sama; namun banyak diantara kita yang berselisih satu sama lain seperti anak-anak yang suka bertengkar. Beberapa orang yang terlibat dalam cabang pekerjaan yang sama bahkan berselisih satu sama lain dan karenanya berselisih dengan Roh Kristus. (PK 601.2, 3, 4T 222.4).
ESTER 6
Mordekhai dihormati
1 Pada malam itu juga raja tidak dapat tidur. Maka bertitahlah baginda membawa kitab pencatatan sejarah, lalu dibacakan di hadapan raja. 2 Dan di situ didapati suatu catatan tentang Mordekhai, yang pernah memberitahukan bahwa Bigtan dan Teresh, dua orang sida-sida raja yang termasuk golongan penjaga pintu, telah berikhtiar membunuh raja Ahasyweros. 3 Maka bertanyalah raja: “Kehormatan dan kebesaran apakah yang dianugerahkan kepada Mordekhai oleh sebab perkara itu?” Jawab para biduanda raja yang bertugas pada baginda: “Kepadanya tidak dianugerahkan suatu apapun.” 4 Maka bertanyalah raja: “Siapakah itu yang ada di pelataran?” Pada waktu itu Haman baru datang di pelataran luar istana raja untuk memberitahukan kepada baginda, bahwa ia hendak menyulakan Mordekhai pada tiang yang sudah didirikannya untuk dia. 5 Lalu jawab para biduanda raja kepada baginda: “Itulah Haman, ia berdiri di pelataran.” Maka titah raja: “Suruhlah dia masuk.” 6 Setelah Haman masuk, bertanyalah raja kepadanya: “Apakah yang harus dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya?” Kata Haman dalam hatinya: “Kepada siapa lagi raja berkenan menganugerahkan kehormatan lebih dari kepadaku?” 7 Oleh karena itu jawab Haman kepada raja: “Mengenai orang yang raja berkenan menghormatinya, 8 hendaklah diambil pakaian kerajaan yang biasa dipakai oleh raja sendiri, dan lagi kuda yang biasa dikendarai oleh raja sendiri dan yang diberi mahkota kerajaan di kepalanya, 9 dan hendaklah diserahkan pakaian dan kuda itu ke tangan seorang dari antara para pembesar raja, orang-orang bangsawan, lalu hendaklah pakaian itu dikenakan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya, kemudian hendaklah ia diarak dengan mengendarai kuda itu melalui lapangan kota sedang orang berseru-seru di depannya: Beginilah dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya!” 10 Maka titah raja kepada Haman: “Segera ambillah pakaian dan kuda itu, seperti yang kaukatakan itu, dan lakukanlah demikian kepada Mordekhai, orang Yahudi, yang duduk di pintu gerbang istana. Sepatah katapun janganlah kaulalaikan dari pada segala yang kaukatakan itu.” 11 Lalu Haman mengambil pakaian dan kuda itu, dan dikenakannya pakaian itu kepada Mordekhai, kemudian diaraknya Mordekhai melalui lapangan kota itu, sedang ia menyerukan di depannya: “Beginilah dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya.” 12 Kemudian kembalilah Mordekhai ke pintu gerbang istana raja, tetapi Haman bergesa-gesa pulang ke rumahnya dengan sedih hatinya dan berselubung kepalanya. 13 Dan Haman menceritakan kepada Zeresh, isterinya, dan kepada semua sahabatnya apa yang dialaminya. Maka kata para orang arif bijaksana dan Zeresh, isterinya, kepadanya: “Jikalau Mordekhai, yang di depannya engkau sudah mulai jatuh, adalah keturunan Yahudi, maka engkau tidak akan sanggup melawan dia, malahan engkau akan jatuh benar-benar di depannya.” 14 Selagi mereka itu bercakap-cakap dengan dia, datanglah sida-sida raja, lalu mengantarkan Haman dengan segera ke perjamuan yang diadakan oleh Ester.
ESTER 7
Haman diadukan oleh Ester dan dihukum mati
1 Datanglah raja dengan Haman untuk dijamu oleh Ester, sang ratu. 2 Pada hari yang kedua itu, sementara minum anggur, bertanyalah pula raja kepada Ester: “Apakah permintaanmu, hai ratu Ester? Niscaya akan dikabulkan. Dan apakah keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan dipenuhi.” 3 Maka jawab Ester, sang ratu: “Ya raja, jikalau hamba mendapat kasih raja dan jikalau baik pada pemandangan raja, karuniakanlah kiranya kepada hamba nyawa hamba atas permintaan hamba, dan bangsa hamba atas keinginan hamba. 4 Karena kami, hamba serta bangsa hamba, telah terjual untuk dipunahkan, dibunuh dan dibinasakan. Jikalau seandainya kami hanya dijual sebagai budak laki-laki dan perempuan, niscaya hamba akan berdiam diri, tetapi malapetaka ini tiada taranya di antara bencana yang menimpa raja.” 5 Maka bertanyalah raja Ahasyweros kepada Ester, sang ratu: “Siapakah orang itu dan di manakah dia yang hatinya mengandung niat akan berbuat demikian?” 6 Lalu jawab Ester: “Penganiaya dan musuh itu, ialah Haman, orang jahat ini!” Maka Hamanpun sangatlah ketakutan di hadapan raja dan ratu. 7 Lalu bangkitlah raja dengan panas hatinya dari pada minum anggur dan keluar ke taman istana; akan tetapi Haman masih tinggal untuk memohon nyawanya kepada Ester, sang ratu, karena ia melihat, bahwa telah putus niat raja untuk mendatangkan celaka kepadanya. 8 Ketika raja kembali dari taman istana ke dalam ruangan minum anggur, maka Haman berlutut pada katil tempat Ester berbaring. Maka titah raja: “Masih jugakah ia hendak menggagahi sang ratu di dalam istanaku sendiri?” Tatkala titah raja itu keluar dari mulutnya, maka diselubungi oranglah muka Haman. 9 Sembah Harbona, salah seorang sida-sida yang di hadapan raja: “Lagipula tiang yang dibuat Haman untuk Mordekhai, orang yang menyelamatkan raja dengan pemberitahuannya itu, telah berdiri di dekat rumah Haman, lima puluh hasta tingginya.” Lalu titah raja: “Sulakan dia pada tiang itu.” 10 Kemudian Haman disulakan pada tiang yang didirikannya untuk Mordekhai. Maka surutlah panas hati raja.
(But the plots of the enemy were defeated by a Power that reigns among the children of men. In the providence of God, Esther, a Jewess who feared the Most High, had been made queen of the Medo-Persian kingdom. Mordecai was a near relative of hers. In their extremity they decided to appeal to Xerxes in behalf of their people. Esther was to venture into his presence as an intercessor…
The crisis that Esther faced demanded quick, earnest action; but both she and Mordecai realized that unless God should work mightily in their behalf, their own efforts would be unavailing. So Esther took time for communion with God, the source of her strength.
God’s love for us is proved daily; yet we are thoughtless of His favors and indifferent to His entreaties. He seeks to impress us with His Spirit of tenderness, His love and forbearance; but we scarcely recognize the marks of His kindness and have little sense of the lesson of love He desires us to learn. Some, like Haman, forget all God’s favors, because Mordecai is before them and is not disgraced; because their hearts are filled with enmity and hatred rather than love, the spirit of our dear Redeemer, who gave His precious life for His enemies. We profess to have the same Father, to be bound for the same immortal home, to enjoy the same solemn faith, and to believe the same testing message; and yet many are at strife with one another like quarrelsome children. Some who are engaged in the same branch of the work are at variance with one another and therefore at variance with the Spirit of Christ. (PK 601.2, 3, 4T 222.4).