Renungan Petang 7 Oktober 2024

Ayat Bacaan EZRA 3, 4

Sebagian Memuji dan Sebagian Berkabung—[Ezra 3:10, 11] Puji-pujian dan ucapan syukur, tidak perlu kita bahas lebih jauh, adalah sepenuhnya pantas. Rumah yang menjadi tempat mata mereka beristirahat sudah cukup penting bagi Allah untuk mengirimkan firman-Nya berulang kali guna menyemangati para pembangun. Allah telah memberikan kata-kata untuk diucapkan oleh hamba-hamba-Nya; dan rasa syukur ini seharusnya … diungkapkan oleh semua orang ketika mereka melihat bahwa fondasi rumah itu … telah diletakkan.
Namun, muncul kesulitan lain. Ratapan, tangisan, dan persungutan malah terdengar karena bait suci itu secara lahiriah kelihatan tidak semegah yang pertama dahulu. Ada orang-orang yang menggunakan kemampuan berbicara mereka untuk mengeluhkan tentang bangunan yang lebih rendah mutunya daripada yang dibangun oleh Salomo. Bercampur dengan musik dan nyanyian, dengan sukacita dan pujian kepada Allah, terdengar pula suara yang tidak harmonis, bukannya suara sukacita atau pujian atau ucapan syukur, tetapi suara ketidakpuasan. [Ezra 3:12].
Mereka sebenarnya melihat cukup banyak hal untuk membuat mereka memuji Allah. Mereka melihat bahwa Allah telah mengunjungi mereka setelah Ia menceraiberaikan mereka karena kebodohan dan ketidaksetiaan mereka terhadap perintah-perintah-Nya. Ia pun telah menggerakkan hati Koresh untuk membantu mereka yang ditunjuk untuk membangun kembali rumah-Nya. Namun, mereka yang mudah putus asa tidak berjalan dengan iman. Mereka menyimpan perasaan-perasaan yang mengecilkan hati, yang tidak memberikan aroma kehidupan untuk pekerjaan-pekerjaan yang baik…
Sepanjang sejarah umat Allah menghadapi gunung-gunung kesulitan yang besar, yang tampaknya tidak dapat diatasi, telah menjulang di hadapan mereka yang berusaha melaksanakan tujuan-tujuan Surga. Hambatan-hambatan seperti itu telah diizinkan oleh Allah sebagai ujian iman. Ketika kita dikepung di segala sisi, maka saat inilah waktunya di atas segalanya untuk kita percaya kepada Allah dan kepada kuasa Roh-Nya. Menjalankan iman yang hidup berarti peningkatan kekuatan rohani dan pengembangan kepercayaan yang tak tergoyahkan. Dengan demikianlah jiwa menjadi kuasa yang menaklukkan. Dengan kuasa iman, hambatan-hambatan yang ditempatkan oleh Setan di jalan orang Kristen akan lenyap; karena kuasa-kuasa surga akan datang untuk menolongnya.
(Ms. 116, 1897; 3BC 1133.14, 1134.1-2; PK 594.3).

EZRA 3

Pembangunan mezbah

1 Ketika tiba bulan yang ketujuh, setelah orang Israel menetap di kota-kotanya, maka serentak berkumpullah seluruh rakyat di Yerusalem. 2 Maka mulailah Yesua bin Yozadak beserta saudara-saudaranya, para imam itu, dan Zerubabel bin Sealtiel beserta saudara-saudaranya membangun mezbah Allah Israel untuk mempersembahkan korban bakaran di atasnya, sesuai dengan yang ada tertulis dalam kitab Taurat Musa, abdi Allah. 3 Mereka mendirikan mezbah itu di tempatnya semula, sungguhpun mereka ketakutan terhadap penduduk negeri, lalu mereka mempersembahkan di atasnya korban bakaran kepada TUHAN, korban bakaran waktu pagi dan waktu petang. 4 Mereka juga mengadakan hari raya Pondok Daun, sesuai dengan yang ada tertulis, dan mempersembahkan korban bakaran hari demi hari menurut jumlah yang sesuai dengan peraturan, yakni setiap hari menurut yang ditetapkan untuk hari itu. 5 Dan sejak itu diadakanlah korban bakaran yang tetap, juga korban bakaran pada bulan baru dan pada setiap hari raya yang kudus bagi TUHAN, dan setiap kali orang mempersembahkan persembahan sukarela kepada TUHAN. 6 Sejak hari pertama bulan yang ketujuh mereka mulai mempersembahkan korban bakaran kepada TUHAN, namun dasar bait suci TUHAN belum juga diletakkan. 7 Lalu mereka memberikan uang kepada tukang batu dan tukang kayu, sedang kepada orang Sidon dan Tirus makanan dan minuman dan minyak, supaya orang-orang itu membawa kayu aras dari Libanon sampai ke laut dekat Yafo, seperti yang telah diizinkan kepada mereka oleh Koresh, raja negeri Persia.

Perletakan dasar bait suci

8 Pada tahun yang kedua sesudah mereka sampai ke rumah Allah di Yerusalem, dalam bulan yang kedua, maka Zerubabel bin Sealtiel dan Yesua bin Yozadak beserta saudara-saudara mereka yang lain, yakni para imam dan orang-orang Lewi, dan semua orang yang pulang ke Yerusalem dari tempat tawanan memulai pekerjaan itu. Mereka menugaskan orang-orang Lewi yang berumur dua puluh tahun ke atas untuk mengawasi pekerjaan membangun rumah TUHAN. 9 Lalu Yesua serta anak-anak dan saudara-saudaranya dan Kadmiel serta anak-anaknya, orang-orang Yehuda bersama-sama bertindak mengawasi orang-orang yang melakukan pekerjaan membangun rumah Allah. Demikian juga bani Henadad, anak-anak dan saudara-saudara mereka, orang-orang Lewi itu. 10 Pada waktu dasar bait suci TUHAN diletakkan oleh tukang-tukang bangunan, maka tampillah para imam dengan memakai pakaian jabatan dan membawa nafiri, dan orang-orang Lewi, bani Asaf, dengan membawa ceracap, untuk memuji-muji TUHAN, menurut petunjuk Daud, raja Israel. 11 Secara berbalas-balasan mereka menyanyikan bagi TUHAN nyanyian pujian dan syukur: “Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya kepada Israel!” Dan seluruh umat bersorak-sorai dengan nyaring sambil memuji-muji TUHAN, oleh karena dasar rumah TUHAN telah diletakkan. 12 Tetapi banyak di antara para imam, orang-orang Lewi dan kepala-kepala kaum keluarga, orang tua-tua yang pernah melihat rumah yang dahulu, menangis dengan suara nyaring, ketika perletakan dasar rumah ini dilakukan di depan mata mereka, sedang banyak orang bersorak-sorai dengan suara nyaring karena kegirangan. 13 Orang tidak dapat lagi membedakan mana bunyi sorak-sorai kegirangan dan mana bunyi tangis rakyat, karena rakyat bersorak-sorai dengan suara yang nyaring, sehingga bunyinya kedengaran sampai jauh.

EZRA 4

Pembangunan Yerusalem terhambat oleh perlawanan

1 Ketika lawan orang Yehuda dan Benyamin mendengar, bahwa orang-orang yang pulang dari pembuangan itu sedang membangun bait suci bagi TUHAN, Allah Israel, 2 maka mereka mendekati Zerubabel serta para kepala kaum keluarga dan berkata kepada mereka: “Biarlah kami turut membangun bersama-sama dengan kamu, karena kamipun berbakti kepada Allahmu sama seperti kamu; lagipula kami selalu mempersembahkan korban kepada-Nya sejak zaman Esar-Hadon, raja Asyur, yang memindahkan kami ke mari.” 3 Tetapi Zerubabel, Yesua dan para kepala kaum keluarga orang Israel yang lain berkata kepada mereka: “Bukanlah urusan kita bersama, sehingga kamu dan kami membangun rumah bagi Allah kami, karena kami sendirilah yang hendak membangun bagi TUHAN, Allah Israel, seperti yang diperintahkan kepada kami oleh Koresh, raja negeri Persia.” 4 Maka penduduk negeri itu melemahkan semangat orang-orang Yehuda dan membuat mereka takut membangun. 5 Bahkan, selama zaman Koresh, raja negeri Persia, sampai zaman pemerintahan Darius, raja negeri Persia, mereka menyogok para penasihat untuk melawan orang-orang Yehuda itu dan menggagalkan rancangan mereka. 6 Pada zaman pemerintahan Ahasyweros, pada permulaan pemerintahannya, mereka menulis surat tuduhan terhadap orang-orang yang telah menetap di Yehuda dan di Yerusalem. 7 Dan pada zaman Artahsasta ditulislah surat oleh Bislam, Mitredat dan Tabeel serta rekan-rekannya yang lain kepada Artahsasta, raja negeri Persia. Naskah surat itu ditulis dalam bahasa Aram dengan terjemahannya. (Dalam bahasa Aram:) 8 Rehum, bupati, dan Simsai, panitera, telah menulis surat terhadap Yerusalem kepada raja Artahsasta, yang isinya sebagai berikut. 9 –Pada waktu itu ditulislah surat itu oleh Rehum, bupati, dan Simsai, panitera, serta rekan-rekan mereka yang lain, para hakim dan punggawa dan pegawai-pegawai, orang Persia, orang-orang dari Erekh, dari Babel serta orang-orang dari Susan, yaitu orang-orang Elam, 10 dan bangsa-bangsa lain, yang oleh Asnapar yang agung dan mulia itu dipindahkan dan disuruh menetap di kota Samaria dan di daerah yang lain sebelah barat sungai Efrat. 11 Inilah salinan surat yang dikirim mereka kepadanya: “Ke hadapan raja Artahsasta dari hamba-hamba tuanku, orang-orang di daerah sebelah barat sungai Efrat. Maka 12 kiranya raja maklum, bahwa orang-orang Yahudi, yang berangkat dari tuanku ke tempat kami, telah tiba di Yerusalem. Mereka sedang membangun kembali kota yang durhaka dan jahat itu; mereka menyelesaikan pembangunan tembok-tembok dan memperbaiki dasarnya. 13 Kiranya raja maklum, bahwa jikalau kota itu sudah dibangun dan tembok-temboknya sudah selesai, orang tidak lagi membayar pajak, upeti atau bea, sehingga kota itu akhirnya mendatangkan kerugian kepada raja-raja. 14 Sekarang, oleh karena kami mempunyai hubungan dengan raja dan tidak patut bagi kami melihat raja kena cela, maka oleh sebab itu kami menyuruh orang memberitahukan hal itu kepada raja, 15 supaya diadakan penyelidikan dalam kitab riwayat nenek moyang tuanku. Di dalam kitab riwayat itu tuanku akan mendapati dan mengetahui, bahwa kota itu kota durhaka, yang selalu mendatangkan kerugian kepada raja-raja dan daerah-daerah, dan bahwa orang selalu mengadakan pemberontakan di dalamnya sejak zaman dahulu. Itulah sebabnya maka kota itu dibinasakan. 16 Kami ini memberitahukan kepada raja, bahwa jikalau kota itu sudah dibangun kembali dan tembok-temboknya sudah selesai, maka bagi tuanku kelak tidak ada lagi milik di daerah sebelah barat sungai Efrat.” 17 Maka raja mengirim surat jawaban ini: “Kepada Rehum, bupati, dan Simsai, panitera, serta rekan-rekan mereka yang lain, yang tinggal di Samaria dan di daerah yang lain seberang sungai Efrat. Salam! Maka sekarang, 18 surat yang kamu kirim kepada kami, telah dibacakan kepadaku dengan jelas. 19 Lalu atas perintahku telah diadakan penyelidikan, dan didapati, bahwa kota itu sejak zaman dahulu selalu bangkit melawan raja-raja dan bahwa penduduknya selalu mendurhaka dan memberontak. 20 Lagipula dahulu ada raja-raja yang berkuasa atas Yerusalem, yang memerintah seluruh daerah seberang sungai Efrat, dan kepada mereka dibayarlah pajak, upeti dan bea. 21 Oleh sebab itu, keluarkanlah perintah, untuk menghentikan orang-orang itu, supaya kota itu jangan dibangun kembali, sebelum aku mengeluarkan perintah. 22 Dan ingatlah baik-baik supaya jangan kamu perbuat suatu kelalaian dalam perkara ini. Apakah gunanya kerusakan yang menjadi kerugian raja-raja itu bertambah besar?” 23 Maka setelah salinan surat raja Artahsasta dibacakan kepada Rehum, dan Simsai, panitera, serta rekan-rekan mereka, berangkatlah mereka dengan segera ke Yerusalem mendapatkan orang-orang Yahudi, dan dengan kekerasan mereka memaksa orang-orang itu menghentikan pekerjaan itu. 24 Pada waktu itu terhentilah pekerjaan membangun rumah Allah yang di Yerusalem, dan tetap terhenti sampai tahun yang kedua zaman pemerintahan Darius, raja negeri Persia.

Some Praised and Others Mourned—[Ezra 3:10, 11] This praise and thanksgiving, we have no need to say, was entirely appropriate. The house upon which their eyes rested was of sufficient consequence for the Lord to send His word again and again to encourage the builders. The Lord gives His servants words to speak; and this gratitude all should have … expressed when they saw that the foundation of the house … was laid.
But there came another difficulty. Lamentation and weeping and mourning was heard because the temple was not outwardly so glorious as the first. There were those who used their conversational powers to talk of the inferiority of the building to the one built by Solomon. Mingled with music and singing, with rejoicing and praise to God, was an inharmonious sound, not of joy or praise or thanksgiving, but of dissatisfaction. [Ezra 3:12].
They saw enough to make them praise God. They saw that the Lord had visited them after He had scattered them for their ingratitude and disloyalty to His commandments. He had moved upon the heart of Cyrus to aid those who were appointed to rebuild His house. But those who were easily discouraged did not walk by faith. They entertained discouraging sentiments, that were not a savor of life unto good works….
Throughout the history of God’s people face great mountains of difficulty, apparently insurmountable, have loomed up before those who were trying to carry out the purposes of Heaven. Such obstacles are permitted by the Lord as a test of faith. When we are hedged about on every side, this is the time above all others to trust in God and in the power of His Spirit. The exercise of a living faith means an increase of spiritual strength and the development of an unfaltering trust. It is thus that the soul becomes a conquering power. Before the demand of faith, the obstacles placed by Satan across the pathway of the Christian will disappear; for the powers of heaven will come to his aid. (Manuscript 116, 1897, 3BC 1133.14, 1134.1-2, PK 594.3).