Renungan Pagi 16 Oktober 2024

Ayat Bacaan NEHEMIA 2

Bersegera dalam Doa—Allah dalam pemeliharaan-Nya tidak mengizinkan kita mengetahui akhir dari suatu permulaan; tetapi Dia memberi kita terang Firman-Nya untuk menuntun kita saat kita menjalani hidup, dan meminta kita untuk menjaga pikiran kita tetap tertuju kepada Yesus. Di mana pun kita berada, apa pun pekerjaan kita, hati kita harus selalu diangkat kepada Allah dalam doa. Inilah yang dimaksud dengan bersegera dalam doa. Kita tidak perlu menunggu sampai kita dapat berlutut, sebelum kita berdoa. Pada suatu kesempatan, ketika Nehemia datang menghadap raja, raja bertanya mengapa dia tampak begitu sedih, dan permintaan apa yang harus dia sampaikan. Tetapi Nehemia tidak berani menjawab sekaligus. Kepentingan penting dipertaruhkan. Nasib suatu bangsa bergantung pada kesan yang kemudian harus dibuat dalam pikiran raja; dan Nehemia segera memanjatkan doa kepada Allah di surga, sebelum dia berani menjawab raja. Hasilnya adalah bahwa dia memperoleh semua yang dia minta atau bahkan inginkan.
Dibutuhkan: Nehemia-Nehemia – Ada kebutuhan akan Nehemia di gereja sekarang ini,—bukan orang-orang yang hanya dapat berdoa dan berkhotbah, tetapi orang-orang yang doa dan khotbahnya disertai dengan tujuan yang kuat dan bersemangat. Jalan yang ditempuh oleh patriot Ibrani ini dalam mencapai rencananya adalah jalan yang seharusnya tetap ditempuh oleh para hamba Allah dan para pemimpin. Ketika mereka telah meletakkan rencana mereka, mereka harus menyampaikannya kepada jemaat sedemikian rupa sehingga menarik minat dan kerja sama mereka. Biarkan orang-orang memahami rencana-rencana itu dan ikut serta dalam pekerjaan itu, dan mereka akan memiliki minat pribadi terhadap kemakmurannya. Keberhasilan yang menyertai usaha-usaha Nehemia menunjukkan apa yang akan dicapai oleh doa, iman, dan tindakan yang bijaksana dan penuh semangat. Iman yang hidup akan mendorong tindakan yang penuh semangat. Semangat yang ditunjukkan oleh pemimpin akan, sebagian besar, tercermin oleh orang-orang. Jika para pemimpin yang mengaku percaya pada kebenaran-kebenaran penting dan khidmat yang akan menguji dunia saat ini, tidak menunjukkan semangat yang membara untuk mempersiapkan orang-orang untuk berdiri teguh pada hari Allah, maka jemaat akan menjadi ceroboh, malas, dan suka bersenang-senang saja.
(3SM 1136.5, 1137.1).

NEHEMIA 2

Nehemia diutus ke Yerusalem

1 Pada bulan Nisan tahun kedua puluh pemerintahan raja Artahsasta, ketika menjadi tugasku untuk menyediakan anggur, aku mengangkat anggur dan menyampaikannya kepada raja. Karena aku kelihatan sedih, yang memang belum pernah terjadi di hadapan raja, 2 bertanyalah ia kepadaku: “Mengapa mukamu muram, walaupun engkau tidak sakit? Engkau tentu sedih hati.” Lalu aku menjadi sangat takut. 3 Jawabku kepada raja: “Hiduplah raja untuk selamanya! Bagaimana mukaku tidak akan muram, kalau kota, tempat pekuburan nenek moyangku, telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?” 4 Lalu kata raja kepadaku: “Jadi, apa yang kauinginkan?” Maka aku berdoa kepada Allah semesta langit, 5 kemudian jawabku kepada raja: “Jika raja menganggap baik dan berkenan kepada hambamu ini, utuslah aku ke Yehuda, ke kota pekuburan nenek moyangku, supaya aku membangunnya kembali.” 6 Lalu bertanyalah raja kepadaku, sedang permaisuri duduk di sampingnya: “Berapa lama engkau dalam perjalanan, dan bilakah engkau kembali?” Dan raja berkenan mengutus aku, sesudah aku menyebut suatu jangka waktu kepadanya. 7 Berkatalah aku kepada raja: “Jika raja menganggap baik, berikanlah aku surat-surat bagi bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat, supaya mereka memperbolehkan aku lalu sampai aku tiba di Yehuda. 8 Pula sepucuk surat bagi Asaf, pengawas taman raja, supaya dia memberikan aku kayu untuk memasang balok-balok pada pintu-pintu gerbang di benteng bait suci, untuk tembok kota dan untuk rumah yang akan kudiami.” Dan raja mengabulkan permintaanku itu, karena tangan Allahku yang murah melindungi aku. 9 Maka datanglah aku kepada bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat dan menyerahkan kepada mereka surat-surat raja. Dan raja menyuruh panglima-panglima perang dan orang-orang berkuda menyertai aku. 10 Ketika Sanbalat, orang Horon, dan Tobia, orang Amon, pelayan itu, mendengar hal itu, mereka sangat kesal karena ada orang yang datang mengusahakan kesejahteraan orang Israel.

Tekad untuk membangun kembali tembok Yerusalem

11 Maka tibalah aku di Yerusalem. Sesudah tiga hari aku di sana, 12 bangunlah aku pada malam hari bersama-sama beberapa orang saja yang menyertai aku. Aku tidak beritahukan kepada siapapun rencana yang akan kulakukan untuk Yerusalem, yang diberikan Allahku dalam hatiku. Juga tak ada lain binatang kepadaku kecuali yang kutunggangi. 13 Demikian pada malam hari aku keluar melalui pintu gerbang Lebak, ke jurusan mata air Ular Naga dan pintu gerbang Sampah. Aku menyelidiki dengan seksama tembok-tembok Yerusalem yang telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya yang habis dimakan api. 14 Lalu aku meneruskan perjalananku ke pintu gerbang Mata Air dan ke kolam Raja. Karena binatang yang kutunggangi tidak dapat lalu di tempat itu, 15 aku naik ke atas melalui wadi pada malam hari dan menyelidiki dengan seksama tembok itu. Kemudian aku kembali, lalu masuk melalui pintu gerbang Lebak. Demikianlah aku pulang. 16 Para penguasa tidak tahu ke mana aku telah pergi dan apa yang telah kulakukan, karena sampai kini aku belum memberitahukan apa-apa kepada orang Yahudi, baik kepada para imam, maupun kepada para pemuka, kepada para penguasa dan para petugas lainnya. 17 Berkatalah aku kepada mereka: “Kamu lihat kemalangan yang kita alami, yakni Yerusalem telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Mari, kita bangun kembali tembok Yerusalem, supaya kita tidak lagi dicela.” 18 Ketika kuberitahukan kepada mereka, betapa murahnya tangan Allahku yang melindungi aku dan juga apa yang dikatakan raja kepadaku, berkatalah mereka: “Kami siap untuk membangun!” Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu. 19 Ketika Sanbalat, orang Horon, dan Tobia, orang Amon, pelayan itu, dan Gesyem, orang Arab, mendengar itu, mereka mengolok-olokkan dan menghina kami. Kata mereka: “Apa yang kamu lakukan itu? Apa kamu mau berontak terhadap raja?” 20 Aku menjawab mereka, kataku: “Allah semesta langit, Dialah yang membuat kami berhasil! Kami, hamba-hamba-Nya, telah siap untuk membangun. Tetapi kamu tak punya bagian atau hak dan tidak akan diingat di Yerusalem!”

Instant in Prayer—God in His providence does not permit us to know the end from the beginning; but He gives us the light of His Word to guide us as we pass along, and bids us to keep our minds stayed upon Jesus. Wherever we are, whatever our employment, our hearts are to be uplifted to God in prayer. This is being instant in prayer. We need not wait until we can bow upon our knees, before we pray. On one occasion, when Nehemiah came in before the king, the king asked why he looked so sad, and what request he had to make. But Nehemiah dared not answer at once. Important interests were at stake. The fate of a nation hung upon the impression that should then be made upon the monarch’s mind; and Nehemiah darted up a prayer to the God of heaven, before he dared to answer the king. The result was that he obtained all that he asked or even desired.
Needed: Nehemiahs-There is need of Nehemiahs in the church today,—not men who can pray and preach only, but men whose prayers and sermons are braced with firm and eager purpose. The course pursued by this Hebrew patriot in the accomplishment of his plans is one that should still be adopted by ministers and leading men. When they have laid their plans, they should present them to the church in such a manner as to win their interest and cooperation. Let the people understand the plans and share in the work, and they will have a personal interest in its prosperity. The success attending Nehemiah’s efforts shows what prayer, faith, and wise, energetic action will accomplish. Living faith will prompt to energetic action. The spirit manifested by the leader will be, to a great extent, reflected by the people. If the leaders professing to believe the solemn, important truths that are to test the world at this time, manifest no ardent zeal to prepare a people to stand in the day of God, we must expect the church to be careless, indolent, and pleasure-loving. (3BC 1136.5, 1137.1).