Renungan Petang 19 Oktober 2024

Ayat Bacaan MATIUS 3, 4

Yesus adalah teladan kita dalam segala hal yang berkaitan dengan kehidupan dan kesalehan. Dia dibaptis di Sungai Yordan, sama seperti barangsiapa yang mau datang kepada-Nya harus dibaptis. Para malaikat surgawi sedang melihat dengan penuh perhatian pada pemandangan baptisan Juruselamat, dan jika saja mata mereka yang sedang melihat peristiwa itu terbuka, maka mereka akan melihat bala tentara surgawi mengelilingi Anak Allah saat Dia membungkuk di tepi Sungai Yordan. Allah telah berjanji untuk memberikan Yohanes sebuah tanda yang dengannya dia dapat mengetahui siapa Mesias, dan sekarang saat Yesus keluar dari air, tanda yang dijanjikan itu diberikan; karena dia melihat langit terbuka, dan Roh Allah, seperti seekor merpati emas yang dipoles, melayang-layang di atas kepala Kristus, dan sebuah suara datang dari surga, berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan”
[Matius 3:13-17] Apa arti pemandangan ini bagi kita? Betapa tidak bijaksananya kita membaca kisah tentang baptisan Tuhan kita, tanpa menyadari bahwa maknanya merupakan hal yang paling penting bagi kita, dan bahwa Kristus diterima oleh Bapa atas nama manusia…
Keyakinan Penerimaan—Melalui gerbang yang sedikit terbuka, mengalirlah sinar kemuliaan yang terang dari takhta Allah, dan terang ini bersinar bahkan atas kita. Keyakinan yang diberikan kepada Kristus adalah keyakinan bagi setiap anak Allah yang bertobat, percaya, dan taat bahwa ia diterima di dalam Dia Yang Terkasih…
Doa Kristus di tepi Sungai Yordan mencakup setiap orang yang percaya kepada-Nya. Janji bahwa engkau akan diterima di dalam Dia Yang Terkasih datang kepadamu…
Pelajaran untuk Diri Kita Sendiri—Kristus adalah teladan kita dalam segala hal. Saat kita melihat kerendahan hati-Nya dalam pencobaan yang panjang dan puasa di padang gurun untuk mengatasi godaan nafsu demi kita, maka kita harus membawa pulang pelajaran ini kepada diri kita sendiri saat kita menghadapi pencobaan. Jika kuasa nafsu makan begitu kuat atas keluarga manusia, dan pemanjaannya begitu menakutkan sehingga Anak Allah menyerahkan diri-Nya untuk menghadapi ujian seperti itu, maka betapa pentingnya bagi kita untuk merasakan perlunya untuk dapat memiliki nafsu makan di bawah kendali akal sehat. Juruselamat kita berpuasa hampir enam minggu, agar Ia dapat memperoleh kemenangan bagi manusia atas masalah nafsu makan. Maka, bagaimana mungkin orang-orang Kristen yang mengaku dengan hati nurani yang telah diterangi, dan Kristus di hadapan mereka sebagai teladan, dapat menyerah kepada pemanjaan nafsu makan yang memiliki pengaruh yang melemahkan pikiran dan hati? Adalah fakta yang menyakitkan bahwa kebiasaan-kebiasaan pemuasan diri dengan mengorbankan kesehatan, dan melemahkan kekuatan moral, saat ini telah mengikat sebagian besar dunia Kristen dalam ikatan perbudakan.
Banyak orang yang mengaku saleh tidak menyelidiki mengapa Kristus berpuasa dan menderita dalam waktu yang lama di padang gurun. Penderitaan-Nya bukan semata karena menahan rasa lapar melainkan karena Ia merasakan akibat yang menakutkan dari pemanjaan nafsu makan dan pemanjaan hawa nafsu atas umat manusia. Ia tahu bahwa nafsu makan akan menjadi berhala manusia, dan akan menuntunnya untuk melupakan Allah, dan akan secara langsung menghalangi keselamatannya.
(YI 23 Juni 1892, ST 18 April 1892, ST 31 Juli 1884, RH, 1 September 1874; 5BC 1077.5-1083.8).

MATIUS 3

Yohanes Pembaptis

1 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: 2 “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” 3 Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: “Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.” 4 Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. 5 Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan. 6 Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan. 7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: “Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? 8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. 9 Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! 10 Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. 11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. 12 Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan.”
Paralel: Mr 1:1-8; Luk 3:3-9,15-17; Yoh 1:19-28 (TB)

Yesus dibaptis Yohanes

13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. 14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: “Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?” 15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.” Dan Yohanespun menuruti-Nya. 16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, 17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”
Paralel: Mr 1:9-11; Luk 3:21-22; Yoh 1:32-34 (TB)

MATIUS 4

Pencobaan di padang gurun

1 Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. 2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. 3 Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.” 4 Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” 5 Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, 6 lalu berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” 7 Yesus berkata kepadanya: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” 8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, 9 dan berkata kepada-Nya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” 10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” 11 Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
Paralel: Mr 1:12-13; Luk 4:1-13 (TB)

Yesus tampil di Galilea

12 Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea. 13 Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, 14 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: 15 “Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, — 16 bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang.” 17 Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!
Paralel: Mr 1:14-15; Luk 4:14-15 (TB)

Yesus memanggil murid-murid yang pertama

18 Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. 19 Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” 20 Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. 21 Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka 22 dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.
Paralel: Mr 1:16-20; Luk 5:1-11 (TB)

Yesus mengajar dan menyembuhkan banyak orang

23 Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu. 24 Maka tersiarlah berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka. 25 Maka orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan.
Paralel: Luk 6:17-19 (TB)

Jesus was our example in all things that pertain to life and godliness. He was baptized in Jordan, just as those who come to Him must be baptized. The heavenly angels were looking with intense interest upon the scene of the Saviour’s baptism, and could the eyes of those who were looking on, have been opened, they would have seen the heavenly host surrounding the Son of God as He bowed on the banks of the Jordan. The Lord had promised to give John a sign whereby he might know who was the Messiah, and now as Jesus went up out of the water, the promised sign was given; for he saw the heavens opened, and the Spirit of God, like a dove of burnished gold, hovered over the head of Christ, and a voice came from heaven, saying, “This is my beloved Son, in whom I am well pleased”
[Matthew 3:13-17] What does this scene mean to us? How thoughtlessly we have read the account of the baptism of our Lord, not realizing that its significance was of the greatest importance to us, and that Christ was accepted of the Father in man’s behalf…
Assurance of Acceptance—Through the gates ajar there streamed bright beams of glory from the throne of Jehovah, and this light shines even upon us. The assurance given to Christ is assurance to every repenting, believing, obedient child of God that he is accepted in the Beloved…
Christ’s prayer on the banks of the Jordan includes every one who will believe in Him. The promise that you are accepted in the Beloved comes to you…
A Lesson to Take to OurselvesChrist was our example in all things. As we see His humiliation in the long trial and fast in the wilderness to overcome the temptations of appetite in our behalf, we are to take this lesson home to ourselves when we are tempted. If the power of appetite is so strong upon the human family, and its indulgence so fearful that the Son of God subjected Himself to such a test, how important that we feel the necessity of having appetite under the control of reason. Our Saviour fasted nearly six weeks, that He might gain for man the victory upon the point of appetite. How can professed Christians with an enlightened conscience, and Christ before them as their pattern, yield to the indulgence of those appetites which have an enervating influence upon the mind and heart? It is a painful fact that habits of self-gratification at the expense of health, and the weakening of moral power, are holding in the bonds of slavery at the present time a large share of the Christian world.
Many who profess godliness do not inquire into the reason of Christ’s long period of fasting and suffering in the wilderness. His anguish was not so much from enduring the pangs of hunger as from His sense of the fearful result of the indulgence of appetite and passion upon the race. He knew that appetite would be man’s idol, and would lead him to forget God, and would stand directly in the way of his salvation. (YI June 23, 1892, ST April 18, 1892, ST July 31, 1884, RH, September 1, 1874; 5BC 1077.5-1083.8).