Renungan Pagi 25 Oktober 2024

Ayat Bacaan MATIUS 25, 26

Orang Bijak Bangun dari Tidur—Semua orang yang sedang menantikan kedatangan Mempelai Pria surgawi digambarkan dalam perumpamaan itu sebagai orang yang sedang tertidur karena Tuhan mereka menunda kedatangan-Nya; tetapi orang bijak terbangun saat mendengar berita kedatangan-Nya, dan menanggapi berita itu, dan kehidupan rohani mereka pun terisi kembali. Ketajaman rohani mereka tidak sepenuhnya hilang, dan mereka pun segera bertindak. Ketika mereka berpegang teguh pada kasih karunia Kristus, pengalaman keagamaan mereka menjadi lebih kuat dan berlimpah, dan kasih sayang mereka tertuju pada perkara-perkara surgawi. Mereka memahami dari mana sumber persediaan mereka, dan menghargai kasih yang Allah miliki bagi mereka. Mereka membuka hati mereka untuk menerima Roh Kudus, yang melaluinya kasih Allah dicurahkan ke dalam hati mereka. Terang mereka pun dihidupkan dan kembali menyala, dan memancarkan sinar yang terus-menerus ke dalam kegelapan moral dunia. Mereka memuliakan Allah, karena mereka memiliki minyak kasih karunia di dalam hati mereka, dan melakukan pekerjaan yang sama seperti yang dilakukan oleh Guru mereka sebelum mereka—yakni pergi mencari dan menyelamatkan mereka yang terhilang…

Pelita yang Disiapkan dan Menyala—Kualitas sifat terbaik yang dapat kita bawa adalah kasih bagi satu sama lain. Semua pertikaian, semua perdebatan, harus dihentikan. Allah tidak akan menerima bakat orang yang paling cerdas, dan paling fasih bicara sekalipun, jika lampu batin jiwa tidak disiapkan dan menyala. Harus ada hati yang disucikan, dan penyerahan jiwa yang dikuduskan…


Perhatian Dipanggil untuk Berkorban—Kristus dimahkotai dengan duri. Tangan dan kaki-Nya ditusuk dengan paku. Setiap langkah maju dalam adegan yang memalukan itu merupakan salah satu penderitaan yang hebat. Namun, tujuan Allah adalah agar seluruh urusan itu harus dinyatakan, bagian demi bagiannya, adegan demi adegan, satu fase penghinaan berlanjut ke fase lainnya. Ditetapkan bahwa peristiwa-peristiwa ini harus terjadi pada kesempatan Paskah itu…
Eden dan Getsemani—Taman Eden dengan ketidaktaatannya dan Taman Getsemani dengan ketaatannya disajikan di hadapan kita. Betapa mahalnya perbuatan yang dilakukan di Eden itu! Betapa banyaknya yang telah terlibat dalam memakan pohon terlarang yang berakibat fatal! Tetapi nyatanya, banyak yang mengikuti jejak yang sama, dalam ketidaktaatan, dalam melepaskan diri dari hukum Allah…


Gambaran Jemaat yang sedang Tertidur—Pada saat pencobaan yang menakutkan ini, sifat manusiawi Kristus bahkan merindukan simpati dari para murid-Nya. Untuk kedua kalinya Ia bangkit dari bumi dan pergi menemui mereka dan mendapati mereka sedang tidur. Ini memang bukanlah tidur yang lelap. Mereka hanya sedang mengantuk. Mereka memiliki pemahaman yang terbatas tentang penderitaan dan kesedihan Tuhan mereka. Dalam kelembutan Yesus berdiri sejenak membungkuk di atas mereka, dan memandang mereka dengan perasaan kasih dan belas kasihan yang bercampur aduk. Dalam diri para murid yang tertidur ini Ia melihat gambaran jemaat yang tertidur. Ketika mereka seharusnya berjaga-jaga, mereka malah tertidur…
Jemaat Allah harus memenuhi tugas jaga malamnya, betapapun berbahayanya, dan baik lama maupun singkat waktunya. Kesedihan bukanlah alasan baginya untuk kurang waspada. Kesengsaraan seharusnya tidak menuntun pada kecerobohan, tetapi pada kewaspadaan yang berlipat ganda. Kristus telah mengarahkan jemaat melalui teladan-Nya sendiri, kepada sumber kekuatan mereka di saat-saat dibutuhkan, saat tertekan, dan bahaya. Sikap berjaga-jaga adalah untuk menunjuk jemaat sebagai umat Allah yang sejati. Dengan tanda ini orang-orang yang sedang menantikan-Nya dibedakan dari dunia, dan menunjukkan bahwa mereka adalah para peziarah dan orang asing di bumi…
(ST, 13 Agustus 1894, Letter 119, 1899, Ms. 111, 1897, Letter 69, 1897, “Sufferings of Christ“, 19, 20, ditemukan di ST, 14 Agustus 1879, 5BC 1099.7, 8, 1100.7, 1103.5, 1104.2).

MATIUS 25

Gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh

1 “Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. 2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. 3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, 4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. 5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. 6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! 7 Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. 8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. 9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. 10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. 11 Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! 12 Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. 13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”

Perumpamaan tentang talenta

14 “Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. 15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. 16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. 17 Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. 18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. 19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. 20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. 21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. 23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. 25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! 26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? 27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. 28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. 29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. 30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”
Paralel: Luk 19:12-27 (TB)

Penghakiman terakhir

31 “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. 32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, 33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. 34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. 35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; 36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. 37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? 38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? 39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? 40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. 41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. 42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; 43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. 44 Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? 45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. 46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.”

MATIUS 26

Pemberitahuan keempat tentang penderitaan Yesus — Rencana untuk membunuh Yesus

1 Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya: 2 “Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan.” 3 Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas, 4 dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia. 5 Tetapi mereka berkata: “Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat.”
Paralel: Mr 14:1-2; Luk 22:1-2; Yoh 11:45-53 (TB)

Yesus diurapi

6 Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, 7 datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan. 8 Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: “Untuk apa pemborosan ini? 9 Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.” 10 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: “Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. 11 Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. 12 Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku. 13 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.”
Paralel: Mr 14:3-9; Yoh 12:1-8 (TB)

Yudas mengkhianati Yesus

14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. 15 Ia berkata: “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. 16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.
Paralel: Mr 14:10-11; Luk 22:3-6 (TB)

Yesus makan Paskah dengan murid-murid-Nya

17 Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: “Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?” 18 Jawab Yesus: “Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.” 19 Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. 20 Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. 21 Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” 22 Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: “Bukan aku, ya Tuhan?” 23 Ia menjawab: “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. 24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” 25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: “Bukan aku, ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya: “Engkau telah mengatakannya.”
Paralel: Mr 14:12-21; Luk 22:7-14,21-23; Yoh 13:21-30 (TB)

Penetapan Perjamuan Malam

26 Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” 27 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. 28 Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. 29 Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku.”
Paralel: Mr 14:22-25; Luk 22:15-20; 1Kor 11:23-25 (TB)

Petrus akan menyangkal Yesus

30 Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun. 31 Maka berkatalah Yesus kepada mereka: “Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai. 32 Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea.” 33 Petrus menjawab-Nya: “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.” 34 Yesus berkata kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” 35 Kata Petrus kepada-Nya: “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.” Semua murid yang lainpun berkata demikian juga.
Paralel: Mr 14:26-31; Luk 22:31-34; Yoh 13:36-38 (TB)

Di taman Getsemani

36 Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa.” 37 Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, 38 lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.” 39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” 40 Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? 41 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” 42 Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!” 43 Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat. 44 Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga. 45 Sesudah itu Ia datang kepada murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. 46 Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat.”
Paralel: Mr 14:32-42; Luk 22:39-46 (TB)

Yesus ditangkap

47 Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. 48 Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: “Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia.” 49 Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: “Salam Rabi,” lalu mencium Dia. 50 Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Hai teman, untuk itukah engkau datang?” Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya. 51 Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. 52 Maka kata Yesus kepadanya: “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. 53 Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? 54 Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?” 55 Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: “Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. 56 Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi.” Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.
Paralel: Mr 14:43-50; Luk 22:47-53; Yoh 18:1-11 (TB)

Yesus di hadapan Mahkamah Agama

57 Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua. 58 Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu. 59 Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati, 60 tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang, 61 yang mengatakan: “Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari.” 62 Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: “Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?” 63 Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: “Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak.” 64 Jawab Yesus: “Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.” 65 Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: “Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. 66 Bagaimana pendapat kamu?” Mereka menjawab dan berkata: “Ia harus dihukum mati!” 67 Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia, 68 dan berkata: “Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?”
Paralel: Mr 14:53-65; Luk 22:54-55,63-71; Yoh 18:12-14,19-24 (TB)

Petrus menyangkal Yesus

69 Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: “Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu.” 70 Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: “Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud.” 71 Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: “Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu.” 72 Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: “Aku tidak kenal orang itu.” 73 Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: “Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu.” 74 Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: “Aku tidak kenal orang itu.” Dan pada saat itu berkokoklah ayam. 75 Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: “Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.
Paralel: Mr 14:66-72; Luk 22:56-62; Yoh 18:15-18,25-27 (TB)

The Wise Arouse From Sleep—All who wait for the heavenly Bridegroom are represented in the parable as slumbering because their Lord delayed His coming; but the wise roused themselves at the message of His approach, and responded to the message, and their spiritual life was replenished. Their spiritual discernment was not all gone, and they sprang into line. As they took hold of the grace of Christ, their religious experience became vigorous and abundant, and their affections were set upon things above. They discerned where was the source of their supply, and appreciated the love that God had for them. They opened their hearts to receive the Holy Spirit, by which the love of God was shed abroad in their hearts. Their lights were trimmed and burning, and sent forth steady rays into the moral darkness of the world. They glorified God, because they had the oil of grace in their hearts, and did the very work that their Master did before them—went forth to seek and to save those who were lost…
A Trimmed and Burning Lamp—The very best credentials we can carry is love for one another. All strife, all dissension, is to cease. God will not accept the talents of the smartest, the most eloquent man if the inner lamp of the soul is not trimmed and burning. There must be a consecrated heart, and consecrated surrender of the soul…
Attention Called to Sacrifice—Christ was crowned with thorns. His hands and feet were pierced by nails. Every step onward in the shameful scene was one of intense suffering. But it was God’s purpose that publicity should be given to the whole transaction, point after point, scene after scene, one phase of humiliation reaching into another. It was appointed that these events should take place on the occasion of the Passover…
Eden and Gethsemane—The Garden of Eden with its disobedience and the Garden of Gethsemane with its obedience are presented before us. What a costly work was that in Eden! How much was involved in the fatal eating of the forbidden tree! But many are following in the very same footprints, in disobedience, in breaking away from the law of God…
Picture of a Sleeping Church—In this fearful hour of trial Christ’s human nature longed even for the sympathy of His disciples. A second time He rose from the earth and went to them and found them sleeping. This was not a deep sleep. They were in a drowse. They had a limited sense of their Lord’s suffering and anguish. In tenderness Jesus stood for a moment bending over them, and regarding them with mingled feelings of love and pity. In these sleeping disciples He sees a representation of a sleeping church. When they should be watching, they are asleep…
The church of God is required to fulfill her night-watch, however perilous, and whether long or short. Sorrow is no excuse for her to be less watchful. Tribulation should not lead to carelessness, but to double vigilance. Christ has directed the church by his own example, to the source of their strength in times of need, distress and peril. The attitude of watching is to designate the church as God’s people indeed. By this sign the waiting ones are distinguished from the world, and show that they are pilgrims and strangers upon the earth. (ST, August 13, 1894, Letter 119, 1899, Manuscript 111, 1897, Letter 69, 1897, Sufferings of Christ, 19, 20, found in ST, August 14, 1879, 5BC 1099.7, 8, 1100.7, 1103.5, 1104.2).