Ayat Bacaan MARKUS 11, 12
Pelayanan Segenap Kekuatan—Kekuatan fisik harus digunakan untuk melayani Allah. Allah menghendaki segenap kekuatan fisik, dan engkau dapat menyatakan kasihmu kepada-Nya dengan menggunakan kekuatan fisikmu dengan benar, dan melakukan pekerjaan yang perlu dilakukan.….
Ada ilmu dalam pekerjaan yang paling sederhana sekalipun, dan jika semua orang menganggapnya demikian, maka mereka akan melihat kemuliaan dalam tiap pekerjaan. Hati dan jiwa harus dicurahkan untuk pekerjaan apa pun; maka akan ada keceriaan dan ketepatgunaan. Dalam pekerjaan pertanian atau mekanik, manusia dapat memberikan bukti kepada Allah bahwa mereka menghargai karunia-Nya dalam kekuatan fisik, dan juga dalam kemampuan mental. Biarlah kemampuan yang terpelajar digunakan untuk merancang metode kerja yang lebih baik. Inilah yang Allah kehendaki. Ada kehormatan dalam setiap jenis pekerjaan yang penting untuk dilakukan. Hendaknya hukum Allah dijadikan standar perbuatan yang memuliakan dan menguduskan segala jenis pekerjaan. Kesetiaan dalam melaksanakan setiap tugas membuat pekerjaan menjadi mulia, dan menyatakan tabiat yang dapat dikenan Allah.
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.” (Markus 12:30). Allah menghendaki kasih yang dinyatakan dalam pelayanan yang sepenuh hati, pelayanan jiwa, dan pelayanan dengan segenap kekuatan. Kita tidak boleh dikerdilkan dalam segala bentuk pelayanan bagi Allah. Apa pun yang telah Ia pinjamkan kepada kita harus dipergunakan dengan cerdas bagi-Nya. Orang yang menggunakan kemampuannya pasti akan memperkuatnya; tetapi ia harus berusaha melakukan yang terbaik. Diperlukan kecerdasan dan kemampuan yang terdidik untuk merancang metode terbaik, baik dalam bertani, membangun, dan dalam setiap bidang lainnya, agar pekerja tidak bekerja sia-sia….
Setiap pekerja berkewajiban untuk tidak hanya memberikan kekuatannya tetapi juga segenap pikiran dan kecerdasannya untuk apa yang ia lakukan…. Engkau dapat memilih untuk terjebak dalam perbuatan yang salah karena engkau tidak memiliki tekad untuk mengendalikan diri dan untuk berubah menjadi lebih, atau, engkau pun dapat mengembangkan kekuatanmu untuk melakukan jenis pelayanan terbaik, dan kemudian engkau akan mendapati bahwa dirimu dibutuhkan di mana-mana. Engkau akan dihargai atas segala sesuatu yang engkau miliki. “Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga.” “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” (Pengkhotbah 9:10, Roma 12:11). (Ms. 8, 1894, 5BC 1112.2-5).
MARKUS 11
Yesus dielu-elukan di Yerusalem
1 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya 2 dengan pesan: “Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari. 3 Dan jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini.” 4 Merekapun pergi, dan menemukan seekor keledai muda tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan, lalu melepaskannya. 5 Dan beberapa orang yang ada di situ berkata kepada mereka: “Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?” 6 Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus. Maka orang-orang itu membiarkan mereka. 7 Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakaian mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya. 8 Banyak orang yang menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang menyebarkan ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang. 9 Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, 10 diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!” 11 Sesampainya di Yerusalem Ia masuk ke Bait Allah. Di sana Ia meninjau semuanya, tetapi sebab hari sudah hampir malam Ia keluar ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya.
Paralel: Mat 21:1-9; Luk 19:28-38; Yoh 12:12-15 (TB)
Yesus mengutuk pohon ara
12 Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. 13 Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. 14 Maka kata-Nya kepada pohon itu: “Jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya!” Dan murid-murid-Nyapun mendengarnya.
Paralel: Mat 21:18-19 (TB)
Yesus menyucikan Bait Allah
15 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, 16 dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. 17 Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: “Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!” 18 Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh orang banyak takjub akan pengajaran-Nya. 19 Menjelang malam mereka keluar lagi dari kota.
Paralel: Mat 21:12-13; Luk 19:45-48; Yoh 2:13-16 (TB)
Pohon ara yang sudah kering Nasihat Yesus tentang doa
20 Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya. 21 Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: “Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering.” 22 Yesus menjawab mereka: “Percayalah kepada Allah! 23 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. 24 Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. 25 Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” 26 (Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.)
Paralel: Mat 21:20-22 (TB)
Pertanyaan mengenai kuasa Yesus
27 Lalu Yesus dan murid-murid-Nya tiba pula di Yerusalem. Ketika Yesus berjalan di halaman Bait Allah, datanglah kepada-Nya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua, 28 dan bertanya kepada-Nya: “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?” 29 Jawab Yesus kepada mereka: “Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu. Berikanlah Aku jawabnya, maka Aku akan mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. 30 Baptisan Yohanes itu, dari sorga atau dari manusia? Berikanlah Aku jawabnya!” 31 Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: “Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? 32 Tetapi, masakan kita katakan: Dari manusia!” Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi. 33 Lalu mereka menjawab Yesus: “Kami tidak tahu.” Maka kata Yesus kepada mereka: “Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.”
Paralel: Mat 21:23-27; Luk 20:1-8 (TB)
MARKUS 12
Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur
1 Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: “Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 2 Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. 3 Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. 4 Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. 5 Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. 6 Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. 7 Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita. 8 Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu. 9 Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain. 10 Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: 11 hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.” 12 Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia.
Paralel: Mat 21:33-46; Luk 20:9-19 (TB)
Tentang membayar pajak kepada Kaisar
13 Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. 14 Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?” 15 Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!” 16 Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka: “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar.” 17 Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!” Mereka sangat heran mendengar Dia.
Paralel: Mat 22:15-22; Luk 20:20-26 (TB)
Pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan
18 Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: 19 “Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. 20 Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. 21 Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga. 22 Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati. 23 Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.” 24 Jawab Yesus kepada mereka: “Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. 25 Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. 26 Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? 27 Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!”
Paralel: Mat 22:23-33; Luk 20:27-40 (TB)
Hukum yang terutama
28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: “Hukum manakah yang paling utama?” 29 Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. 30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. 31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” 32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: “Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. 33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.” 34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus. 35 Pada suatu kali ketika Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berkata: “Bagaimana ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud? 36 Daud sendiri oleh pimpinan Roh Kudus berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu. 37 Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?” Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat.
Paralel: Mat 22:34-40; Luk 10:25-28 (TB)
Yesus menasihatkan supaya hati-hati terhadap ahli-ahli Taurat
38 Dalam pengajaran-Nya Yesus berkata: “Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, 39 yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, 40 yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.”
Paralel: Mat 23:5-7; Luk 20:45-47 (TB)
Persembahan seorang janda miskin
41 Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. 42 Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. 43 Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. 44 Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.”
Paralel: Luk 21:1-4 (TB)
The Service of Every Power—The physical powers are to be brought into service from love to God. The Lord requires the physical strength, and you can reveal your love for Him by the right use of your physical powers, doing the very work which needs to be done….
There is science in the humblest kind of work, and if all would thus regard it, they would see nobility in labor. Heart and soul are to be put into work of any kind; then there is cheerfulness and efficiency. In agricultural or mechanical occupations, men may give evidence to God that they appreciate His gift in the physical powers, and the mental faculties as well. Let the educated ability be employed devising improved methods of work. This is just what the Lord wants. There is honor in any class of work that is essential to be done. Let the law of God be made the standard of action and it ennobles and sanctifies all labor. Faithfulness in the discharge of every duty makes the work noble, and reveals a character that God can approve.
“Thou shalt love the Lord thy God with all thy heart, and with all thy soul, and with all thy mind, and with all thy strength.” God desires the love that is expressed in heart service, in soul service, in the service of the physical powers. We are not to be dwarfed in any kind of service for God. Whatever He has lent us is to be used intelligently for Him. The man who exercises his faculties will surely strengthen them; but he must seek to do his best. There is need of intelligence and educated ability to devise the best methods in farming, in building, and in every other department, that the worker may not labor in vain….
It is the duty of every worker not merely to give his strength but his mind and intellect to that which he undertakes to do…. You can choose to become stereotyped in a wrong course of action because you have not the determination to take yourselves in hand and reform, or you may cultivate your powers to do the very best kind of service, and then you will find yourselves in demand anywhere and everywhere. You will be appreciated for all that you are worth. “Whatsoever thine hand findeth to do, do it with thy might.” “Not slothful in business; fervent in spirit; serving the Lord.” (Manuscript 8, 1894, 5BC 1112.2-5)