Renungan Petang 30 Oktober 2024

Ayat Renungan LUKAS 2, 3

Tidak Ada Satupun Pelajaran yang Tidak Penting—Tidak ada satu pun tindakan dalam kehidupan Kristus yang tidak penting. Setiap peristiwa dalam kehidupan-Nya adalah untuk kepentingan para pengikut-Nya di masa mendatang. Keadaan Kristus yang tinggal di Yerusalem ini mengajarkan pelajaran penting bagi barangsiapa yang harus percaya kepada-Nya…. 
Ini adalah pelajaran petunjuk bagi semua pengikut Kristus. Ia merancang agar tidak satu pun dari pelajaran ini yang sia-sia, tetapi ditulis untuk kepentingan generasi mendatang. Ada kebutuhan untuk berhati-hati dalam perkataan dan perbuatan ketika orang Kristen berkumpul bersama, jangan sampai Yesus dilupakan oleh mereka, dan mereka mengabaikan kenyataan bahwa Yesus ternyata tidak ada di antara mereka. Ketika mereka sadar akan keadaan mereka, mereka menemukan bahwa mereka telah melakukan perjalanan tanpa kehadiran Dia yang dapat memberikan kedamaian dan sukacita di hati mereka, dan hari-hari dihabiskan untuk kembali, dan mencari Dia yang seharusnya mereka pertahankan untuk tetap bersama mereka setiap saat. Yesus tidak akan ditemukan di antara orang-orang yang mengabaikan kehadiran-Nya, dan yang terlibat dalam percakapan yang tidak mengarah kepada Penebus mereka, yang kepada-Nya mereka mengaku sebagai pusat harapan mereka akan kehidupan kekal. Yesus menjauhi pergaulan dengan orang-orang seperti itu, demikian pula para malaikat yang melaksanakan perintah-perintah-Nya. Para utusan surgawi ini tidak tertarik pada orang banyak yang pikirannya teralihkan dari hal-hal surgawi. Roh-roh yang murni dan suci ini tidak dapat tinggal dalam pergaulan di mana kehadiran Yesus tidak diinginkan dan tidak dikehendaki, dan ketidakhadiran-Nya tidak dianggap. Karena alasan ini, ada dukacita, kesedihan, dan keputusasaan yang besar. Karena kurangnya perenungan akan Dia, kewaspadaan, dan doa, mereka telah kehilangan segala yang berharga. Sinar terang ilahi yang terpancar dari Yesus tidak bersama mereka, dan tidak menyemangati mereka dengan pengaruh yang penuh kasih dan mengangkat. Mereka diselimuti kesuraman, karena roh mereka yang ceroboh dan tidak hormat telah memisahkan Yesus dari pergaulan mereka, dan mengusir para malaikat yang melayani dari mereka. Banyak orang yang menghadiri pertemuan ibadah, dan telah diajar oleh para hamba Allah, dan sebenarnya telah sangat disegarkan dan diberkati dalam mencari Yesus, telah kembali ke rumah mereka tidak lebih baik daripada saat mereka meninggalkannya, karena mereka tidak merasakan pentingnya berdoa dan berjaga-jaga, saat mereka kembali ke rumah mereka. Mereka sering merasa cenderung mengeluh tentang orang lain, karena mereka menyadari kehilangan mereka. Beberapa orang bahkan menggerutu terhadap Allah, dan tidak mencela diri mereka sendiri sebagai penyebab kegelapan mereka sendiri, dan menderita dalam pikiran. Mereka seharusnya tidak merefleksikan diri mereka kepada orang lain. Kesalahannya ada pada diri mereka sendiri. Mereka berbicara dan bercanda, dan mengunjungi Tamu surgawi, dan mereka sendiri yang harus disalahkan. Merupakan hak istimewa bagi semua orang untuk mempertahankan Yesus bersama mereka. Jika mereka melakukan ini, kata-kata mereka harus dipilih, dan dibumbui dengan kasih karunia. Pikiran hati mereka harus didisiplinkan untuk merenungkan hal-hal surgawi dan yang ilahi.
(The Spirit of Prophecy 2:35-38). 5BC 1118.3, 5.

LUKAS 2

Kelahiran Yesus

(1) Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. (2) Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. (3) Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. (4) Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud (5) supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. (6) Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, (7) dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

Gembala-gembala

(8) Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. (9) Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. (10)Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: (11) Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. (12)Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” (13)Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: (14)“Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” (15)Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.” (16) Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. (17) Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. (18) Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. (19)Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. (20) Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.

Yesus disunat dan diserahkan kepada Tuhan — Simeon dan Hana

(21) Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. (22) Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,(23) seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”, (24) dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. (25)Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, (26) dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. (27)Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, (28)ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: (29) “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, (30) sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, (31) yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, (32) yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” (33) Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. (34) Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan (35) dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri ,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” (36) Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya,(37) dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. (38) Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. (39) Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. (40) Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Yesus pada umur dua belas tahun dalam Bait Allah

(41) Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. (42) Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. (43)Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. (44)Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. (45)Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. (46) Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. (47) Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. (48) Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” (49) Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” (50) Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. (51) Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. (52) Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.

LUKAS 3

Yohanes Pembaptis

(1) Dalam tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias raja wilayah Abilene, (2) pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun. (3) Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu, (4)seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. (5)Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, (6) dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.” (7)Lalu ia berkata kepada orang banyak yang datang kepadanya untuk dibaptis, katanya: “Hai kamu keturunan ular beludak! Siapakah yang mengatakan kepada kamu melarikan diri dari murka yang akan datang? (8) Jadi hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah berpikir dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! (9) Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api.” (10) Orang banyak bertanya kepadanya: “Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?” (11) Jawabnya: “Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian.” (12) Ada datang juga pemungut-pemungut cukai untuk dibaptis dan mereka bertanya kepadanya: “Guru, apakah yang harus kami perbuat?” (13)Jawabnya: “Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu.” (14) Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: “Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?” Jawab Yohanes kepada mereka: “Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu.” (15) Tetapi karena orang banyak sedang menanti dan berharap, dan semuanya bertanya dalam hatinya tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias, (16)Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu: “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. (17) Alat penampi sudah di tangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung-Nya, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan.” (18)Dengan banyak nasihat lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak. (19) Akan tetapi setelah ia menegor raja wilayah Herodes karena peristiwa Herodias, isteri saudaranya, dan karena segala kejahatan lain yang dilakukannya, (20) raja itu menambah kejahatannya dengan memasukkan Yohanes ke dalam penjara.

Yesus, Anak Allah, dibaptis

(21) Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit (22) dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.”

Silsilah Yesus

(23) Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli, (24) anak Matat, anak Lewi, anak Malkhi, anak Yanai, anak Yusuf, (25) anak Matica, anak Amos, anak Nahum, anak Hesli, anak Nagai, (26) anak Maat, anak Matica, anak Simei, anak Yosekh, anak Yoda, (27) anak Yohanan, anak Resa, anak Zerubabel, anak Sealtiel, anak Neri,(28) anak Malkhi, anak Adi, anak Kosam, anak Elmadam, anak Er,(29) anak Yesua, anak Eliezer, anak Yorim, anak Matat, anak Lewi, (30)anak Simeon, anak Yehuda, anak Yusuf, anak Yonam, anak Elyakim,(31) anak Melea, anak Mina, anak Matata, anak Natan, anak Daud,(32) anak Isai, anak Obed, anak Boas, anak Salmon, anak Nahason,(33) anak Aminadab, anak Admin, anak Arni, anak Hezron, anak Peres, anak Yehuda, (34) anak Yakub, anak Ishak, anak Abraham, anak Terah, anak Nahor, (35) anak Serug, anak Rehu, anak Peleg, anak Eber, anak Salmon, (36) anak Kenan, anak Arpakhsad, anak Sem, anak Nuh, anak Lamekh, (37) anak Metusalah, anak Henokh, anak Yared, anak Mahalaleel, anak Kenan, (38) anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah.

No Lesson to Be Lost—Not one act in the life of Christ was unimportant. Every event of His life was for the benefit of His followers in future time. This circumstance of the tarry of Christ in Jerusalem teaches an important lesson to those who should believe on Him…. 
Here is a lesson of instruction to all the followers of Christ. He designed that none of these lessons should be lost, but be written for the benefit of future generations. There is necessity of carefulness of words and actions when Christians are associated together, lest Jesus be forgotten of them, and they pass along careless of the fact that Jesus is not among them. When they are aroused to their condition, they discover that they have journeyed without the presence of Him who could give peace and joy to their hearts, and days are occupied in returning, and searching for Him whom they should have retained with them every moment. Jesus will not be found in the company of those who are careless of His presence, and who engage in conversation having no reference to their Redeemer, in whom they profess their hopes of eternal life are centered. Jesus shuns the company of such, so also do the angels who do His commands. These heavenly messengers are not attracted to the crowd where minds are diverted from heavenly things. These pure and holy spirits cannot remain in the company where Jesus’ presence is not desired and encouraged, and His absence not marked. For this reason, great mourning, grief, and discouragement exist. Through lack of meditation, watchfulness, and prayer, they have lost all that is valuable. The divine rays of light emanating from Jesus are not with them, cheering them with their loving, elevating influence. They are enshrouded in gloom, because their careless, irreverent spirit has separated Jesus from their company, and driven the ministering angels from them. Many who attend meetings of devotion, and have been instructed by the servants of God, and been greatly refreshed and blessed in seeking Jesus, have returned to their homes no better than they left them, because they did not feel the importance of praying and watching thereunto, as they returned to their homes. They frequently feel inclined to complain of others, because they realize their loss. Some murmur against God, and do not reproach themselves as being the cause of their own darkness, and sufferings of mind. These should not reflect upon others. The fault is in themselves. They talked and jested, and visited away the heavenly Guest, and themselves they have only to blame. It is the privilege of all to retain Jesus with them. If they do this, their words must be select, seasoned with grace.  The thoughts of their hearts must be disciplined to meditate upon heavenly and divine things (The Spirit of Prophecy 2:35-38). 5BC 1118.3, 5.