Ayat Bacaan YOHANES 1
Ada terang dan kemuliaan dalam kebenaran bahwa Kristus adalah Satu dengan Bapa sejak sebelum dunia dijadikan. Inilah terang yang bersinar di dalam kegelapan, membuatnya cemerlang dengan kemuliaan ilahi yang asli. Kebenaran ini, yang sangat misterius, menjelaskan kebenaran-kebenaran misterius dan tidak dapat dijelaskan lainnya, sementara kebenaran itu diabadikan dalam terang yang tidak dapat didekati dan dipahami…
Keilahian dan kemanusiaan secara misterius digabungkan, dan kemanusiaan dan Ketuhanan menjadi satu. Dalam persatuan inilah kita menemukan harapan bagi ras kita yang telah jatuh. Dengan memandang kepada Kristus dalam kemanusiaan-Nya, kita sedang memandang Allah, dan melihat di dalam Dia terang kemuliaan-Nya, gambaran nyata dari pribadi-Nya…
Karakteristik Manusiawi Yesus—Yesus adalah Panglima surga, yang setara dengan Allah, namun Ia berkenan untuk meletakkan mahkota kerajaan-Nya, jubah kerajaan-Nya, dan mengenakan keilahian-Nya dengan kemanusiaan. Penjelmaan Kristus dalam rupa daging manusia adalah sebuah misteri. Ia sebenarnya dapat datang ke bumi ini sebagai sosok dengan penampilan yang luar biasa, tidak seperti anak-anak manusia. Wajah-Nya dapat saja ditampilkan bersinar dengan kemuliaan, dan bentuk-Nya dapat memiliki keanggunan yang luar biasa. Ia dapat menampilkan penampilan yang memikat orang yang melihatnya; tetapi ini tidak sesuai dengan rencana yang telah dirancang di istana Allah. Ia harus memiliki ciri-ciri keluarga manusia, dan datang dari ras Yahudi. Dalam segala hal, Anak Allah ini harus memiliki ciri-ciri yang sama seperti manusia lainnya. Ia tidak boleh memiliki ke-elokkan pribadi yang akan membuat-Nya istimewa di antara umat manusia. Ia tidak boleh memperlihatkan pesona yang luar biasa untuk menarik perhatian kepada diri-Nya. Ia datang sebagai wakil keluarga manusia di hadapan surga dan bumi. Ia harus berdiri sebagai pengganti dan penjamin umat manusia. Ia harus menjalani kehidupan manusia sedemikian rupa untuk menentang pernyataan yang telah dibuat Setan bahwa manusia adalah miliknya yang kekal, dan bahwa Allah sendiri tidak dapat mengambil manusia dari tangan dia yang adalah musuh-Nya. (ST, 30 Juli 1896, RH, 5 April 1906). 5SM 1126.6, 1130.5, 8.
YOHANES 1
Firman yang telah menjadi manusia
1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. 5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. 6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; 7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. 8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. 9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. 10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. 11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. 12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; 13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. 14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. 15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: “Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” 16 Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; 17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. 18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Kesaksian Yohanes tentang dirinya sendiri
19 Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: “Siapakah engkau?” 20 Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: “Aku bukan Mesias.” 21 Lalu mereka bertanya kepadanya: “Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?” Dan ia menjawab: “Bukan!” “Engkaukah nabi yang akan datang?” Dan ia menjawab: “Bukan!” 22 Maka kata mereka kepadanya: “Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?” 23 Jawabnya: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.” 24 Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. 25 Mereka bertanya kepadanya, katanya: “Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?” 26 Yohanes menjawab mereka, katanya: “Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, 27 yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak.” 28 Hal itu terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis.
Paralel: Mat 3:1-12; Mr 1:1-8; Luk 3:3-6,15-17 (TB)
Yohanes menunjuk kepada Yesus
29 Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. 30 Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. 31 Dan aku sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel.” 32 Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: “Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. 33 Dan akupun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. 34 Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.“
Murid-murid Yesus yang pertama
35 Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. 36 Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah!” 37 Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. 38 Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya: “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?” 39 Ia berkata kepada mereka: “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. 40 Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. 41 Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” 42 Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).” 43 Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” 44 Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. 45 Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” 46 Kata Natanael kepadanya: “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” 47 Kata Filipus kepadanya: “Mari dan lihatlah!” Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” 48 Kata Natanael kepada-Nya: “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya: “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” 49 Kata Natanael kepada-Nya: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” 50 Yesus menjawab, kata-Nya: “Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu.” 51 Lalu kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”
There are light and glory in the truth that Christ was One with the Father before the foundation of the world was laid. This is the light shining in a dark place, making it resplendent with divine, original glory. This truth, infinitely mysterious in itself, explains other mysterious and otherwise unexplainable truths, while it is enshrined in light unapproachable and incomprehensible…
Divinity and humanity were mysteriously combined, and man and God became one. It is in this union that we find the hope of our fallen race. Looking upon Christ in humanity, we look upon God, and see in Him the brightness of His glory, the express image of His person…
The Human Characteristics of Jesus—Jesus was the Commander of heaven, one equal with God, and yet He condescended to lay aside His kingly crown, His royal robe, and clothed His divinity with humanity. The incarnation of Christ in human flesh is a mystery. He could have come to earth as one with a remarkable appearance, unlike the sons of men. His countenance could have shone with glory, and His form could have been of remarkable grace. He could have presented such an appearance as to charm the beholder; but this was not according to the plan devised in the courts of God. He was to bear the characteristics of the human family, and the Jewish race. In all respects the Son of God was to wear the same features as did other human beings. He was not to have such beauty of person as would make Him singular among men. He was to manifest no wonderful charms by which to attract attention to Himself. He came as a representative of the human family before heaven and earth. He was to stand as man’s substitute and surety. He was to live the life of humanity in such a way as to contradict the assertion that Satan had made that humanity was his everlasting possession, and that God Himself could not take man out of His adversary’s hands (ST, July 30, 1896, RH, April 5, 1906). 5BC 1126.6, 1130.5, 8.