Ayat Bacaan 2 KORINTUS 10, 11
Setiap Kemampuan untuk Mencerminkan Pikiran Ilahi—Sungguh luar biasa bagi Allah dalam menciptakan manusia, dalam menciptakan pikiran. Kemuliaan Allah harus dinyatakan dalam penciptaan manusia menurut gambar Allah dan dalam penebusan-Nya. Satu jiwa lebih berharga daripada seisi dunia. Allah menciptakan manusia agar setiap kemampuannya dapat memantulkan kemampuan pikiran ilahi. Tuhan Yesus Kristus adalah pencipta keberadaan kita, dan Dia juga pencipta penebusan kita, dan setiap orang yang mau memasuki kerajaan Allah akan mengembangkan tabiat yang merupakan padanan dari tabiat Allah. Tidak seorang pun dapat tinggal bersama Allah di surga yang kudus kecuali barangsiapa yang telah menjadi serupa dengan-Nya. Barangsiapa yang mau ditebus harus menjadi pemenang; mereka harus ditinggikan, dimurnikan, dan telah menjadi satu dengan Kristus. (Lt 55, 1895). 6BC 1105.5
Diserahkan kepada Siapa?—Setan tidak dapat menyentuh pikiran atau intelek kita kecuali bila kita menyerahkannya kepadanya. (Ms17, 1893). 6BC 1105.8
Iblis akan menggunakan pikiranmu hanya jika engkau memberikannya kepadanya. (Ms 2, 1893). 6BC 1105.9
Jangan Menghakimi Hak Prerogatif Manusia—Pasal ke-11 dari 2 Korintus berisi banyak petunjuk. Itu menyingkapkan kepada kita bahwa orang-orang yang cenderung melihat hal-hal menurut pandangan manusia dapat membuat kesalahan yang sangat serius jika mereka terlibat dalam pekerjaan yang tidak ditetapkan Allah, tetapi dikutuk Allah. Pekerjaan itu adalah mengkritik, naik ke kursi pengadilan, dan menjatuhkan hukuman. Betapa lebih baik bagi kemajuan rohani orang-orang seperti itu untuk melihat dengan saksama kekurangan dan cacat tabiat mereka sendiri melalui pemeriksaan hati mereka sendiri yang cermat, untuk mencoba menyingkirkan dari mereka balok mencari-cari kesalahan, prasangka jahat, perkataan jahat, memberikan kesaksian palsu, kebencian, dan menuduh saudara-saudara. (Ms 142, 1897). 6BC 1105.10
Kesederhanaan—Guru terbesar yang pernah dikenal dunia dikagumi karena kesederhanaan-Nya; karena Ia menyampaikan kebenaran ilahi sedemikian rupa sehingga bahkan anak-anak pun dapat memahami perkataan-Nya, dan pada saat yang sama Ia menarik perhatian para pemikir yang paling terdidik dan paling mendalam di dunia. Dengan menggunakan ilustrasi yang sudah dikenal, Ia membuat kebenaran menjadi jelas bagi pikiran orang-orang biasa. Dalam kesederhanaan, Ia menabur benih kebenaran Injil dalam pikiran dan hati para pendengar-Nya, dan benih itu pun tumbuh dan menghasilkan panenan untuk kehidupan kekal. YI, 4 Mei 1893. SD 86.5
Kemuliaan-Nya [Kristus] ada dalam kesederhanaan-Nya. CH, 320. SD 86.6
2 KORINTUS 10
Sikap Paulus
1Aku, Paulus, seorang yang tidak berani bila berhadapan muka dengan kamu, tetapi berani terhadap kamu bila berjauhan, aku memperingatkan kamu demi Kristus yang lemah lembut dan ramah. 2 Aku meminta kepada kamu: jangan kamu memaksa aku untuk menunjukkan keberanianku dari dekat, sebagaimana aku berniat bertindak keras terhadap orang-orang tertentu yang menyangka, bahwa kami hidup secara duniawi. 3 Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, 4 karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. 5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus, 6 dan kami siap sedia juga untuk menghukum setiap kedurhakaan, bila ketaatan kamu telah menjadi sempurna. 7 Tengoklah yang nyata di depan mata kamu! Kalau ada seorang benar-benar yakin, bahwa ia adalah milik Kristus, hendaklah ia berpikir di dalam hatinya, bahwa kami juga adalah milik Kristus sama seperti dia. 8 Bahkan, jikalau aku agak berlebih-lebihan bermegah atas kuasa, yang dikaruniakan Tuhan kepada kami untuk membangun dan bukan untuk meruntuhkan kamu, maka dalam hal itu aku tidak akan mendapat malu. 9 Tetapi aku tidak mau kelihatan seolah-olah aku menakut-nakuti kamu dengan surat-suratku. 10 Sebab, kata orang, surat-suratnya memang tegas dan keras, tetapi bila berhadapan muka sikapnya lemah dan perkataan-perkataannya tidak berarti. 11 Tetapi hendaklah orang-orang yang berkata demikian menginsafi, bahwa tindakan kami, bila berhadapan muka, sama seperti perkataan kami dalam surat-surat kami, bila tidak berhadapan muka.
Pendapat Paulus tentang dirinya
12 Memang kami tidak berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka! 13 Sebaliknya kami tidak mau bermegah melampaui batas, melainkan tetap di dalam batas-batas daerah kerja yang dipatok Allah bagi kami, yang meluas sampai kepada kamu juga. 14 Sebab dalam memberitakan Injil Kristus kami telah sampai kepada kamu, sehingga kami tidak melewati batas daerah kerja kami, seolah-olah kami belum sampai kepada kamu. 15 Kami tidak bermegah atas pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain di daerah kerja yang tidak dipatok untuk kami. Tetapi kami berharap, bahwa apabila imanmu makin bertumbuh, kami akan mendapat penghormatan lebih besar lagi di antara kamu, jika dibandingkan dengan daerah kerja yang dipatok untuk kami. 16 Ya, kami hidup, supaya kami dapat memberitakan Injil di daerah-daerah yang lebih jauh dari pada daerah kamu dan tidak bermegah atas hasil-hasil yang dicapai orang lain di daerah kerja yang dipatok untuk mereka. 17 “Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.” 18 Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan.
2 KORINTUS 11
1Alangkah baiknya, jika kamu sabar terhadap kebodohanku yang kecil itu. Memang kamu sabar terhadap aku! 2 Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. 3 Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya. 4 Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima. 5 Tetapi menurut pendapatku sedikitpun aku tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu. 6 Jikalau aku kurang paham dalam hal berkata-kata, tidaklah demikian dalam hal pengetahuan; sebab kami telah menyatakannya kepada kamu pada segala waktu dan di dalam segala hal.
Paulus tidak mementingkan diri
7 Apakah aku berbuat salah, jika aku merendahkan diri untuk meninggikan kamu, karena aku memberitakan Injil Allah kepada kamu dengan cuma-cuma? 8 Jemaat-jemaat lain telah kurampok dengan menerima tunjangan dari mereka, supaya aku dapat melayani kamu! 9 Dan ketika aku dalam kekurangan di tengah-tengah kamu, aku tidak menyusahkan seorangpun, sebab apa yang kurang padaku, dicukupkan oleh saudara-saudara yang datang dari Makedonia. Dalam segala hal aku menjaga diriku, supaya jangan menjadi beban bagi kamu, dan aku akan tetap berbuat demikian. 10 Demi kebenaran Kristus di dalam diriku, aku tegaskan, bahwa kemegahanku itu tidak akan dirintangi oleh siapapun di daerah-daerah Akhaya. 11 Mengapa tidak? Apakah karena aku tidak mengasihi kamu? Allah mengetahuinya. 12 Tetapi apa yang kulakukan, akan tetap kulakukan untuk mencegah mereka yang mencari kesempatan guna menyatakan, bahwa mereka sama dengan kami dalam hal yang dapat dimegahkan. 13 Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. 14 Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. 15 Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka. 16 Kuulangi lagi: jangan hendaknya ada orang yang menganggap aku bodoh. Dan jika kamu juga menganggap demikian, terimalah aku sebagai orang bodoh supaya akupun boleh bermegah sedikit. 17 Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai seorang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai seorang bodoh yang berkeyakinan, bahwa ia boleh bermegah. 18 Karena banyak orang yang bermegah secara duniawi, aku mau bermegah juga. 19 Sebab kamu suka sabar terhadap orang bodoh, karena kamu begitu bijaksana: 20 karena kamu sabar, jika orang memperhambakan kamu, jika orang menghisap kamu, jika orang menguasai kamu, jika orang berlaku angkuh terhadap kamu, jika orang menampar kamu. 21 Dengan sangat malu aku harus mengakui, bahwa dalam hal semacam itu kami terlalu lemah. Tetapi jika orang-orang lain berani membanggakan sesuatu, maka akupun–aku berkata dalam kebodohan–berani juga! 22 Apakah mereka orang Ibrani? Aku juga orang Ibrani! Apakah mereka orang Israel? Aku juga orang Israel. Apakah mereka keturunan Abraham? Aku juga keturunan Abraham! 23 Apakah mereka pelayan Kristus? –aku berkata seperti orang gila–aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. 24 Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, 25 tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. 26 Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. 27 Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, 28 dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat. 29 Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita? 30 Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku. 31 Allah, yaitu Bapa dari Yesus, Tuhan kita, yang terpuji sampai selama-lamanya, tahu, bahwa aku tidak berdusta. 32 Di Damsyik wali negeri raja Aretas menyuruh mengawal kota orang-orang Damsyik untuk menangkap aku. 33 Tetapi dalam sebuah keranjang aku diturunkan dari sebuah tingkap ke luar tembok kota dan dengan demikian aku terluput dari tangannya.
Every Faculty to Reflect the Divine Mind—It was a wonderful thing for God to create man, to make mind. The glory of God is to be revealed in the creation of man in God’s image and in his redemption. One soul is of more value than a world. God created man that every faculty might be the faculty of the divine mind. The Lord Jesus Christ is the author of our being, and He is also the author of our redemption, and everyone who will enter the kingdom of God will develop a character that is the counterpart of the character of God. None can dwell with God in the holy heaven but those who bear His likeness. Those who are to be redeemed are to be overcomers; they are to be elevated, pure, one with Christ (Lt 55, 1895). 6BC 1105.5
Yielded to Whom?—Satan cannot touch the mind or intellect unless we yield it to him (Ms17, 1893). 6BC 1105.8
The devil will use your mind if you give it to him (Ms 2, 1893). 6BC 1105.9
Judging Not Man’s Prerogative—The 11th chapter of 2 Corinthians contains much instruction. It reveals to us that men who are liable to view matters after human eyesight may make very grave mistakes if they engage in a work that God has not appointed, but condemned. That work is to criticize, to climb upon the judgment seat, and pronounce sentence. How much better would it be for the spiritual advancement of such to look well to their own shortcomings and defects of character through watchful examination of their own hearts, to try to remove from them the beam of faultfinding, of evil surmising, of evil speaking, of bearing false witness, of hatred, and accusing of the brethren. (Ms 142, 1897). 6BC 1105.10
Simplicity—The greatest Teacher the world ever knew was admired for His simplicity; for He presented divine truth in such a way that even children could comprehend His words, and at the same time He drew the attention of the best educated and deepest thinkers of the world. By the use of familiar illustrations He made truth plain to the minds of the common people. In simplicity He sowed the seed of the gospel truth in the minds and hearts of His hearers, and it sprang up and yielded a harvest unto everlasting life. YI, May 4, 1893. SD 86.5
His [Christ’s] glory was in His simplicity. CH, 320. SD 86.6