“Tetaplah Berdoa”

Bacaan 1 Minggu Sembahyang 2024 “Berdoalah Setiap Waktu”

(Dibacakan pada Jumat, 6 Desember 2024)

TETAPLAH BERDOA

Doa setiap hari adalah sama pentingnya bagi pertumbuhan dalam kasih karunia, dan bahkan bagi kehidupan rohani itu sendiri, seperti halnya makanan jasmani bagi kesejahteraan fisik (jasmani). Kita harus membiasakan diri untuk sering mengangkat pikiran kita kepada Allah dalam doa. Jika pikiran mengembara tak menentu, maka kita harus membawanya kembali; dengan usaha yang tekun, kebiasaan yang dibiasakan, maka akhirnya akan membuatnya mudah. ​​Kita tidak dapat memisahkan diri kita dari Kristus dengan aman bahkan untuk sesaat pun. Kita dapat memiliki kehadiran-Nya untuk menyertai kita di setiap langkah, tetapi, hanya dengan cara menaati syarat-syarat yang telah Dia tetapkan sendiri. –Messages to Young People, hlm. 115.

Meskipun Kristus telah memberikan janji kepada murid-murid-Nya bahwa mereka akan menerima Roh Kudus, hal ini tidak meniadakan perlunya doa. Mereka harus berdoa dengan lebih sungguh-sungguh; mereka terus berdoa dengan sehati. Barangsiapa yang sekarang sedang terlibat dalam pekerjaan serius mempersiapkan umat untuk kedatangan Tuhan, juga harus terus berdoa. –Gospel Workers, hlm. 371.

Mereka [murid-murid Yesus] sempat tidak mengindahkan peringatan yang berulang-ulang, “Berjaga-jagalah dan berdoalah.” Mula-mula mereka sangat gelisah melihat Guru mereka, yang biasanya begitu tenang dan berwibawa, bergumul dengan kesedihan yang tak terbayangkan. Mereka berdoa ketika mendengar tangisan keras dari orang yang menderita itu. Mereka tidak bermaksud meninggalkan Tuhan mereka, tetapi mereka tampak lemah karena sangat mengantuk, yang sebenarnya dapat mereka hilangkan jika saja mereka terus memohon kepada Allah. Mereka belum menyadari perlunya kewaspadaan dan doa yang sungguh-sungguh untuk menahan godaan. –The De­sire of Ages, hlm. 688.

Pengalaman para murid di Taman Getsemani ini mengandung pelajaran bagi umat Allah yang hidup sekarang ini…. Mereka belum menyadari pentingnya kewaspadaan dan doa yang sungguh-sungguh agar dapat bertahan terhadap godaan. Banyak orang sekarang ini yang masih tertidur lelap, seperti halnya para murid. Mereka belum berjaga-jaga dan berdoa agar mereka tidak jatuh ke dalam pencobaan. Marilah kita sering membaca dan mempelajari dengan saksama bagian-bagian firman Allah yang secara khusus merujuk kepada keadaan akhir zaman ini, dengan menunjukkan bahaya-bahaya yang akan mengancam umat Allah. –In Heavenly Places, hlm. 97.

Doa adalah Kehidupan bagi Jiwa

Doa adalah suatu kebutuhan, karena doa adalah kehidupan jiwa. Doa keluarga, doa di pertemuan ibadah, memiliki saat dan tempatnya masing-masing; tetapi persekutuan secara pribadi dengan Allahlah yang menopang kehidupan jiwa.Education, hlm. 258.

Beberapa kali setiap hari saat-saat yang berharga dan istimewa harus dikhususkan untuk berdoa dan mempelajari Alkitab, bahkan untuk menghafalkan salah satu bacaan atau ayat, agar kehidupan rohani dapat hadir dalam jiwa. Berbagai kepentingan dalam hal ini memberi kita bahan untuk perenungan dan inspirasi untuk doa-doa kita. Persekutuan dengan Allah adalah sangat penting untuk kesehatan rohani, dan hanya dengan cara ini saja maka dapat diperoleh hikmat kebijaksanaan dan penilaian yang benar yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan tiap-tiap tugas.Testimonies for the Church, jilid 4, hlm. 459.

Jika saja orang-orang yang bertugas membunyikan nada peringatan yang khidmat untuk masa ini dapat menyadari pertanggungjawaban mereka kepada Allah, maka mereka akan melihat perlunya doa yang sungguh-sungguh. Ketika kota-kota terdiam dalam tidur tengah malam, ketika setiap orang telah pergi ke rumahnya masing-masing, Kristus, teladan kita, akan pergi ke Bukit Zaitun, dan di sana, di tengah-tengah pohon-pohon yang rindang, akan menghabiskan sepanjang malam dalam doa. Dia yang tanpa noda dosa—pemilik rumah harta berkat; yang suara-Nya terdengar pada saat malam oleh para murid yang ketakutan di lautan badai, dalam berkat surgawi; dan yang perkataannya dapat memanggil orang mati dari kubur mereka—Dialah yang membuat permohonan dengan tangisan dan air mata yang kuat. Dia berdoa bukan untuk diri-Nya sendiri, tetapi untuk jiwa-jiwa yang Dia telah datang untuk selamatkan. Ketika Dia menjadi seorang pemohon, mencari dari tangan Bapa-Nya persediaan kekuatan yang baru, dan agar dapat tampil segar dan bersemangat sebagai pengganti manusia, Dia mengidentik-kan diri-Nya dengan manusia yang menderita, dan memberi mereka contoh tentang perlunya doa. Sifat-Nya tidak ternoda oleh dosa. Sebagai Anak Manusia, Ia berdoa kepada Bapa, menunjukkan bahwa sifat manusia adalah sepenuhnya membutuhkan segenap dukungan ilahi yang dapat diperoleh manusia agar ia dapat bersiap untuk tugas dan siap menghadapi ujian. Sebagai Raja Kehidupan, Ia memiliki kuasa bersama Allah, dan menang bagi umat-Nya. Juruselamat ini, yang berdoa bagi mereka yang tidak merasa perlunya berdoa, dan menangis bagi mereka yang tidak merasa perlu menangis, sekarang sedang berada di hadapan takhta Allah, untuk menerima dan menyampaikan kepada Bapa-Nya permohonan orang-orang yang telah Ia doakan di bumi. Teladan Kristus adalah untuk kita ikuti. Doa merupakan suatu keharusan dalam pekerjaan kita untuk keselamatan jiwa-jiwa. Hanya Allah yang dapat memberikan pertumbuhan dari benih yang kita tabur. –Gospel Workers, hlm. 28, 29.

Kemajuan Rohani bergantung pada Doa

Jika ada lebih banyak doa di antara umat kita, maka akan lebih banyak lagi praktek iman yang hidup yang terlihat, dan akan lebih sedikit ketergantungan pada orang lain untuk memiliki pengalaman bagi kita, dan kita pun akan jauh lebih maju dari tempat kita berada saat ini dalam hal kecerdasan kerohanian. Yang kita butuhkan adalah pengalaman hati dan jiwa yang mendalam dan bersifat pribadi. Maka kita akan mampu memberi tahu apa yang sedang dilakukan Allah dan bagaimana Dia bekerja. Kita perlu memiliki pengalaman hidup dalam hal-hal Allah; dan kita tidak akan aman kecuali kita telah memiliki pengalaman ini. Ada beberapa orang yang memiliki pengalaman yang baik, dan mereka menceritakannya kepadamu; tetapi ketika engkau menimbangnya, engkau melihat bahwa itu bukanlah pengalaman yang benar, karena itu tidak sesuai dengan firman Allah yang jelas. Jika pernah ada saat dalam sejarah kita, dimana kita perlu merendahkan jiwa kita di hadapan Allah, maka, itu adalah sekarang ini. Kita perlu datang kepada Allah dengan iman kepada segala sesuatu yang telah dijanjikan dalam firman-Nya, dan kemudian berjalan dalam segenap terang dan kuasa yang Allah berikan. –Review and Herald, 1 Juli 1909.

“Agama harus dimulai dengan mengosongkan dan menyucikan hati, dan harus dipupuk dengan doa setiap hari”. –Testimonies for the Church, jilid 4, hlm. 535.

Bacaan Minggu Sembahyang 2024 – “Berdoalah Setiap Waktu” 

Sama mudahnya, dan sama pentingnya bagi kita untuk berdoa sebagaimana Daniel, tiga kali sehari. Doa adalah kehidupan jiwa, dan dasar pertumbuhan rohani. Di rumahmu, di hadapan keluargamu, dan di hadapan rekan-rekan kerja-mu, engkau harus bersaksi tentang kebenaran ini. Dan ketika engkau memiliki hak istimewa untuk bertemu dengan saudara-saudara-mu di gereja, beri tahu mereka tentang perlunya menjaga agar saluran komunikasi antara Allah dan jiwa ini tetap terbuka. Beri tahu mereka bahwa selagi mereka menemukan hati dan suara untuk berdoa, maka Allah akan menemukan jawaban atas doa-doa mereka. Beri tahu mereka untuk tidak mengabaikan tugas-tugas keagamaan mereka. Doronglah saudara-saudara untuk berdoa. Kita harus mencari jika kita ingin menemukan, kita harus meminta jika kita ingin menerima, dan kita harus mengetuk pintu jika kita ingin pintu dibukakan bagi kita. –Signs of the Times, February 10, 1890.

Dalam pelayanan imamat Yahudi, kita terus-menerus diingatkan tentang pengorbanan dan perantaraan Kristus. Semua orang yang datang kepada Kristus hari ini harus mengingat bahwa jasa-Nya adalah bagai dupa kemenyan yang bercampur dengan doa-doa orang yang bertobat dari dosa-dosa mereka dan menerima pengampunan, belas kasihan, dan kasih karunia. Kebutuhan kita akan perantaraan Kristus adalah bersifat konstan, terus menerus. Hari demi hari, pagi dan petang, hati yang rendah hati perlu mempersembahkan doa-doa yang akan dijawab dengan kasih karunia, kedamaian, dan sukacita. “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.” Ibrani 13:15, 16. –Seventh-day Adventist Bible Commentary, jilid 6, hlm. 1078.

Dari setiap rumah tangga Kristen, cahaya suci harus bersinar. Kasih harus dinyatakan dalam perbuatan. Kasih harus mengalir keluar dalam semua hubungan rumah tangga, menunjukkan dirinya dalam kebaikan hati yang penuh perhatian, dan dalam kesopanan yang lemah lembut dan tidak mementingkan diri sendiri. Ada rumah tangga di mana prinsip ini dijalankan—rumah tangga di mana Allah disembah dan kasih sejati berkuasa. Dari rumah-rumah ini, doa pagi dan petang naik kepada Allah seperti dupa yang harum, dan belas kasihan serta berkat-Nya turun atas para pemohon seperti embun pagi.Patriarchs and Prophets, hlm. 144.

Bacaan Minggu Sembahyang 2024 – “Berdoalah Setiap Waktu”

Dalam mengikuti Kristus, dengan memandang kepada Dia yang adalah Pencipta dan Penyempurna iman kita, maka kita akan merasa bahwa kita bekerja di bawah pengawasan-Nya, bahwa kita dipengaruhi oleh kehadiran-Nya, dan bahwa Dia mengetahui motif hati kita. Pada setiap langkah, kita akan dengan rendah hati bertanya: Apakah ini akan menyenangkan Yesus? Apakah ini akan memuliakan Allah? Pagi dan petang, doa-doa kita yang sungguh-sungguh harus naik kepada Allah untuk memohon berkat dan bimbingan-Nya. Doa yang sejati berpegang teguh pada Kemahakuasaan dan memberi kita kemenangan. Di atas lututnya, orang Kristen memperoleh kekuatan untuk melawan ujian dan pencobaan.Testimonies for the Church, jilid 4, hlm. 615, 616.

Doa menghubungkan jiwa dengan surga

Barangsiapa yang mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah dan menyediakan waktu setiap hari untuk perenungan dan berdoa serta mempelajari Kitab Suci akan terhubung dengan surga dan akan memiliki pengaruh yang menyelamatkan dan mengubahkan bagi orang-orang di sekitar mereka. Pikiran-pikiran yang agung, aspirasi yang mulia, dan pengertian yang jelas tentang kebenaran dan tugas kepada Allah, akan menjadi milik mereka. Mereka akan mendambakan kemurnian, terang, kasih, dan segala kasih karunia yang berasal dari surga dan bersifat surgawi. Doa-doa mereka yang sungguh-sungguh akan masuk ke dalam tabir itu. Golongan ini akan memiliki keberanian yang disucikan untuk datang ke hadirat Yang Tak Terbatas. Mereka akan merasakan bahwa cahaya dan kemuliaan surga diperuntukkan bagi mereka, dan mereka akan dimurnikan, ditinggikan, dan dimuliakan oleh persekutuan yang karib ini dengan Allah. Itulah hak istimewa yang dimiliki oleh orang Kristen sejati. –Testimonies for the Church, jilid 5, hlm. 112, 113.

Persembahkanlah dirimu kepada Allah di pagi hari; jadikanlah ini sebagai pekerjaan pertamamu. Doamu hendaknya adalah, “Ambillah aku, ya Allah, sebagai milik-Mu sepenuhnya. Aku meletakkan segala rencanaku di kaki-Mu. Pergunakanlah aku hari ini dalam pelayanan-Mu. Tinggallah bersamaku, dan biarlah semua pekerjaanku dikerjakan di dalam-Mu.” Ini adalah hal yang harus dilakukan setiap hari. Persembahkanlah dirimu kepada Allah setiap pagi untuk hari itu. Serahkanlah semua rencanamu kepada-Nya, untuk dilaksanakan atau diserahkan sebagaimana yang ditunjukkan oleh pemeliharaan-Nya. Dengan demikian, hari demi hari engkau dapat menyerahkan hidupmu ke dalam tangan Allah, dan dengan demikian hidupmu akan semakin dibentuk seperti kehidupan Kristus. –Steps to Christ, hlm. 70.

Hembusan napas pertama jiwa di pagi hari seharusnya ditujukan untuk hadirat Yesus. “Tanpa Aku,” kata-Nya, “kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Yesuslah yang kita butuhkan; terang-Nya, hidup-Nya, roh-Nya, harus menjadi milik kita terus-menerus. Kita membutuhkan-Nya setiap saat. Dan kita harus berdoa di pagi hari agar seperti matahari menyinari pemandangan, dan memenuhi dunia dengan terang, demikian pula Matahari Kebenaran dapat bersinar ke dalam ruang-ruang pikiran dan hati, dan menjadikan kita semua terang di dalam Allah. Kita tidak dapat hidup tanpa hadirat-Nya sedetik pun. Musuh tahu kapan kita berusaha hidup tanpa Allah kita, dan dia ada di sana, siap memenuhi pikiran kita dengan saran-saran jahatnya agar kita jatuh dari keteguhan kita; tetapi keinginan Allah adalah agar dari waktu ke waktu kita tetap tinggal di dalam Dia, dan dengan demikian menjadi sempurna di dalam Dia. –My Life Today, hlm. 15.

Tidak ada yang lebih baik untuk meningkatkan kesehatan tubuh dan jiwa daripada rasa syukur dan puji-pujian. Merupakan kewajiban positif untuk melawan pikiran dan perasaan melankolis yang mudah bersedih dan tidak puas–sama pentingnya dengan kewajiban untuk berdoa. The Ministry of Healing, hlm. 251.

Kita harus banyak berdoa jika kita ingin maju dalam kehidupan ilahi. Ketika pekabaran kebenaran pertama kali diwartakan, betapa banyaknya kita perlu berdoa. Seberapa sering suara syafaat terdengar di ruang sidang, di lumbung, di kebun buah, atau di hutan. Sering kali kita menghabiskan waktu berjam-jam dalam doa yang sungguh-sungguh, dua atau tiga orang bersama-sama mengklaim janji; sering kali suara tangisan terdengar dan kemudian suara ucapan syukur dan nyanyian pujian. Sekarang, hari Tuhan sudah lebih dekat daripada ketika kita pertama kali percaya, dan kita harus lebih sungguh-sungguh, lebih bersemangat dan lebih giat lagi, daripada pada masa-masa awal itu. Bahaya kita sekarang lebih besar daripada sebelumnya. Jiwa-jiwa yang kita hadapi sekarang telah menjadi lebih keras. Kita sekarang perlu diilhami dengan roh Kristus, dan kita tidak boleh beristirahat sampai kita telah menerimanya.

Doa-doa kita harus penuh dengan kelemah-lembutan dan kasih. Ketika kita mendambakan realisasi kasih Juruselamat yang lebih dalam dan lebih luas, kita akan berseru kepada Allah untuk lebih banyak hikmat. Jika pernah ada kebutuhan yang sungguh akan doa dan khotbah yang menggetarkan jiwa, maka sekaranglah saatnya. Akhir dari segala sesuatu sudah dekat. Oh, andai saja kita dapat melihat sebagaimana mestinya tentang betapa pentingnya untuk mencari Allah dengan segenap hati! Maka kita akan menemukan-Nya. Kiranya Allah mengajarkan umat-Nya cara berdoa. God’s Amazing Grace, hlm. 92.

Doa adalah suatu kebutuhan, karena doa adalah kehidupan jiwa. Doa keluarga, doa di pertemuan ibadah, memiliki saat dan tempatnya masing-masing; tetapi persekutuan secara pribadi dengan Allahlah yang menopang kehidupan jiwa.” –Education, hlm. 258.