“Doa Yang Menyembuhkan”

Bacaan 5 Minggu Sembahyang 2024 “Berdoalah Setiap Waktu”

(Dibacakan pada Rabu, 11 Desember 2024)

DOA YANG MENYEMBUHKAN

Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. 15Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. 16Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” Yakobus 5:14-16.

Ketika saya berusia sekitar dua belas tahun, kami tinggal di Kosta Rika. Saya ingat adik laki-laki saya jatuh sakit, dan ibu saya naik taksi untuk pergi menemui seorang penatua gereja yang ditahbiskan. Ketika kami tiba di rumahnya, ia mengundang kami masuk. Ibu saya menceritakan masalahnya kepadanya. Adik laki-laki saya mengalami demam yang sangat tinggi. Ia menderita penyumbatan usus yang disebabkan oleh sesuatu yang dimakannya. Penatua itu segera mengambil minyak dan mulai memijat perut adik laki-laki saya dengan gerakan searah jarum jam (dari kanan ke kiri) beserta kelenjar getah beningnya, memberikan pijatan manual. Kemudian dia berdoa untuk saudara saya, dan, demamnya pun langsung hilang. Dia pulih sepenuhnya. Kami semua sangat bahagia!

Ayat pembuka di atas menyuruh untuk memanggil penatua jemaat, tetapi terkadang seseorang harus bepergian untuk menemukannya. Penatua yang ditahbiskan yang diceritakan di atas adalah Saudara Nautilio Bolaños, dan ia memiliki pengalaman dalam penyembuhan. Ia tidak hanya mengurapi adik laki-laki saya yang sakit dengan minyak dan memijat perut serta kelenjar getah beningnya, tetapi ia juga memanjatkan doa iman, yang mendatangkan kesembuhan. Setelah menjadi Pendeta, saya juga menggunakan teknik pemijatan yang sama dengan minyak zaitun dan berdoa bagi orang sakit setelah mereka mengakui dosa-dosa mereka kepada Allah. Saya mendorong mereka untuk berpaling kepada Yesus dengan segenap hati mereka. Saya telah menemukan janji Yesus itu benar adanya: “mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” Markus 16:18.

Allah adalah Penyembuh sejati. Dia diperkenalkan dalam Perjanjian Lama sebagai Jehovah-Rophi – Allah Penyembuhmu. Keluaran 15:26.

Kita perlu membedakan perbuatan doa khidmat dalam mengurapi orang sakit dengan minyak, yang dilakukan oleh para penatua dan pendeta, dari doa penyembuhan umum untuk orang sakit, yang dapat dipanjatkan oleh siapa saja. Yang pertama diperuntukkan bagi anggota yang sakit parah, sedangkan yang kedua diperuntukkan bagi anggota dan nonanggota. Khususnya bagi yang terakhir (non-anggota) merupakan instrumen atau sarana pekerjaan penginjilan misionaris medis.

Namun, ada syarat-syarat untuk pengurapan orang sakit dan doa bersama untuk kesembuhan ini. Mari kita telaah keduanya dalam terang Alkitab dan kesaksian Roh Nubuat.

Bukti ilmiah tentang doa penyembuhan

Sebuah jajak pendapat CNN menemukan bahwa 77 persen orang Amerika percaya bahwa berdoa bagi seseorang yang sakit memiliki efek yang bermanfaat. [1]Sejumlah penelitian terkontrol double-blind yang didanai oleh National Institutes of Health di AS telah menunjukkan bahwa doa syafaat memiliki hasil kesehatan yang positif dan memberikan kesembuhan.  [2]Bahkan ketika berdoa untuk perawatan dan pengobatan, doa tersebut dapat lebih berhasil (seperti kita berdoa untuk makanan I Timotius 4:5). [3]Para psikiater bahkan telah menemukan bahwa doa secara signifikan meningkatkan kesehatan mental dan berkontribusi pada penyembuhan dalam trauma dan psikosis[4]Singkatnya, doa penyembuhan itu memang efektif (berkhasiat).

Hanya untuk mereka yang menerima pekabaran tiga malaikat

Doa bagi orang sakit yang di dalamnya minyak urapan suci dioleskan hanya diperuntukkan bagi barangsiapa yang menjunjung tinggi pekabaran tiga malaikat. Hanya mereka yang telah menjadi anggota jemaat yang sisa atau yang telah memutuskan untuk bergabung dengannya yang boleh memanggil para penatua dan pendeta untuk mengurapi mereka ketika mereka sakit. (Doa pengurapan) itu bukan untuk mereka yang dengan sengaja melanggar Sepuluh Perintah Allah.

“Engkau pun bertanya apakah kita harus berdoa bagi mereka yang sakit kecuali mereka yang ada dalam pekabaran malaikat ketiga, atau berdoa bagi semua yang akan mengajukan permohonan, dan sebagainya. Yakobus 5 adalah aturan yang harus kita ikuti. ‘Apakah ada yang sakit di antara kamu? Biarlah ia memanggil,’ dan seterusnya. Itu berarti yang dimaksudkan adalah mereka yang ada di antara kita. Allah telah menunjukkan kepada saya bahwa mereka yang menaati perintah-perintah Allah tidak boleh melakukan apa pun [dalam pengurapan dan doa khusus] bagi orang sakit dari mereka yang setiap hari menginjak-injaknya (perintah Allah), kecuali dalam beberapa kasus khusus di mana jiwa-jiwa itu telah diyakinkan akan kebenaran dan memutuskan untuk bertobat. Dinding pemisah antara mereka yang menaati perintah dengan yang menginjak-injak perintah harus tetap dijaga.”5

Ini tidak berarti bahwa kita tidak dapat berdoa bagi orang sakit di rumah sakit yang bukan anggota jemaat Allah. Pembatasan di atas berlaku secara eksklusif untuk tindakan mengurapi orang sakit seperti yang dilakukan oleh para nabi, penatua, dan pendeta ataupun pelayan Injil.

Pengakuan

Yakobus menulis bahwa pengakuan dosa adalah komponen dinamis dari doa yang menyembuhkan … “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu, …” Yakobus 5:16. Sebelum Yesus menyembuhkan seorang lumpuh yang dibawa kepada-Nya di rumah Simon Petrus, Sang Juruselamat terlebih dahulu mengampuni dosa-dosa orang itu. Baru setelah itu penderitanya siap untuk disembuhkan secara fisik. Jadi, penyembuhan rohani mendahului penyembuhan fisik.

Pemazmur juga mengajarkan bahwa seseorang harus berdoa kepada Allah untuk kesembuhan. Ia memahami bahwa pengampunan dosa harus mendahului penyembuhan penyakit. “Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.” Mazmur 103:1-4.

“Bagi barangsiapa yang ingin didoakan agar kesehatan mereka pulih, harus dijelaskan bahwa pelanggaran terhadap hukum Allah, baik yang alamiah maupun yang rohani, adalah dosa, dan agar mereka menerima berkat-Nya, dosa itu harus diakui dan ditinggalkan.….”[5]

Jika ada orang yang mencari kesembuhan, yang telah mengucapkan kata-kata jahat, yang telah menimbulkan pertengkaran di dalam rumah tangga, di lingkungan masyarakat, atau di dalam jemaat, yang menimbulkan perpecahan dan pertikaian, yang telah menyesatkan orang lain, maka ia harus mengakui semuanya itu di hadapan Allah dan di hadapan mereka yang telah disakitinya. ‘Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.’ 1 Yohanes 1:9.”[6]

Kesalahan perlu diperbaiki. Kedamaian harus dipulihkan antara orang sakit dengan Allah serta antara orang sakit dengan sesamanya manusia. Bahkan kesaksian Roh Nubuat menyatakan bahwa persepuluhan pun harus dipulihkan sebagaimana hubungan antar pribadi itu harus dipulihkan.

“Kita harus terlebih dahulu mencari tahu apakah orang sakit itu telah menahan persepuluhan atau telah menciptakan kesulitan di dalam jemaat.”[7]

Iman

Setelah orang sakit mengakui dosanya kepada Allah, maka kita perlu berdoa dengan iman untuk kesembuhannya, dan percaya bahwa Allah akan mendengar permohonan kita.Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Ibrani 11:6. Yesus menyatakan, “… Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya.” Markus 9:23.

Ketika kesalahan telah disadari dan diperbaiki, maka kita dapat menyampaikan kebutuhan orang sakit kepada Allah dengan iman yang tenang, agar Roh-Nya dapat dinyatakan. Dia mengenal setiap orang berdasarkan nama masing-masing, dan peduli kepada mereka seolah-olah tidak ada orang lain di bumi ini yang untuknya Dia telah memberikan Anak-Nya yang terkasih. Karena kasih Allah begitu besar dan tidak pernah gagal, maka orang sakit seharusnya didorong untuk percaya kepada-Nya dan bersukacita.”[8]

Doa iman di kamar orang sakit, singkat dan langsung ke pokok persoalan, mempersiapkan jalan bagi rahmat Allah untuk berbicara kepada jiwa. Bahkan orang-orang yang tidak percaya pun dapat merasakan hal ini–bagi mereka–yang mungkin terasa seperti pengaruh yang aneh dan baru, dan menyadari bahwa Allah dapat dan akan mendengar doa-doa mereka.”[9][10]

Sesuai dengan kehendak-Nya

Tidak ada doa yang boleh dipanjatkan kepada Allah tanpa membuatnya tunduk pada kehendak Allah. Dia tahu masa depan, yang tidak dapat kita lihat. Dia tahu apakah lebih baik tidak menyembuhkan “duri di dalam daging.” 2 Korintus 12:7.

Banyak orang tidak akan sanggup bertahan dalam masa pencobaan, dan karena itu akan dibaringkan dalam perhentian.”[11]

Paulus memohon kepada Allah tiga kali untuk menyembuhkannya, tetapi Allah menjawab, “Tidak.” Dia justru mengulurkan kasih karunia kepada Paulus untuk menanggung kelemahannya atau “duri dalam dagingnya.” Duri dalam daging ini akan membantu Paulus tetap rendah hati dan lemah lembut. Oleh karena itu, ketika kita ingin berdoa untuk kesembuhan orang sakit, kita harus tunduk pada “kehendak-Nya.”

Dia [Allah] membaca setiap rahasia jiwa. Dia tahu apakah mereka yang didoakan akan atau tidak akan mampu menanggung cobaan yang akan menimpa mereka jika mereka hidup. Dia tahu apakah hidup mereka akan menjadi berkat atau kutukan bagi diri mereka sendiri dan bagi dunia. Inilah salah satu alasan mengapa, ketika menyampaikan permohonan kita dengan sungguh-sungguh, kita harus berkata, ‘Namun bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.’ Lukas 22:42. Yesus menambahkan kata-kata penyerahan ini kepada hikmat dan kehendak Allah ketika di Taman Getsemani Dia memohon, ‘Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku.’ Matius 26:39. Dan jika kata-kata itu pantas bagi-Nya, Anak Allah, betapa lebih lagi kata-kata itu menjadi bibir manusia fana yang terbatas dan berdosa![12]

“Oleh karena itu, doa-doa kita hendaknya mencakup pemikiran ini: ‘Ya Allah, Engkau mengetahui setiap rahasia jiwa. Engkau mengenal orang-orang ini. Yesus, Pembela mereka, menyerahkan nyawa-Nya bagi mereka. Kasih-Nya bagi mereka lebih besar daripada kasih kita. Oleh karena itu, jika itu untuk kemuliaan-Mu dan kebaikan orang-orang yang menderita, kami mohon, dalam nama Yesus, agar mereka dipulihkan kesehatannya. Jika bukan kehendak-Mu agar mereka dipulihkan, kami mohon agar kasih karunia-Mu menghibur dan kehadiran-Mu menopang mereka dalam penderitaan mereka.’”[13]

Dalam nama Yesus

Yesus mengajarkan kita untuk berdoa dalam nama-Nya. Dalam nama-Nya, para rasul dapat menyembuhkan orang sakit. Dalam nama-Nya, kita dapat berdoa untuk kesembuhan orang sakit. Yesus berjanji untuk menjawab permohonan orang-orang yang menaati perintah-perintah-Nya (1 Yohanes 3:22) dan berdoa dalam nama-Nya. Dia mengulanginya berkali-kali. “Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” “… supaya Ia memberikan kepadamu apa saja yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku.” “Apa saja yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, akan diberikan-Nya kepadamu.” Yohanes 14:14; 15:16; 16:23. 

“Kami mohon, dalam nama Yesus, agar mereka dapat dipulihkan kesehatannya.”

Pendeta Larry Watts pernah mengunjungi orang-orang percaya di India, dan sepasang suami istri yang tidak memiliki anak datang kepadanya untuk meminta pertolongan. Mereka telah mencari pertolongan dari dokter tetapi tidak berhasil. Sang istri tampak mandul. Kemudian Pendeta Watts berbicara kepada mereka. Ia berdoa bagi mereka dalam nama Yesus dan sesuai dengan kehendak-Nya. Saat ia mengunjungi negara itu lagi, wanita itu mengatakan kepadanya bahwa ia langsung hamil setelah itu dan memiliki bayi yang cantik. Doa penyembuhan berhasil.

Dengan minyak zaitun

Minyak zaitun adalah jenis minyak terbaik. Minyak ini pernah menjadi minyak suci di tempat suci. Minyak ini telah digunakan untuk mengurapi nabi, imam, dan raja. Yesus adalah ketiganya. Dewasa ini, para penatua dan pendeta yang ditahbiskan memimpin pengurapan orang sakit dengan minyak dan memanjatkan doa untuk kesembuhan orang sakit. Akan tetapi, kita memiliki bukti bahwa Sister White juga mengurapi orang sakit dengan minyak suci. Mengapa? Karena dia adalah seorang nabi. Para nabi juga dapat mengurapi orang sakit.

“Pertanyaan ini telah ditanyakan oleh beberapa orang, ‘Apakah Sister White telah menyembuhkan orang sakit?’ Saya menjawab, ‘Tidak, bukan demikian; Sister White memang sering dipanggil untuk berdoa bagi orang sakit, dan mengurapi mereka dengan minyak dalam nama Tuhan Yesus, dan bersama mereka dia telah mengklaim pemenuhan janji,Doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit.’” [14]

Penggunaan pengobatan alamiah

Ketika Raja Hizkia sakit parah, ia memohon kepada Allah agar melimpahkan belas kasihan-Nya kepadanya. Allah menjawab doanya dan menyarankan agar pengobatan alamiah digunakan untuk kesembuhannya. Akan menjadi penyangkalan iman jika raja tidak menggunakan pengobatan sederhana untuk membantu kesembuhannya.

“… Sementara mereka menempatkan diri mereka di hadapan Allah untuk didoakan agar mereka dapat disembuhkan, mereka tidak boleh mengabaikan metode pemulihan kesehatan yang sesuai dengan hukum alam. Jika, dalam berdoa memohon kesembuhan, mereka menolak untuk menggunakan pengobatan sederhana yang disediakan oleh Allah untuk meringankan rasa sakit dan membantu alam dalam pekerjaannya, agar tidak dianggap sebagai penyangkalan iman, mereka mengambil posisi yang tidak bijaksana. Itu bukanlah penyangkalan iman, itu sangat selaras dengan rencana Allah…. Satu firman dari Allah, satu sentuhan jari ilahi, akan menyembuhkan Hizkia seketika, tetapi petunjuk khusus diberikan untuk mengambil buah ara dan meletakkannya pada bagian yang sakit, dan Hizkia pun hidup kembali. Dalam segala hal kita perlu bergerak mengikuti garis pemeliharaan Allah. Agen manusia harus memiliki iman, dan harus bekerja sama dengan kuasa ilahi, untuk menggunakan setiap fasilitas, memanfaatkan segala sesuatu yang menurut kecerdasannya bermanfaat, dan bekerja selaras dengan hukum alam; dalam melakukan ini ia tidak menyangkal atau menghalangi iman.15

“Pada suatu kesempatan Kristus mengurapi mata seorang buta dengan tanah liat dan menyuruhnya, “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam…. Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan mata yang sudah bisa melihat.” Yohanes 9:7. Penyembuhan hanya dapat dilakukan oleh kuasa Sang Penyembuh Agung, namun Kristus menggunakan cara-cara alamiah yang sederhana. Meskipun Ia tidak menyetujui pengobatan dengan obat-obatan kimia, Ia menyetujui penggunaan pengobatan yang sederhana dan yang alamiah.16

Pengobatan alamiah umumnya membutuhkan waktu lebih lama untuk bekerja daripada obat-obatan kimia. Pengobatan alamiah tidak merusak tubuh atau otak seperti halnya obat-obatan kimia. Pengobatan alamiah benar-benar menyembuhkan, bukan hanya sekedar mengobati gejalanya seperti obat-obatan kimia. Pengobatan alamiah yang sederhana meliputi doa, air bersih, sinar matahari, udara segar, pola makan nabati, olahraga, keyakinan (iman), tanaman obat (herbal), dan penggunaan tanah liat.

Kesimpulan

Marilah kita ingat bahwa Allah adalah penentu pemulihan kesehatan seseorang dan pengampunan penyakit. Seperti yang pernah dikatakan seorang perawat kepada saya: “Bukan dokter, perawat, pasien, keluarga, atau pendeta yang menentukan hasilnya, tetapi Allah.Kita percaya tangan penuh kasih yang dipaku di kayu salib Kalvari lah yang berhak untuk memutuskan hasilnya.

Ada kisah menarik yang diceritakan tentang Mayo bersaudara, yakni Will dan Charlie, yang membuka Klinik Mayo di Rochester, Minnesota, bersama ayah mereka William. Mereka sangat sukses sebagai dokter dalam membantu orang sakit. Orang-orang datang ke klinik mereka dari seluruh dunia untuk dirawat oleh mereka. Dr. Will Mayo mengatakan sebagai berikut: “Saya telah melihat pasien yang sudah sekarat setelah melewati tindakan terstandar yang semestinya. Kami tahu mereka tidak lagi memiliki harapan hidup. Tetapi saya telah melihat seorang pendeta datang ke sisi tempat tidurnya dan melakukan sesuatu untuknya yang tidak dapat saya lakukan, meskipun saya telah melakukan segala daya profesional saya. Tetapi ada sesuatu yang menyentuh percikan kekal dalam dirinya dan bertentangan dengan pengetahuan medis dan akal sehat materialistis, hingga pasien itu HIDUP!”[15]

Saat kita menutup tahun 2024 ini, marilah kita mengingat amanat Kristus untuk “menyembuhkan orang sakit.” Marilah kita berdoa bagi orang sakit sesuai dengan kehendak-Nya dan bersiap untuk menyaksikan mukjizat terjadi di depan mata kita.

Amanat yang Kristus berikan kepada para murid-Nya, Ia berikan juga kepada semua orang yang terhubung dengan-Nya…. Engkau yang adalah orang-orang pilihan dan terpilih harus menerima amanat ilahi untuk bersatu dengan Kristus…. Kehormatan tertinggi yang dapat diberikan kepada manusia, baik muda maupun tua, kaya maupun miskin, adalah untuk diizinkan mengangkat yang tertindas, menghibur yang lemah pikirannya, dan mendukung yang dalam kelemahan. Dunia ini penuh dengan penderitaan; pergilah, sembuhkanlah yang sakit, doakanlah yang putus asa, beritakanlah Injil kepada yang miskin atau dalam kemalangan.”

Melalui doa penyembuhan, semoga Allah menggunakanmu sebagai misionaris medis penginjilan. Kiranya engkau dapat menjadi agen pengharapan, saluran terang, dan pembawa pekabaran kesehatan. Amin!


[1] Marilyn Schlitz, “Meditation, Prayer and Spiritual Healing: The Evidence,” Permanente Journal (Summer 2005), 9(6), hlm. 63-66.
[2] Ibid.
[3] Ibid.
[4] Tanya Marie Luhrmann, “Making God Real, Making God Good: Some mechanisms through which prayer may contribute to healing,” Transcultural Psychology, 2013, 0(0), hlm. 1-19. 5 Ellen G. White, Letter 4, 1857; Pastoral Ministry, hlm. 233.
[5]  Ellen G. White, “Prayer for the Sick,” The Ministry of Healing, hlm. 228.
[6]  Ibid.
[7]  Ellen G. White, “Prayer for the Sick,” Healthful Living, hlm. 237.
[8]  Ellen G. White, “Prayer for the Sick,” The Ministry of Healing, hlm. 229.
[9]  Ellen G. White, Manuscript Releases, jilid[10] , hlm. 43.
[11]   Ellen G. White, “Pray for the Sick,” Healthful Living, hlm. 238.
[12]   Ellen G. White, “Prayer for the Sick,” The Ministry of Healing, hlm. 230.
[13]   Ibid., hlm. 229.
[14]  Ellen G. White, Selected Messages, jilid 3, hlm. 295.
15   Ellen G. White, “Prayer for the Sick,” Healthful Living, hlm. 240, 241.
16   Ellen G. White, “Prayer for the Sick,” The Ministry of Healing, hlm. 233.
17   Paul Lee Tan, Encyclopedia of 7700 Illustrations (Rockville, MD: Assurance Publishers, 1979), hlm. 1046.
18   Ellen G. White, The Youth’s Instructor, November 2, 1899.

Bacaan Minggu Sembahyang 2024 “Berdoalah Setiap Waktu”