Renungan Pagi 13 Desember 2024

Ayat Bacaan 1 PETRUS 3

Kuncup dan Bunga Kesombongan—Ada berhala yang sedang disayangi dalam keluarga dan jemaat kita dewasa ini yang memiliki pengaruh yang sama terhadap kita seperti anak lembu emas terhadap orang Israel. Maukah orang-orang itu menyelidiki diri mereka sendiri? Maukah para gembala melakukan pekerjaan mereka sebagai penjaga Allah yang setia? Maukah mereka melihat berhala apa yang sedang mereka junjung tinggi? Maukah setiap orang yang berada dalam keadaan yang suam menyadari bahwa mereka harus menjadi orang-orang yang berbeda dan terpisah dalam hal gaya berpakaian, tutur kata, dan perilaku mereka, dari dunia ini? Maukah mereka memeriksa penyembahan berhala mereka dalam hal-hal kecil maupun besar, dan bahwa hal itu sedang memisahkan mereka dari Allah? Ketika teguran datang, mereka mungkin menjadi malu, tetapi tidak bertobat. Mereka telah memiliki terang yang besar, kesempatan yang besar, ayat demi ayat, dan ajaran demi ajaran, tetapi kesombongan masih tumbuh dan bersemi dalam pakaian mereka, yang sedang menyatakan pikiran dan maksud hati. (MS 52, 1898). 7BC 941.10.

Berhala Apa yang Sedang Kita Sayangi?—Penyembahan berhala di pihak Israel kuno merupakan pelanggaran terhadap Allah; tetapi bukankah ada berhala yang sama yang sedang menyinggung-Nya yang dipelihara dalam keluarga dan jemaat kita dewasa ini—berhala yang memiliki pengaruh yang sama kepada kita seperti anak lembu emas kepada orang Israel? Di pihak umat yang mengaku sebagai umat Allah, ada pengabaian yang nyata terhadap peringatan yang diberikan oleh Petrus ini: “Perhiasanmu janganlah secara lahiriah….” (1 Petrus 3:3).
Waktunya telah tiba ketika kita sebagai umat harus menyelidiki diri kita sendiri untuk melihat berhala apakah yang masih kita pelihara; sekaranglah saatnya para gembala kawanan domba harus melakukan pekerjaan yang setia sebagai penjaga umat Allah. Dalam hal berpakaian, dalam perkataan, dalam sikap, kita harus menjadi umat yang berbeda dan terpisah dari dunia… (RH, 7 Maret 1899). 7BC 941.11, 12.

Hasrat suka Pamer—Di dasar kehancuran banyak rumah tangga terdapatlah hasrat suka pamer. Pria dan wanita bersekongkol dan berencana untuk mendapatkan sarana agar mereka dapat tampak lebih kaya daripada sesama mereka. Tetapi meskipun mereka mungkin berhasil dalam perjuangan mereka yang melelahkan ini, mereka sesungguhnya tidak benar-benar bahagia. Kebahagiaan sejati hanya ada dari hati yang hidup damai dengan Allah. [1 Petrus 3:3, 4]. (MS 99, 1902). 7BC 941.13.

Pesona Nilai Moral—Nilai moral memiliki pesona yang tidak dimiliki oleh kekayaan dan daya tarik luar secara lahiriah. Perempuan yang memiliki perhiasan roh yang lemah lembut dan tenang (tentram), di mata Allah dipandang sebagai yang memiliki anugerah yang sangat berharga, yang mana di hadapannya perak Tarsis, dan emas Ofir, menjadi tidak berharga. Pengantin perempuan Salomo, dalam segala kemuliaannya sekalipun, tidak dapat dibandingkan dengan salah satu harta rumah tangga ini. (The Health Reformer, Mei 1878). 7BC 942.1.

Penghormatan Tertinggi terhadap Kebenaran—“hendaklah kamu … mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati.” (1 Petrus 3:8). Hargai penghormatan tertinggi terhadap keadilan dan kebenaran, dan bencilah segala jenis kekejaman dan penindasan. Perlakukanlah orang lain sebagaimana engkau sendiri ingin diperlakukan. Allah melarangmu untuk mengutamakan diri sendiri, sehingga merugikan orang lain. (RH, 13 April 1905). 7BC 942.2.

1 PETRUS 3

Hidup bersama suami isteri

1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, 2 jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu. 3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, 4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. 5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya, 6 sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman. 7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.

Kasih dan damai

8 Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati, 9 dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab: 10 “Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. 11 Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya. 12 Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat.”

Menderita dengan sabar

13 Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik? 14 Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar. 15 Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, 16 dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu. 17 Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat. 18 Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh, 19 dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, 20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. 21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan–maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah–oleh kebangkitan Yesus Kristus, 22 yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya.

The Buds and Blossoms of Pride—There are idols cherished in our families and in our churches today which have the same influence upon us as did the golden calf upon the Israelites. Will the people search themselves? Will the shepherds do their work as faithful sentinels of God? Will they see what idols they are cherishing? Will every one that is in moderate circumstances consider that they are to be a people distinct and separate in their fashions of dress, their speech, their deportment, from the world? Will they see their idolatry in small as well as in large matters, and that it is separating them from God? When reproofs come they are ashamed, but not repentant. They have had great light, great opportunities, line upon line, and precept upon precept, but pride buds and blossoms in their apparel, revealing the thoughts and intents of the heart. (Manuscript 52, 1898). 7BC 941.10
What Idols Are We Cherishing?—This idolatry on the part of ancient Israel was an offense to God; but are there not idols just as offensive cherished in our families and in our churches today—idols which have the same influence upon us as did the golden calf upon the Israelites? On the part of God’s professed people there is a manifest disregard of the warnings given by Peter: “Whose adorning let it not be that outward adorning….”(1 Peter 3:3)
The time has come when we as a people should search ourselves to see what idols we are cherishing; when the shepherds of the flock should do faithful work as the sentinels of God. In dress, in speech, in deportment, we are to be a people distinct and separate from the world… (The Review and Herald, March 7, 1899). 7BC 941.11, 12
The Passion for Display—At the foundation of the ruin of many homes lies the passion for display. Men and women scheme and plan to get means in order that they may appear richer than their neighbors. But even though they may succeed in their desperate struggle, they are not truly happy. True happiness springs from a heart at peace with God. [1 Peter 3:3, 4]. (Manuscript 99, 1902). 7BC 941.13
The Charm of Moral Worth—Moral worth has a charm that wealth and outward attractions do not possess. The woman having the ornament of a meek and quiet spirit, in the sight of God has an endowment of great value, before which the silver of Tarshish, and the gold of Ophir, are worthless. Solomon’s bride, in all her glory, cannot compare with one of these household treasures. (The Health Reformer, May 1878). 7BC 942.1
A Supreme Reverence for Truth—“Love as brethren, be pitiful, be courteous.” (1 Peter 3:8). Cherish a supreme reverence for justice and truth, and a hatred for all cruelty and oppression. Do unto others as you would wish them to do to you. God forbids you to favor self, to the disadvantage of another. (The Review and Herald, April 13, 1905). 7BC 942.2