Ayat Bacaan 1 YOHANES 5
Iman sejati dan doa sejati—betapa kuatnya ini! Keduanya bagaikan dua lengan yang dengannya manusia yang memohon dapat berpegang teguh pada kuasa Kasih yang Tak Terbatas. Iman berarti percaya kepada Allah—percaya bahwa Dia mengasihi kita, dan mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Jadi, iman menuntun kita untuk memilih jalan-Nya, bukan jalan kita sendiri. Iman menerima hikmat-Nya sebagai ganti ketidaktahuan kita; iman menerima kekuatan-Nya sebagai ganti kelemahan kita; iman menerima kebenaran-Nya sebagai ganti dosa kita. Hidup kita, diri kita sendiri, sudah menjadi milik-Nya; iman mengakui kepemilikan-Nya, dan menerima berkat-berkatnya. Kebenaran, kejujuran, kemurnian, ditunjukkan sebagai rahasia keberhasilan hidup. Imanlah yang membuat kita memiliki semua ini. Setiap dorongan atau keinginan yang baik adalah anugerah Allah; iman menerima dari Allah kehidupan yang hanya dapat menghasilkan pertumbuhan dan ketepatgunaan sejati. GW 259.2.
“Inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita,” [1 Yohanes 5:4]. Imanlah yang memampukan kita untuk melihat melampaui masa kini, dengan segala beban dan kekhawatirannya, menuju masa depan yang agung, di mana semua yang membingungkan kita sekarang akan menjadi jelas. Iman melihat Yesus berdiri sebagai Perantara kita di sebelah kanan Allah. Iman melihat tempat tinggal yang telah dipersiapkan Kristus bagi mereka yang mengasihi-Nya. Iman melihat jubah dan mahkota yang dipersiapkan bagi pemenang, dan mendengar nyanyian orang-orang tebusan. GW 259.3.
Iman mengklaim janji-janji Allah dan menghasilkan buah dalam ketaatan. Kesombongan juga menuntut janji-janji itu, tetapi menggunakannya seperti yang dilakukan Setan, untuk memaafkan pelanggaran. Iman seharusnya menuntun orang tua pertama kita untuk memercayai kasih Allah dan menaati perintah-perintah-Nya. Kesombonganlah yang menuntun mereka untuk melanggar hukum-Nya, dengan percaya bahwa kasih-Nya yang besar akan menyelamatkan mereka dari akibat dosa mereka. Bukanlah iman jika menuntut perkenanan Surga tanpa mau mematuhi syarat-syarat yang menjadi dasar pemberian belas kasihan. Iman sejati berlandaskan pada janji-janji dan ketentuan-ketentuan dalam Alkitab. GW 260.3.
Tidaklah cukup hanya percaya kepada Kristus; kita harus percaya di dalam-Nya. Satu-satunya iman yang akan bermanfaat bagi kita adalah iman yang menerima Dia sebagai Juruselamat pribadi; yang telah memberikan jasa-jasa-Nya bagi kita… Iman sejati adalah kehidupan. Iman yang hidup berarti peningkatan kekuatan, kepercayaan yang meyakinkan, yang dengannya jiwa menjadi kekuatan yang menaklukkan. GW 261.1.
Bukanlah kehendak Allah bahwa kita harus mengasingkan diri dari dunia. Namun, semasih kita di dunia, kita harus menguduskan diri kita kepada Allah. Kita tidak boleh meniru dunia. Kita harus berada di dunia sebagai pengaruh yang memperbaiki, sebagai garam yang mempertahankan rasanya. Di antara generasi yang tidak kudus, tidak murni, dan penyembah berhala, kita harus menjadi murni dan kudus, menunjukkan bahwa kasih karunia Kristus memiliki kuasa untuk memulihkan dalam diri manusia keserupaan dengan Allah. Kita harus memberikan pengaruh yang menyelamatkan kepada dunia. CH 592.1.
Iman sejati akan bertanya kepada Allah, “Apakah yang Engkau kehendaki dariku?” dan ketika jalan telah ditandai oleh Sang Guru, maka iman siap untuk melakukan kehendak-Nya, apa pun kesulitan atau pengorbanannya. CT 183.1.
Hidup untuk diri sendiri berarti binasa. Ketamakan, dan keinginan untuk mendapatkan keuntungan demi diri sendiri, akan memutus jiwa dari kehidupan. Roh Setanlah yang suka mengambil dan menarik keuntungan hanya kepada diri sendiri. Roh Kristuslah yang suka memberi, dan rela mengorbankan diri demi kebaikan orang lain. “Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.” 1 Yohanes 5:11, 12. COL 259.1.
1 YOHANES 5
Iman mengalahkan dunia
1 Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga Dia yang lahir dari pada-Nya. 2 Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya. 3 Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, 4 sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. 5 Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?
Kesaksian tentang Anak Allah
6 Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. 7 Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. 8 Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu. 9 Kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. 10 Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. 11 Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. 12 Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.
Pengetahuan akan hidup yang kekal
13 Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal. 14 Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. 15 Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya. 16 Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa. 17 Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut. 18 Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya. 19 Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat. 20 Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal. 21 Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.
True faith and true prayer—how strong they are! They are as two arms by which the human suppliant lays hold upon the power of Infinite Love. Faith is trusting in God,—believing that He loves us, and knows what is for our best good. Thus, instead of our own way, it leads us to choose His way. In place of our ignorance, it accepts His wisdom; in place of our weakness, His strength; in place of our sinfulness, His righteousness. Our lives, ourselves, are already His; faith acknowledges His ownership, and accepts its blessings. Truth, uprightness, purity, are pointed out as secrets of life’s success. It is faith that puts us in possession of these. Every good impulse or aspiration is the gift of God; faith receives from God the life that alone can produce true growth and efficiency. GW 259.2.
“This is the victory that overcometh the world, even our faith,” [1 John 5:4.] It is faith that enables us to look beyond the present, with its burdens and cares, to the great hereafter, where all that now perplexes us shall be made plain. Faith sees Jesus standing as our Mediator at the right hand of God. Faith beholds the mansions that Christ has gone to prepare for those who love Him. Faith sees the robe and crown prepared for the overcomer, and hears the song of the redeemed. GW 259.3.
Faith claims God’s promises and brings forth fruit in obedience. Presumption also claims the promises, but uses them as Satan did, to excuse transgression. Faith would have led our first parents to trust the love of God and to obey His commands. Presumption led them to transgress His law, believing that His great love would save them from the consequences of their sin. It is not faith that claims the favor of Heaven without complying with the conditions on which mercy is to be granted. Genuine faith has its foundation in the promises and provisions of the Scriptures. GW 260.3.
It is not enough to believe about Christ; we must believe in Him. The only faith that will benefit us is that which embraces Him as a personal Saviour; which appropriates His merits to ourselves… Genuine faith is life. A living faith means an increase of vigor, a confiding trust, by which the soul becomes a conquering power. GW 261.1.
It is not God’s will that we should seclude ourselves from the world. But while in the world we should sanctify ourselves to God. We should not pattern after the world. We are to be in the world as a corrective influence, as salt that retains its savor. Among an unholy, impure, idolatrous generation, we are to be pure and holy, showing that the grace of Christ has power to restore in man the divine likeness. We are to exert a saving influence upon the world. CH 592.1.
True faith asks the Lord, “What wilt Thou have me to do?” and when the way is marked out by the Master, faith is ready to do His will, at whatever hardship or sacrifice. CT 183.1.
To live for self is to perish. Covetousness, the desire of benefit for self’s sake, cuts the soul off from life. It is the spirit of Satan to get, to draw to self. It is the spirit of Christ to give, to sacrifice self for the good of others. “And this is the record, that God hath given to us eternal life, and this life is in His Son. He that hath the Son hath life; and he that hath not the Son of God hath not life.” 1 John 5:11, 12. COL 259.1.