Ayat Bacaan WAHYU 8, 9
Doa Menjadi Harum Karena Jasa Kristus—Seperti halnya imam besar memercikkan darah segar ke atas tutup pendamaian sementara awan kemenyan yang harum naik ke hadapan Allah, demikian pula, sementara kita mengakui dosa-dosa kita dan memohon keampuhan darah penebusan Kristus, doa-doa kita akan naik ke surga, menjadi harum karena jasa tabiat Juruselamat kita. Meskipun kita tidak layak, kita harus ingat bahwa ada Dia yang dapat menghapus dosa, dan yang bersedia dan ingin menyelamatkan orang berdosa. Dengan darah-Nya sendiri, Dia telah membayar hukuman bagi semua orang yang berbuat salah. Setiap dosa yang diakui di hadapan Allah dengan hati yang menyesal, akan dihapuskan-Nya. [Yesaya 1:18; Ibrani 9:13, 14] (RH, 29 September 1896). 7BC 970.14.
Sejarah bangsa-bangsa yang satu demi satu telah menempati waktu dan tempat yang telah ditentukan bagi mereka, tanpa disadari memberikan kesaksian tentang kebenaran yang tidak mereka ketahui maknanya, sedang berbicara kepada kita. Kepada setiap bangsa dan setiap pribadi yang hidup sekarang ini, Allah telah menetapkan tempat dalam rencana-Nya yang agung. Saat ini manusia dan bangsa-bangsa sedang diukur dengan pengukur di tangan-Nya yang tidak pernah salah. Semua orang dengan pilihan mereka sendiri sedang memutuskan takdir mereka, dan Allah sedang mengatur semuanya untuk mencapai tujuan-Nya….
Semua nubuat yang telah dinubuatkan akan terjadi, sampai pada sekarang ini, telah ditelusuri di halaman-halaman sejarah, dan kita dapat yakin bahwa semua yang akan datang akan digenapi sesuai urutannya. Education, 178. Mar 152.2-3.
WAHYU 8
Meterai yang ketujuh
1 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya. 2 Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala. 3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. 4 Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah. 5 Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.
Keempat sangkakala yang pertama
6 Dan ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala itu bersiap-siap untuk meniup sangkakala. 7 Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es, dan api, bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau. 8 Lalu malaikat yang kedua meniup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah, 9 dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal. 10 Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. 11 Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit. 12 Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakalanya dan terpukullah sepertiga dari matahari dan sepertiga dari bulan dan sepertiga dari bintang-bintang, sehingga sepertiga dari padanya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak terang dan demikian juga malam hari. 13 Lalu aku melihat: aku mendengar seekor burung nasar terbang di tengah langit dan berkata dengan suara nyaring: “Celaka, celaka, celakalah mereka yang diam di atas bumi oleh karena bunyi sangkakala ketiga malaikat lain, yang masih akan meniup sangkakalanya.”
WAHYU 9
Sangkakala yang kelima
1 Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut. 2 Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lobang itu. 3 Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajeng di bumi. 4 Dan kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya. 5 Dan mereka diperkenankan bukan untuk membunuh manusia, melainkan hanya untuk menyiksa mereka lima bulan lamanya, dan siksaan itu seperti siksaan kalajengking, apabila ia menyengat manusia. 6 Dan pada masa itu orang-orang akan mencari maut, tetapi mereka tidak akan menemukannya, dan mereka akan ingin mati, tetapi maut lari dari mereka. 7 Dan rupa belalang-belalang itu sama seperti kuda yang disiapkan untuk peperangan, dan di atas kepala mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas, dan muka mereka sama seperti muka manusia, 8 dan rambut mereka sama seperti rambut perempuan dan gigi mereka sama seperti gigi singa, 9 dan dada mereka sama seperti baju zirah, dan bunyi sayap mereka bagaikan bunyi kereta-kereta yang ditarik banyak kuda, yang sedang lari ke medan peperangan. 10 Dan ekor mereka sama seperti kalajengking dan ada sengatnya, dan di dalam ekor mereka itu terdapat kuasa mereka untuk menyakiti manusia, lima bulan lamanya. 11 Dan raja yang memerintah mereka ialah malaikat jurang maut; namanya dalam bahasa Ibrani ialah Abadon dan dalam bahasa Yunani ialah Apolion. 12 Celaka yang pertama sudah lewat. Sekarang akan menyusul dua celaka lagi.
Sangkakala yang keenam
13 Lalu malaikat yang keenam meniup sangkakalanya, dan aku mendengar suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah, 14 dan berkata kepada malaikat yang keenam yang memegang sangkakala itu: “Lepaskanlah keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat itu.” 15 Maka dilepaskanlah keempat malaikat yang telah disiapkan bagi jam dan hari, bulan dan tahun untuk membunuh sepertiga dari umat manusia. 16 Dan jumlah tentara itu ialah dua puluh ribu laksa pasukan berkuda; aku mendengar jumlah mereka. 17 Maka demikianlah aku melihat dalam penglihatan ini kuda-kuda dan orang-orang yang menungganginya; mereka memakai baju zirah, merah api dan biru dan kuning belerang warnanya; kepala kuda-kuda itu sama seperti kepala singa, dan dari mulutnya keluar api, dan asap dan belerang. 18 Oleh ketiga malapetaka ini dibunuh sepertiga dari umat manusia, yaitu oleh api, dan asap dan belerang, yang keluar dari mulutnya. 19 Sebab kuasa kuda-kuda itu terdapat di dalam mulutnya dan di dalam ekornya. Sebab ekornya sama seperti ular; mereka berkepala dan dengan kepala mereka itu mereka mendatangkan kerusakan. 20 Tetapi manusia lain, yang tidak mati oleh malapetaka itu, tidak juga bertobat dari perbuatan tangan mereka: mereka tidak berhenti menyembah roh-roh jahat dan berhala-berhala dari emas dan perak, dari tembaga, batu dan kayu yang tidak dapat melihat atau mendengar atau berjalan, 21 dan mereka tidak bertobat dari pada pembunuhan, sihir, percabulan dan pencurian.
Prayers Made Fragrant by Christ’s Merit—As the high priest sprinkled the warm blood upon the mercy seat while the fragrant cloud of incense ascended before God, so, while we confess our sins and plead the efficacy of Christ’s atoning blood, our prayers are to ascend to heaven, fragrant with the merits of our Saviour’s character. Notwithstanding our unworthiness, we are to remember that there is One who can take away sin, and who is willing and anxious to save the sinner. With His own blood He paid the penalty for all wrongdoers. Every sin acknowledged before God with a contrite heart, He will remove [Isaiah 1:18; Hebrews 9:13, 14] (RH, September 29, 1896). 7BC 970.14.
The history of nations that one after another have occupied their allotted time and place, unconsciously witnessing to the truth of which they themselves knew not the meaning, speaks to us. To every nation and to every individual of today God has assigned a place in His great plan. Today men and nations are being measured by the plummet in the hand of Him who makes no mistake. All are by their own choice deciding their destiny, and God is overruling all for the accomplishment of His purposes….
All that prophecy has foretold as coming to pass, until the present time, has been traced on the pages of history, and we may be assured that all which is yet to come will be fulfilled in its order. Education, 178. Mar 152.2-3.