TEMA SEMESTER: PEKERJAAN ALLAH MELALUI HAKIM-HAKIM
Pelajaran 1 – Sabat, 4 Januari 2025
Persembahan Sekolah Sabat Istimewa untuk
BOLIVIA
Berilah persembahan dengan segenap hatimu sebagaimana berkat Allah bagimu!
JANJI UMAT
“Janji-janji dinilai berdasarkan kebenaran orang yang membuatnya. Banyak orang membuat janji hanya untuk mengingkarinya, untuk mengejek hati yang mempercayainya. Barangsiapa yang bersandar pada orang-orang seperti itu berarti bersandar pada buluh yang patah. Namun, Allah berada di balik janji-janji yang Dia buat. Dia selalu mengingat perjanjian-Nya, dan kebenaran-Nya bertahan hingga semua generasi.” —Manuscript, 23, 1899.
MINGGU
BERKAT-BERKAT ALLAH BAGI UMAT-NYA
1. Jika kita melihat kembali ke masa lalu, pada titik manakah Yosua mulai mencatat berkat-berkat yang Allah berikan kepada umat-Nya?
Yosua 24:3, 4, bagian pertama Tetapi Aku mengambil Abraham, bapamu itu, dari seberang sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan. Aku membuat banyak keturunannya dan memberikan Ishak kepadanya. 4 Kepada Ishak Kuberikan Yakub dan Esau.
“Allah memberikan karunia-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Ia memberikan karunia yang satu kepada yang seorang, dan karunia yang lain kepada yang lain, tetapi semuanya untuk kebaikan seluruh tubuh. Adalah dalam tata cara Allah bahwa sebagian orang akan melayani dalam satu bidang pekerjaan, dan yang lain dalam bidang yang lain—semuanya bekerja di bawah Roh yang sama. Pengenalan akan rencana ini akan menjadi penjaga yang aman terhadap roh persaingan, kesombongan, kedengkian, atau penghinaan terhadap satu sama lain. Itu akan memperkuat persatuan dan kasih yang timbal balik.”—Counsels to Teachers, Parents and Students, hlm. 314, 315.
SENIN
2. Bagaimana Dia campur tangan ketika, setelah pembebasan Israel yang ajaib, orang Mesir ingin mengembalikan mereka ke perbudakan?
Yosua 24:6, 7 Setelah Aku membawa nenek moyangmu keluar dari Mesir dan kamu sampai ke laut, lalu orang Mesir mengejar nenek moyangmu dengan kereta dan orang berkuda ke Laut Teberau. 7 Sebab itu berteriak-teriaklah mereka kepada TUHAN, maka diadakan-Nya gelap antara kamu dan orang Mesir itu dan didatangkan-Nya air laut atas mereka, sehingga mereka diliputi. Dan matamu sendiri telah melihat, apa yang Kulakukan terhadap Mesir. Sesudah itu lama kamu diam di padang gurun.
“Anak Domba yang murka-Nya akan begitu mengerikan bagi para pencemooh kasih karunia-Nya, akan menjadi kasih karunia dan kebenaran dan kasih serta berkat bagi semua orang yang telah menerima-Nya. Tiang awan yang tampak gelap karena menjadi teror dan murka pembalasan bagi orang Mesir, bagi umat Allah kelihatanlah tiang api untuk penerangan. Demikian pula halnya bagi umat Allah di akhir zaman ini. Terang dan kemuliaan Allah bagi umat-Nya yang menaati perintah-perintah-Nya adalah kegelapan bagi orang-orang yang tidak percaya. Mereka melihat bahwa adalah hal yang menakutkan untuk jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup. Lengan yang terentang panjang, kuat untuk menyelamatkan semua orang yang datang kepada-Nya, kuat untuk melaksanakan penghakiman-Nya atas semua orang yang tidak mau datang kepada-Nya agar mereka dapat memperoleh hidup. Allah mengabulkan bahwa sementara belas kasihan masih ada, sementara suara undangan masih terdengar, akan ada jiwa yang berbalik kepada Allah. Persediaan yang pasti telah dibuat untuk melindungi setiap jiwa dan melindungi mereka yang telah menaati perintah-perintah-Nya sampai kemurkaan berlalu.” —That I May Know Him, hlm. 356.
SELASA
3. Apakah yang dijanjikan Allah agar Kanaan terbebas dari penduduknya yang jahat?
Yosua 24:12 Kemudian Aku melepaskan tabuhan mendahului kamu dan binatang-binatang ini menghalau mereka dari depanmu, seperti kedua raja orang Amori itu. Sesungguhnya, bukan oleh pedangmu dan bukan pula oleh panahmu.
“Allah telah menempatkan umat-Nya di Kanaan sebagai benteng yang kuat untuk menahan gelombang kejahatan moral, agar tidak membanjiri dunia. Jika setia kepada-Nya, Allah bermaksud agar Israel terus menaklukkan dan menaklukkan. Ia akan menyerahkan ke tangan mereka bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat daripada orang Kanaan. Janji itu adalah: ‘Sebab jika kamu sungguh-sungguh berpegang pada perintah yang kusampaikan kepadamu untuk dilakukan, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan berpaut pada-Nya, maka TUHAN akan menghalau segala bangsa ini dari hadapanmu, sehingga kamu menduduki daerah bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu. Setiap tempat yang diinjak oleh telapak kakimu, kamulah yang akan memilikinya: mulai dari padang gurun sampai gunung Libanon, dan dari sungai itu, yakni sungai Efrat, sampai laut sebelah barat, akan menjadi daerahmu. Tidak ada yang akan dapat bertahan menghadapi kamu: TUHAN, Allahmu, akan membuat seluruh negeri yang kauinjak itu menjadi gemetar dan takut kepadamu, seperti yang dijanjikan TUHAN kepadamu.’ Ulangan 11:22-25.”—Patriarchs and Prophets, hlm. 544.
RABU
4. Apakah yang Allah katakan tentang bagaimana mereka menerima harta milik mereka di Kanaan?
Yosua 24:13 Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kamu peroleh tanpa bersusah-susah dan kota-kota yang tidak kamu dirikan, tetapi kamulah yang diam di dalamnya; juga kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang tidak kamu tanami, kamulah yang makan hasilnya.
“Bangsa Ibrani dibawa ke dalam hubungan yang dekat dengan Allah, sebagai umat yang khusus, bangsa yang kudus. Allah memberikan kepada Israel bukti-bukti kehadiran-Nya, agar mereka takut akan nama-Nya dan menaati suara-Nya, dan agar mereka tahu bahwa Dia sedang menuntun mereka ke tanah perjanjian. Kuasa Allah, yang dinyatakan dengan cara yang luar biasa dalam pembebasan mereka dari Mesir, terlihat dari waktu ke waktu melalui segenap perjalanan mereka.” —Signs of the Times, July 19, 1899.
“Sebagai jaminan perjanjian Allah dengan manusia, perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu, yang membakar habis seluruhnya. Dan sekali lagi Abraham mendengar suara, yang meneguhkan janji pemberian tanah Kanaan kepada keturunannya, ‘mulai dari sungai Mesir sampai kepada sungai yang besar itu yaitu sungai Efrat.’ Kejadian 15:17, 18.” —Patriarchs and Prophets, hlm. 137.
KAMIS
BERHALA-BERHALA YANG DISINGKIRKAN
5. Sesuai dengan seruan Yosua, apakah yang seharusnya disingkirkan oleh umat dari kehidupan dan negeri mereka?
Yosua 24:14, 15 Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN. 15Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!
“Penyembahan berhala masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi, dan Yosua berusaha untuk membawa mereka pada suatu keputusan yang akan menghapus dosa ini dari Israel.” —Patriarchs and Prophets, hlm. 523.
“Ketika Yosua hampir tiba di akhir hidupnya, ia mulai meninjau kembali masa lalunya karena dua alasan—untuk menuntun Israel milik Allah agar bersyukur atas pernyataan yang nyata akan hadirat Allah dalam semua perjalanan mereka, dan untuk menuntun mereka agar rendah hati dalam menghadapi gerutuan dan keluhan mereka yang tidak adil serta kelalaian mereka untuk mengikuti kehendak Allah yang telah diwahyukan. Yosua selanjutnya memperingatkan mereka dengan cara yang sangat sungguh-sungguh terhadap penyembahan berhala di sekitar mereka. Mereka diperingatkan untuk tidak berhubungan dengan penyembah berhala, tidak menikah dengan mereka, atau dengan cara apa pun menempatkan diri mereka dalam bahaya untuk dipengaruhi dan dirusak oleh kekejian mereka. Mereka dinasihati untuk menjauhi kejahatan, tidak bermain-main di sekitar batas dosa, karena ini adalah cara yang paling pasti untuk diliputi dosa dan kehancuran. Ia menunjukkan kepada mereka bahwa kehancuran akan menjadi akibat jika mereka meninggalkan Allah, dan sebagaimana Allah setia pada janji-Nya, Ia juga akan setia dalam melaksanakan ancaman-ancaman-Nya.” —Letter 3, 1879.
JUMAT
6. Mendengar seruan yang begitu tulus itu, apakah yang kemudian dijanjikan orang-orang? Seberapa sadarkah mereka akan kelemahan moral mereka sendiri?
Yosua 24:16-18 Lalu bangsa itu menjawab: “Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain! 17Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui, 18TUHAN menghalau semua bangsa dan orang Amori, penduduk negeri ini, dari depan kita. Kamipun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita.
“Sebelum adanya pembaharuan yang menyeluruh, umat harus terlebih dahulu dituntun untuk merasakan ataupun menyadari ketidakmampuan mereka sendiri untuk menaati Allah. Mereka telah melanggar hukum-Nya, hukum itu menghukum mereka sebagai pelanggar hukum, dan tidak menyediakan jalan keluar. Sementara mereka mengandalkan kekuatan dan kebenaran mereka sendiri, maka mustahil bagi mereka untuk memperoleh pengampunan atas dosa-dosa mereka; mereka tidak dapat memenuhi tuntutan hukum Allah yang sempurna, dan sia-sialah mereka berjanji untuk melayani Allah. Hanya melalui iman kepada Kristus saja mereka dapat memperoleh pengampunan dosa dan menerima kekuatan untuk menaati hukum Allah. Mereka harus berhenti bergantung pada usaha mereka sendiri untuk memperoleh keselamatan, mereka harus sepenuhnya percaya pada jasa Juruselamat yang dijanjikan, jika mereka mau diterima oleh Allah…. “Yosua berusaha untuk menuntun para pendengarnya agar mempertimbangkan dengan baik perkataan mereka, dan menahan diri dari sumpah yang tidak akan mereka sanggup penuhi. Dengan kesungguhan yang dalam mereka mengulangi pernyataan: ‘Tidak, hanya kepada TUHAN saja kami akan beribadah.’ Dengan sungguh-sungguh menyetujui kesaksian terhadap diri mereka sendiri bahwa mereka telah memilih Allah, mereka sekali lagi menegaskan kembali janji kesetiaan mereka: ’TUHAN, Allah kita, kami akan beribadah, dan firman-Nya akan kami dengarkan.’ (Yosua 24:19-24).” —Patriarchs and Prophets, hlm. 524.
SABAT
SAKSI PERJANJIAN MEREKA
7. Saat Yosua tidak ada lagi, bagaimana mereka akan diingatkan tentang janji kesetiaan dan komitmen mereka kepada Allah?
Yosua 24:24, 25, 27 Lalu jawab bangsa itu kepada Yosua: “Kepada TUHAN, Allah kita, kami akan beribadah, dan firman-Nya akan kami dengarkan.” 25 Pada hari itu juga Yosua mengikat perjanjian dengan bangsa itu dan membuat ketetapan dan peraturan bagi mereka di Sikhem… 27Kata Yosua kepada seluruh bangsa itu: “Sesungguhnya batu inilah akan menjadi saksi terhadap kita, sebab telah didengarnya segala firman TUHAN yang diucapkan-Nya kepada kita. Sebab itu batu ini akan menjadi saksi terhadap kamu, supaya kamu jangan menyangkal Allahmu.
“Yosua dengan jelas menyatakan bahwa perintah dan peringatan yang disampaikannya kepada umat bukanlah perkataannya sendiri, melainkan perkataan Allah. Batu besar ini akan berdiri untuk memberi kesaksian kepada generasi-generasi berikutnya tentang peristiwa yang didirikan untuk memperingatinya, dan akan menjadi saksi terhadap umat itu, jika mereka kembali jatuh ke dalam penyembahan berhala…. Jika umat Allah di zaman dahulu perlu mengingat kembali perlakuan-Nya terhadap mereka dalam belas kasihan dan penghakiman, dalam nasihat dan teguran, maka sama pentingnya bagi kita sekarang untuk merenung-renungkan kebenaran yang disampaikan kepada kita dalam Firman-Nya—kebenaran yang, jika diindahkan, akan menuntun kita kepada kerendahan hati dan ketundukan, serta ketaatan kepada Allah. Kita harus dikuduskan melalui kebenaran. Firman Allah menyajikan kebenaran-kebenaran khusus untuk setiap zaman. Perlakuan Allah terhadap umat-Nya di masa lalu harus mendapat perhatian kita dengan saksama. Kita harus mempelajari pelajaran-pelajaran yang dimaksudkan untuk diajarkan kepada kita. Namun, kita tidak boleh merasa puas dengan itu. Allah menuntun umat-Nya selangkah demi selangkah. Kebenaran adalah bersifat progresif atau maju terus. Pencari yang sungguh-sungguh akan terus-menerus menerima terang dari surga. Apa itu kebenaran? Inilah yang seharusnya selalu menjadi pertanyaan kita.” —Signs of the Times, 26 Mei 1881.
UNTUK PELAJARAN TAMBAHAN
“Sebelum adanya pembaharuan yang menyeluruh, umat harus terlebih dahulu dituntun untuk merasakan ataupun menyadari ketidakmampuan mereka sendiri untuk menaati Allah…. Sementara mereka mengandalkan kekuatan dan kebenaran mereka sendiri, maka mustahil bagi mereka untuk memperoleh pengampunan atas dosa-dosa mereka; mereka tidak dapat memenuhi tuntutan hukum Allah yang sempurna, dan sia-sialah mereka berjanji untuk melayani Allah. Hanya melalui iman kepada Kristus saja mereka dapat memperoleh pengampunan dosa dan menerima kekuatan untuk menaati hukum Allah. Mereka harus berhenti bergantung pada usaha mereka sendiri untuk memperoleh keselamatan, mereka harus sepenuhnya percaya pada jasa Juruselamat yang dijanjikan, jika mereka mau diterima oleh Allah.” —Patriarchs and Prophets, hlm. 524.