Renungan Pagi 9 Februari 2025

BAHASA JIWA YANG SENANTIASA BERSYUKUR, MEMULIAKAN NAMA-NYA

Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.” Ibrani 13:15.

“Bahasa jiwa haruslah bahasa sukacita dan rasa syukur senantiasa. Jika ada yang memiliki masa lalu yang kelam dalam pengalaman mereka, maka hendaklah mereka menguburnya. Jangan biarkan sejarah ini justru tetap cerah dengan pengulangan. Lupakan hal-hal yang ada di belakang, teruslah maju ke hal-hal yang ada di depan. Kembangkan hanya pikiran dan perasaan yang akan menghasilkan rasa syukur dan puji-pujian. Jika engkau telah disakiti, lupakan saja, dan pikirkan hanya belas kasihan yang besar, kasih sayang, dan kasih Yesus yang tiada bandingannya. Belajarlah untuk memuji daripada mengecam.”

“Jika engkau mengalami pelecehan dan hinaan, jangan berkecil hati, karena Yesus pun mengalaminya. Teruslah melakukan pekerjaanmu. Simpanlah janji-janji berharga dari Firman Allah dalam pikiran, dan jalinlah persekutuan dengan Allah dengan sering mengulang-ulangi janji-janji ini. Berhentilah gelisah, berhentilah menggerutu, berhentilah mencari-cari kesalahan, dan buatlah melodi bagi Allah di dalam hatimu. Pikirkanlah semua hal yang harus engkau syukuri dan kemudian belajarlah untuk memuji Allah. “Siapa yang mempersembahkan pujian(syukur sebagai korban) memuliakan Allah.” [Mazmur 50:23.] Oh, jika saja semua keluhan, keresahan, rintihan, gerutuan, dan perkataan kasar kita disajikan di hadapan kita sebagaimana tertulis dalam kitab catatan, maka betapa luar biasanya pemandangan yang akan disingkapkan kepada kita! Betapa terkejutnya kita melihat dan memahami pikiran dan perasaan kita yang sebenarnya—tidak lain hanyalah keluhan yang tidak menyenangkan.”

“Sekarang saya mohon agar jangan lagi engkau mengucapkan sepatah kata keluhan pun, tetapi senangilah perasaan syukur dan suka berterima kasih. Dengan melakukan hal itu, engkau akan belajar untuk membuat melodi bagi Allah di dalam hatimu. Jalinlah ke dalam pengalamanmu benang emas rasa syukur. Renungkanlah tentang negeri yang lebih baik itu, yakni tempat dimana tiada lagi air mata yang akan tertumpah, tempat dimana godaan dan cobaan tidak akan pernah dialami lagi, tempat dimana kehilangan dan celaan tidak diketahui, tempat dimana segala sesuatunya adalah kedamaian, sukacita, dan kebahagiaan. Sekarang inilah pikiranmu akan dapat disempurnakan. Pikiran-pikiran ini akan membuatmu menjadi lebih berpikiran surgawi, akan memberimu kuasa kekuatan surgawi, dan akan memuaskan jiwamu yang haus dengan sungai-sungai air hidup, dan akan memberikan meterai gambar ilahi di hatimu. Mereka akan memenuhimu dengan sukacita dan pengharapan dalam percaya dan akan tinggal bersamamu sebagai penghiburanmu untuk selama-lamanya… 4LtMs, Ms 9, 1883, par. 21-23.

By him therefore let us offer the sacrifice of praise to God continually, that is, the fruit of our lips giving thanks to his name.” Hebrews 13:15.

“The language of the soul should be that of joy and gratitude. If any have dark chapters in their experience let them bury them. Let this history not be kept bright by repetition. Forgetting the things that are behind, press forward to the things that are before. Cultivate only those thoughts and those feelings which shall produce gratitude and praise. If you have been wronged, forget it, and think only of the great mercies, the loving-kindness, and inexpressible love of Jesus. Learn to praise rather than to censure.”

“If you meet with abuse and insult, do not be discouraged, for Jesus met the same. Go forward doing your work. Store the mind with the precious promises of God’s Word and hold communion with God by frequently repeating them. Cease fretting, cease murmuring, cease faultfinding, and make melody to God in your hearts. Think of everything you have to be thankful for and then learn to praise God. “Whoso offereth praise glorifieth God.” [Psalm 50:23.] Oh, if all our moanings and frettings and groanings and complainings and hard speeches were presented before us as written in the book of records, what a sight would be revealed to us! How astonished would we be to see and understand our real thoughts and feelings—nought but unhappy complainings.”

“Now I entreat of you never to utter one word of complaint, but to cherish feelings of gratitude and thankfulness. By so doing you will be learning to make melody to God in your hearts. Weave into your experience the warp and woof, the golden threads, of gratitude. Contemplate the better land, where tears are never shed, where temptations and trials are never experienced, where losses and reproaches are never known, where all is peace and joy and happiness. Here your imagination may have full scope. These thoughts will make you more heavenly-minded, will endue you with heavenly vigor, will satisfy your thirsty soul with rivers of living waters, and will set upon your heart the seal of the divine image. They will fill you with joy and hope in believing and will abide with you as a comforter forever… 4LtMs, Ms 9, 1883, par. 21-23.