Renungan Pagi 17 Februari 2025

PENDIDIKAN TERTINGGI MANUSIA

Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu.
Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.
Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. 
Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh,
supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah
.” 1 Korintus 2:1-5.

“Ini adalah pelajaran yang sangat penting. Kita perlu memahami keberadaan kita. Kita perlu memahami bahwa pendidikan tertinggi yang pernah diberikan kepada manusia adalah mengembangkan semangat roh kerendahan hati; karena hal itu menyingkapkan betapa banyak lagi hal yang masih harus dipelajari.”

“Semakin banyak engkau belajar, semakin engkau akan melihat perlunya menempatkan seluruh pikiran dan minatmu untuk belajar demi Kristus. Untuk apa engkau belajar? Apakah engkau memperoleh pengetahuan adalah agar engkau menjadi cerdas dalam kebenaran? Jika itu tujuanmu, yakinlah bahwa engkau mau menyembunyikan diri di dalam Yesus Kristus.”

“Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar.” Paulus adalah seorang guru yang sangat hebat; namun ia merasa bahwa tanpa Roh Allah yang bekerja bersamanya, maka semua pendidikan yang mungkin ia peroleh akan menjadi tidak berguna. Kita perlu memiliki pengalaman yang sama; kita perlu takut pada diri kita sendiri. Kita perlu secara pribadi duduk di kaki Yesus, dan mendengarkan kata-kata pengajarannya. Marilah kita mengosongkan dari bait jiwa segala kebodohan, kesombongan, ketololan, dan mengundang Yesus untuk menguasai hati, jiwa, dan tabiat. Bila kita melakukan ini, tidak akan ada kesombongan rohani, karena kita akan lebih sepenuhnya menghargai betapa banyak lagi yang harus dipelajari. “Apakah yang harus saya lakukan, agar saya dapat memperoleh hidup yang kekal?” adalah pertanyaan penentu hidup dan mati,—yakni pertanyaan yang seharusnya selalu ada di benak kita.” Advocate 1 Februari 1902, par. 7-9.

And I, brethren, when I came to you, came not with excellency of speech or of wisdom, declaring unto you the testimony of God.
For I determined not to know any thing among you, save Jesus Christ, and him crucified.
And I was with you in weakness, and in fear, and in much trembling.
And my speech and my preaching was not with enticing words of man’s wisdom, but in demonstration of the Spirit and of power:
That your faith should not stand in the wisdom of men, but in the power of God.
” 1 Corinthians 2:1-5.

“Here is a very important lesson. We need to understand our whereabouts. We need to understand that the highest education ever given to mortals develops a spirit of humility; for it reveals how much more there is yet to learn.”
“The more you learn, the more you will see the necessity of putting your whole mind and interest into learning for Christ’s sake. Why are you learning? Are you acquiring knowledge so as to become intelligent in the truth? If that is your object, be assured that you will hide self in Jesus Christ.”
“And I was with you in weakness, and in fear, and in much trembling.” Paul was a very great teacher; yet he felt that without the Spirit of God working with him all the education he might obtain would be of little account. We need to have this same experience; we need to be afraid of ourselves. We need individually to sit at the feet of Jesus, and listen to his words of instruction. Let us empty from the soul-temple all foolishness, pride, folly, and invite Jesus to take possession of heart and soul and character. When we do this, there will be no pride of spirit, for we shall more fully appreciate how much more there is to be learned. “What shall I do, that I may inherit eternal life?” is a life-and-death question,—a question which should be constantly before us.” Advocate February 1,  1902, par. 7-9.