Pelajaran Sekolah Sabat 8 Maret 2025

TEMA SEMESTER: PEKERJAAN ALLAH MELALUI HAKIM-HAKIM

Pelajaran 10, Sabat 8 Maret 2025

KONFLIK INTERNAL DAN EKSTERNAL

Jawab Gideon kepada mereka: “Aku tidak akan memerintah kamu dan juga anakku tidak akan memerintah kamu tetapi TUHAN yang memerintah kamu. Hakim-Hakim 8:23.

Kerendahan hati mendahului kehormatan. Allah dapat menggunakan orang-orang yang paling peka terhadap ketidaklayakan dan ketidakmampuan mereka sendiri dengan cara yang paling efektif. Dia akan mengajar mereka untuk menggunakan keberanian iman. Dia akan membuat mereka kuat dengan menyatukan kelemahan mereka dengan kekuatan-Nya, menjadikan mereka bijak dengan menghubungkan ketidaktahuan mereka dengan hikmat-Nya.” —Conflict and Courage, hlm. 126.

MINGGU

1. Keluhan apakah yang disampaikan orang-orang Efraim kepada Gideon? Bagaimana rendah hati dan bijaknya kah dia menjawab mereka, sehingga meredakan kemarahan mereka?

Hakim-Hakim 8:1-3 Lalu berkatalah orang-orang Efraim kepada Gideon: “Apa macam perbuatanmu ini terhadap kami! Mengapa engkau tidak memanggil kami, ketika engkau pergi berperang melawan orang Midian?” Lalu mereka menyesali dia dengan sangat. 2 Jawabnya kepada mereka: “Apa perbuatanku dalam hal ini, jika dibandingkan dengan kamu? Bukankah pemetikan susulan oleh suku Efraim lebih baik hasilnya dari panen buah anggur kaum Abiezer? 3 Allah telah menyerahkan kedua raja Midian itu, yakni Oreb dan Zeeb, ke dalam tanganmu; apa yang telah dapat kucapai, jika dibandingkan dengan kamu?” Setelah ia berkata demikian, maka redalah marah mereka terhadap dia.

“Jawaban Gideon yang rendah hati dan bijak itu telah meredakan kemarahan orang-orang Efraim, dan mereka kembali dengan damai ke rumah mereka. Betapa banyak masalah yang ada di dunia saat ini, muncul dari sifat-sifat jahat yang sama yang menggerakkan orang-orang Efraim, dan betapa banyak kejahatan dapat dihindari jika saja semua orang yang dituduh atau dikecam secara tidak adil mau memperlihatkan semangat roh Gideon yang lemah lembut dan tidak mementingkan diri sendiri itu.” —Signs of the Times, 21 Juli 1881.

SENIN

2. Apakah yang diminta oleh Gideon dari orang-orang Sukot? Bagaimana tanggapan mereka?

Hakim-Hakim 8:4-8 Ketika Gideon sampai ke sungai Yordan, menyeberanglah ia dan ketiga ratus orang yang bersama-sama dengan dia, meskipun masih lelah, namun mengejar juga. 5Dan berkatalah ia kepada orang-orang Sukot: “Tolong berikan beberapa roti untuk rakyat yang mengikuti aku ini, sebab mereka telah lelah, dan aku sedang mengejar Zebah dan Salmuna, raja-raja Midian.” 6Tetapi jawab para pemuka di Sukot itu: “Sudahkah Zebah dan Salmuna itu ada dalam tanganmu, sehingga kami harus memberikan roti kepada tentaramu?” 7Lalu kata Gideon: “Kalau begitu, apabila TUHAN menyerahkan Zebah dan Salmuna ke dalam tanganku, aku akan menggaruk tubuhmu dengan duri padang gurun dan onak.” 8Maka berjalanlah ia dari sana ke Pnuel, dan berkata demikian juga kepada orang-orang Pnuel, tetapi orang-orang inipun menjawabnya seperti orang-orang Sukot.

SELASA

KEKALAHAN RAJA-RAJA MIDIAN

3. Apakah yang terjadi pada kedua raja Midian dan pasukan mereka setelah mereka gagal mengalahkan Israel?

Hakim-Hakim 8:10-12 Sementara itu Zebah dan Salmuna ada di Karkor bersama-sama dengan tentara mereka, kira-kira lima belas ribu orang banyaknya, yakni semua orang yang masih tinggal hidup dari seluruh tentara orang-orang dari sebelah timur; banyaknya yang tewas ada seratus dua puluh ribu orang yang bersenjatakan pedang. 11 Gideon maju melalui jalan orang-orang yang diam di dalam kemah di sebelah timur Nobah dan Yogbeha, lalu memukul kalah tentara itu, ketika tentara itu menyangka dirinya aman. 12 Zebah dan Salmuna melarikan diri, tetapi Gideon mengejar mereka dan menawan kedua raja Midian itu, yakni Zebah dan Salmuna, sedang seluruh tentara itu diceraiberaikannya.

“Tidak seorang pun dapat mempraktikkan kebajikan sejati tanpa penyangkalan diri. Hanya melalui kehidupan yang sederhana, penyangkalan diri, dan berhemat, kita dapat menyelesaikan pekerjaan yang telah ditetapkan bagi kita sebagai wakil Kristus. Kesombongan dan ambisi duniawi harus disingkirkan dari hati kita. Dalam semua pekerjaan kita, asas tidak mementingkan diri sendiri yang dinyatakan dalam kehidupan Kristus harus dijalankan. Pada dinding-dinding rumah kita, pada foto-foto yang ada, pada perabotan-perabotan kita, kita harus membaca, ‘membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah.’ Pada lemari pakaian kita, kita harus melihat tulisan, tertulis seperti dengan jari Allah sendiri, ‘apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian.’ Di ruang makan, di atas meja yang penuh dengan makanan berlimpah, kita harus melihat tulisan, ‘memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar’ Yesaya 58:7.” —The Ministry of Healing, hlm. 206.

RABU

4. Apakah yang terjadi dengan penduduk Sukot yang beberapa hari sebelumnya menolak memberikan makanan kepada prajurit Israel yang kelelahan?

Hakim-Hakim 8:13-17 Kemudian kembalilah Gideon bin Yoas dari peperangan dengan melalui pendakian Heres; 14ditangkapnyalah seorang muda dari penduduk Sukot. Setelah ditanyai, orang itu menuliskan nama para pemuka dan para tua-tua di Sukot untuk Gideon, tujuh puluh tujuh orang banyaknya. 15Lalu pergilah Gideon kepada orang-orang Sukot sambil berkata: “Inilah Zebah dan Salmuna yang karenanya kamu telah mencela aku dengan berkata: Sudahkah Zebah dan Salmuna itu ada dalam tanganmu, sehingga kami harus memberikan roti kepada orang-orangmu yang lelah itu?” 16Lalu ia mengumpulkan para tua-tua kota itu, ia mengambil duri padang gurun dan onak, dan menghajar orang-orang Sukot dengan itu. 17Juga menara Pnuel dirobohkannya dan dibunuhnya orang-orang kota itu.

“Perbuatan baik adalah buah yang Kristus minta agar kita hasilkan: kata-kata yang baik, perbuatan yang baik, serta perhatian yang lembut bagi orang miskin, yang membutuhkan, dan yang menderita. Ketika hati bersimpati dengan hati yang terbebani dengan keputusasaan dan kesedihan, ketika tangan memberikan bantuan kepada barangsiapa yang sedang membutuhkan, ketika yang telanjang diberikan pakaian, orang asing disambut di tempat duduk di ruang tamumu, dan diberi tempat di hatimu, maka para malaikat datang sangat dekat, dan alunan yang memberi jawaban mengalun sampai ke surga. Setiap perbuatan keadilan, belas kasihan, dan kebaikan membuat melodi bersenandung di surga. Bapa dari takhta-Nya melihat pada barangsiapa yang melakukan perbuatan belas kasihan ini, dan menghitung mereka dengan harta-Nya yang paling berharga. ‘Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan.’ (Maleakhi 3:17). Setiap perbuatan belas kasihan kepada barangsiapa yang sedang membutuhkan, dan yang menderita, dianggap seolah-olah dilakukan untuk Yesus. Ketika engkau menolong orang miskin, serta bersimpati dengan yang menderita dan tertindas, dan menjadi sahabat bagi anak yatim, maka engkau sedang membawa dirimu ke dalam hubungan yang lebih dekat dengan Yesus.” —Testi­monies for the Church, jilid 2, hal. 25.

KAMIS

5. Karena sebelumnya mereka telah membunuh semua saudara Gideon, maka nasib apakah yang menimpa kedua raja Midian itu?

Hakim-Hakim 8:18-21 Kemudian bertanyalah ia kepada Zebah dan Salmuna: “Di manakah orang-orang yang telah kamu bunuh di Tabor itu?” Jawab mereka: “Mereka itu serupa dengan engkau, sikap mereka masing-masing seperti anak raja.” 19 Lalu kata Gideon: “Saudara-saudarakulah itu, anak-anak ibuku! Demi TUHAN yang hidup, seandainya kamu membiarkan mereka hidup, aku tidak akan membunuh kamu.” 20 Katanya kepada Yeter, anak sulungnya: “Bangunlah, bunuhlah mereka.” Tetapi orang muda itu tidak menghunus pedangnya, karena ia takut, sebab ia masih muda. 21 Lalu kata Zebah dan Salmuna: “Bangunlah engkau sendiri dan paranglah kami, sebab seperti orangnya, demikian pula kekuatannya.” Maka bangunlah Gideon, dibunuhnya Zebah dan Salmuna, kemudian diambilnya bulan-bulanan yang ada pada leher unta mereka.

“Karena merasa bahwa mereka berada di bawah kekuasaan pasukan yang sangat besar, orang-orang Midian menjadi panik. Sambil berteriak-teriak ketakutan, mereka melarikan diri untuk menyelamatkan diri, dan karena mengira rekan-rekan mereka sebagai musuh, sehingga mereka saling membunuh. Ketika berita kemenangan itu menyebar, ribuan orang Israel yang telah dipulangkan ke rumah-rumah mereka kembali dan ikut mengejar musuh-musuh mereka yang melarikan diri. Orang-orang Midian sedang menuju ke Sungai Yordan, dengan harapan dapat mencapai wilayah mereka sendiri, di seberang sungai. Gideon mengirim utusan kepada suku Efraim, menyuruh mereka untuk mencegat para pelarian di arungan-arungan selatan. Sementara itu, dengan tiga ratus orangnya, yang ‘sudah kelelahan, tetapi masih terus mengejar,’ Gideon menyeberangi sungai dengan cepat mengejar mereka yang telah mencapai sisi seberang. Kedua pangeran, Zebah dan Salmuna, yang telah memimpin seluruh pasukan, dan yang telah melarikan diri dengan pasukan yang terdiri dari lima belas ribu orang, disusul oleh Gideon, pasukan mereka benar-benar tercerai-berai, dan para pemimpinnya ditangkap dan dibunuh.” —Patriarchs and Prophets, hlm. 550.

JUMAT

KERENDAHAN HATI DAN KESOPAN-SANTUNAN GIDEON

6. Ketika orang Israel meminta Gideon untuk memerintah mereka, apakah yang terungkap dari jawabannya tentang tabiatnya? Kepada siapakah ia justru mengarahkan pikiran orang-orang itu?

Hakim-Hakim 8:22, 23 Kemudian berkatalah orang Israel kepada Gideon: “Biarlah engkau memerintah kami, baik engkau baik anakmu maupun cucumu, sebab engkaulah yang telah menyelamatkan kami dari tangan orang Midian.” 23Jawab Gideon kepada mereka: “Aku tidak akan memerintah kamu dan juga anakku tidak akan memerintah kamu tetapi TUHAN yang memerintah kamu.”

“Pemimpin yang telah dipilih Allah untuk menggulingkan orang Midian tidaklah menduduki kedudukan penting di Israel. Ia bukan seorang penguasa, imam, ataupun orang Lewi. Bahkan ia menganggap dirinya paling rendah di rumah ayahnya. Namun, Allah melihat dalam dirinya seorang yang berani dan berintegritas. Ia tidak percaya pada dirinya sendiri dan bersedia mengikuti tuntunan Allah. Allah tidak selalu memilih orang-orang dengan talenta terbesar untuk pekerjaan-Nya, tetapi Ia memilih barangsiapa yang paling dapat Ia gunakan. ‘Kerendahan hati mendahului kehormatan.’ Amsal 15:33. Allah dapat bekerja paling efektif melalui orang-orang yang paling menyadari kekurangan mereka sendiri, dan yang mau mengandalkan-Nya sebagai pemimpin dan sumber kekuatan mereka. Ia akan membuat mereka kuat dengan menyatukan kelemahan mereka dengan kekuatan-Nya, dan menjadikan mereka bijak dengan menghubungkan ketidaktahuan mereka dengan hikmat-Nya.” —Patriarchs and Prophets, hlm. 553.

SABAT

7. Meskipun Gideon telah berani dan setia dalam membebaskan Israel dari orang Midian di bawah tangan Allah, kesalahan serius apakah yang dilakukannya kemudian? Apakah akibatnya bagi Israel dan keluarganya?

 Hakim-Hakim 8:24-27, 32 Selanjutnya kata Gideon kepada mereka: “Satu hal saja yang kuminta kepadamu: Baiklah kamu masing-masing memberikan anting-anting dari jarahannya.” –Karena musuh itu beranting-anting mas, sebab mereka orang Ismael. 25Jawab mereka: “Kami mau memberikannya dengan suka hati.” Dan setelah dihamparkan sehelai kain, maka masing-masing melemparkan anting-anting dari jarahannya ke atas kain itu. 26Adapun berat anting-anting emas yang dimintanya itu ada seribu tujuh ratus syikal emas, belum terhitung bulan-bulanan, perhiasan telinga dan pakaian kain ungu muda yang dipakai oleh raja-raja Midian, dan belum terhitung kalung rantai yang ada pada leher unta mereka. 27Kemudian Gideon membuat efod dari semuanya itu dan menempatkannya di kotanya, di Ofra. Di sanalah orang Israel berlaku serong dengan menyembah efod itu; inilah yang menjadi jerat bagi Gideon dan seisi rumahnya…. 32Gideon bin Yoas mati pada waktu rambutnya telah putih, lalu dikuburkan dalam kubur Yoas, ayahnya, di Ofra kota orang Abiezer.

“Setan tidak pernah tinggal diam. Ia dipenuhi dengan kebencian terhadap Allah, dan terus-menerus berusaha membujuk manusia ke dalam perbuatan yang salah. Setelah pasukan Allah memperoleh kemenangan yang gilang-gemilang, musuh besar itu menjadi sangat sibuk. Ia datang dengan menyamar sebagai malaikat terang, dan sebagai malaikat terang ia berusaha untuk menghancurkan pekerjaan Allah. Dengan demikian pikiran dan rencana muncul dalam benak Gideon, yang telah menyebabkan Israel tersesat.” —Signs of the Times, 28 Juli 1881.

UNTUK PELAJARAN TAMBAHAN

Mereka yang ditempatkan di posisi tertinggi dapat menyesatkan, terutama jika mereka merasa tidak ada bahaya. Yang paling bijak pun bisa salah; yang terkuat pun bisa lelah. Kehati-hatian yang berlebihan pun sering kali disertai dengan bahaya yang sama besarnya dengan kepercayaan diri yang berlebihan. Untuk terus maju tanpa tersandung, kita harus memiliki keyakinan bahwa tangan yang mahakuasa akan menopang kita, dan belas kasihan yang tak terbatas akan diberikan kepada kita jika kita jatuh. Hanya Allah yang dapat setiap saat mendengar seruan kita untuk meminta pertolongan.

“Adalah sebuah pemikiran yang serius bahwa hilangnya satu perlindungan dari hati nurani, dan kegagalan untuk memenuhi satu tekad yang baik, serta terbentuknya satu kebiasaan yang salah, dapat mengakibatkan tidak hanya kehancuran kita sendiri, tetapi juga kehancuran orang-orang yang telah menaruh kepercayaan kepada kita. Satu-satunya keselamatan kita adalah dengan mengikuti jejak langkah Sang Guru, untuk percaya sepenuhnya kepada perlindungan-Nya yang telah berfirman, ‘Ikutlah Aku.’ (Matius 4:19, 16:24), Doa kita yang terus-menerus seharusnya adalah: ‘Tahanlah langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak goyang.’ (Mazmur 17:5 kjv)
.” —Signs of the Times, 28 Juli 1881.