AGAR ALLAH MENDENGAR DOA KITA
“Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar. Sesungguhnya, Allah telah mendengar, Ia telah memperhatikan doa yang kuucapkan. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya dari padaku.” Mazmur 66:18-20.
“Ketika kita menyerahkan hidup kita kepada Allah, kita harus menyelidiki hati kita dengan seksama, mengusir segala jenis kejahatan, agar Kristus dapat memenuhi hati kita dengan kebenaran-Nya. Kita harus mencari Allah dalam doa, dengan memulai permohonan doa kita dengan pertobatan atas dosa….
“Hukum Allah adalah ujian bagi perbuatan kita. Mata-Nya melihat setiap tingkah laku, menyelidiki setiap ruang pikiran, mendeteksi segala tipu daya diri dan semua kemunafikan yang mengintai. Semua hal telanjang dan terbuka bagi pandangan-Nya, yang kepada-Nya segala perbuatan kita nyatalah. Namun, Dia akan menerima semua orang yang mau datang kepada-Nya dengan hati yang bertobat dan tujuan yang benar untuk meninggalkan tiap-tiap kesalahan….” TMK 290.3-4.
“Namun, hanya jika kita hidup dalam ketaatan kepada firman-Nya saja, maka kita dapat mengklaim penggenapan janji-janji-Nya. … Jika kita hanya memberikan kepada-Nya ketaatan yang sebagian dan setengah hati, maka janji-janji-Nya tidak akan terpenuhi bagi kita.” CCh 303.3.
“Allah mengetahui akhir dari awalnya. Dia mengenal hati semua orang. Ia membaca setiap rahasia jiwa. …Inilah salah satu alasan mengapa, ketika menyampaikan permohonan kita dengan sungguh-sungguh, kita harus berkata, “Tetapi, bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Lukas 22:42. Yesus menambahkan kata-kata penyerahan kepada hikmat dan kehendak Allah ini ketika Ia memohon di Taman Getsemani , “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku…” Matius 26:39.” CCh 305.2.
“Perbuatan yang harus terus-menerus kita lakukan adalah untuk menyerahkan keinginan ataupun kehendak kita kepada Bapa surgawi kita yang mahabijaksana, dan kemudian, dengan keyakinan yang sempurna, mempercayakan segala sesuatunya kepada-Nya. Kita tahu bahwa Allah mendengarkan kita jika kita meminta sesuai dengan kehendak-Nya. Namun, memaksakan permohonan kita tanpa roh yang mau tunduk tidaklah benar; doa kita harus berbentuk bukan perintah, melainkan permohonan.” CCh 305.3.
“If I regard iniquity in my heart, the Lord will not hear me:But verily God hath heard me; he hath attended to the voice of my prayer.Blessed be God, which hath not turned away my prayer, nor his mercy from me.” Psalms 66:18-20.
“When we commit our way to the Lord we are to search the heart through and through, casting out all evil, that Christ may fill it with His righteousness. We are to seek the Lord in prayer, putting at the beginning of our petitions repentance for sin….
“God’s law is the test of our actions. His eye sees every act, searches every chamber of the mind, detecting all lurking self-deception and all hypocrisy. All things are naked and open to the sight of Him with whom we have to do. But He will receive all who come to Him with contrite hearts and a true purpose to forsake every wrong….” TMK 290.3-4.
“But only as we live in obedience to His word can we claim the fulfillment of His promises. … If we render to Him only a partial, halfhearted obedience, His promises will not be fulfilled to us.” CCh 303.3.
“God knows the end from the beginning. He is acquainted with the hearts of all men. He reads every secret of the soul. …This is one reason why, while presenting our petitions with earnestness, we should say, “Nevertheless not my will, but Thine, be done.” Luke 22:42. Jesus added these words of submission to the wisdom and will of God when in the Garden of Gethsemane He pleaded, “O My Father, if it be possible, let this cup pass from Me.” Matthew 26:39.” CCh 305.2.
“The consistent course is to commit our desires to our all-wise heavenly Father, and then, in perfect confidence, trust all to Him. We know that God hears us if we ask according to His will. But to press our petitions without a submissive spirit is not right; our prayers must take the form, not of command, but of intercession.” CCh 305.3.
***