TEMA SEMESTER: PEKERJAAN ALLAH MELALUI HAKIM-HAKIM
Pelajaran 11, Sabat 15 Maret 2025
ABIMELEKH DAN YOTAM
“Dosa besar Israel adalah meninggalkan Tuhan, melupakan kasih-Nya yang tak tertandingi dan kuasa-Nya yang dahsyat sebagaimana dinyatakan berulang kali dalam pembebasan mereka. Penghargaan terhadap belas kasihan dan kebaikan Tuhan akan menuntun pada penghargaan terhadap mereka yang, seperti Gideon, telah digunakan sebagai alat untuk memberkati umat-Nya. Tindakan Israel yang kejam terhadap keluarga Gideon adalah apa yang mungkin diharapkan dari orang-orang yang menunjukkan rasa tidak berterima kasih yang begitu rendah kepada Tuhan.” —Signs of the Times, 4 Agustus 1881.
MINGGU
1. Apakah yang dilakukan orang Israel setelah Gideon meninggal?
Hakim-Hakim 8:33-35 Setelah Gideon mati, kembalilah orang Israel berjalan serong dengan mengikuti para Baal dan membuat Baal-Berit menjadi allah mereka; 34orang Israel tidak ingat kepada TUHAN, Allah mereka, yang telah melepaskan mereka dari tangan semua musuhnya di sekelilingnya, 35juga tidak menunjukkan terima kasihnya kepada keturunan Yerubaal-Gideon seimbang dengan segala yang baik yang telah dilakukannya kepada orang Israel.
“Jika saja orang Israel mempertahankan pengertian mereka yang jelas tentang hal yang benar dan yang salah, maka mereka akan melihat kekeliruan pada penalaran Abimelekh, dan ketidakadilan klaimnya. Mereka akan melihat bahwa dia dipenuhi dengan rasa iri, dan didorong oleh ambisi yang rendah untuk meninggikan dirinya sendiri dengan menghancurkan saudara-saudaranya. Mereka yang dikendalikan oleh kebijakan politik dan bukannya oleh prinsip tidak dapat dipercaya. Mereka akan memutarbalikkan kebenaran, menyembunyikan fakta, dan menafsirkan kata-kata orang lain dengan makna yang sesungguhnya tidak pernah dimaksudkan. Mereka akan menggunakan kata-kata yang menyanjung, sementara racun ular berbisa ada di bawah lidah mereka. Dia yang tidak sungguh-sungguh mencari bimbingan ilahi akan tertipu oleh kata-kata mereka yang taampaknya halus dan rencana-rencana mereka yang licik.” —Signs of the Times, 4 Agustus 1881.
SENIN
AMBISI DAN INTRIK ABIMELEKH
2. Ucapan tipu daya apa yang diucapkan Abimelekh, putra Gideon dari seorang gundik, kepada saudara-saudara ibunya di Sikhem? Bagaimana sikapnya sangat berbeda dari sikap ayahnya?
Hakim-Hakim 8:31; 9:1-3 juga gundiknya yang tinggal di Sikhem melahirkan seorang anak laki-laki baginya, lalu ia memberikan nama Abimelekh kepada anak itu… 9:1Adapun Abimelekh bin Yerubaal pergi ke Sikhem kepada saudara-saudara ibunya dan berkata kepada mereka dan kepada seluruh kaum dari pihak keluarga ibunya: 2“Tolong katakan kepada seluruh warga kota Sikhem: Manakah yang lebih baik bagimu: tujuh puluh orang memerintah kamu, yaitu semua anak Yerubaal, atau satu orang? Dan ingat juga, bahwa aku darah dagingmu.” 3Lalu saudara-saudara ibunya mengatakan hal ihwalnya kepada seluruh warga kota Sikhem, maka condonglah hati orang-orang itu untuk mengikuti Abimelekh, sebab kata mereka: “Memang ia saudara kita.”
“Menurut kebiasaan jahat pada masa itu, Gideon telah mengambil banyak istri, dan setelah meninggal ia meninggalkan tidak kurang dari tujuh puluh orang putra. Selain mereka, ada seorang lagi, Abimelekh, ‘anak dari seorang perempuan gundik.’ Orang ini tidak memiliki hak atas warisan bersama anak-anak sah Gideon, dan tabiatnya yang hina membuatnya semakin tidak layak untuk diperhitungkan sebagai keturunan pemimpin yang termasyhur itu. Anak-anak laki-laki Gideon telah menyetujui penolakan ayah mereka untuk menerima takhta Israel, tetapi Abimelekh bertekad untuk mengamankan posisi itu bagi dirinya sendiri. Sebagai penduduk asli Sikhem, tempat tinggal sanak-keluarga ibunya, ia membujuk mereka untuk memengaruhi orang-orang Sikhem agar mendukungnya. Ia berusaha untuk memajukan kepentingannya sendiri dengan secara keji dengan menyesatkan saudara-saudaranya. Ia menuduh mereka (saudara-saudara titinya / anak-anak Gideon) sedang bermaksud merebut pemerintahan dan bersatu dalam administrasinya, dan ia berusaha meyakinkan orang-orang bahwa akan jauh lebih baik bagi mereka untuk diperintah oleh salah satu dari mereka sendiri daripada oleh sekelompok tiran yang seperti itu.” —Signs of the Times, 4 Agustus 1881.
SELASA
3. Merasa yakin dalam simpati dan dukungan orang-orang Sikhem, kebrutalan pengkhianatan apakah yang dilakukan Abimelekh terhadap saudara-saudara tirinya?
Hakim-Hakim 9:4-6 Sesudah itu mereka memberikan kepadanya tujuh puluh uang perak dari kuil Baal-Berit, lalu Abimelekh memberi perak itu sebagai upah kepada petualang-petualang dan orang-orang nekat supaya mengikuti dia. 5Ia pergi ke rumah ayahnya di Ofra, lalu membunuh saudara-saudaranya, anak-anak Yerubaal, tujuh puluh orang, di atas satu batu. Tetapi Yotam, anak bungsu Yerubaal tinggal hidup, karena ia menyembunyikan diri. 6Kemudian berkumpullah seluruh warga kota Sikhem dan seluruh Bet-Milo; mereka pergi menobatkan Abimelekh menjadi raja dekat pohon tarbantin di tugu peringatan yang di Sikhem.
“Abimelekh berhasil dalam rencananya, dan diterima, pada awalnya oleh orang-orang Sikhem, dan kemudian oleh orang-orang pada umumnya, sebagai penguasa Israel. Namun, meskipun ditinggikan ke posisi tertinggi dalam pemberian bangsa itu, ia sama sekali tidak layak untuk dipercayai. Kelahirannya hina, tabiatnya jahat. Kualitas sifat yang lebih tinggi dan lebih mulia—yakni kebajikan, integritas, dan kebenaran—tidak pernah ia hargai. Ia memiliki kemauan yang kuat dan ketekunan yang tak tergoyahkan, dan dengan demikian, dengan perbuatan yang paling tidak bermoral, ia memang tampak mencapai tujuannya. Orang-orang Israel, yang dibutakan oleh jalan kemurtadan mereka yang berdosa, bertindak secara langsung bertentangan dengan perintah-perintah Allah yang tegas, dan ia membiarkan mereka menuai hasil dari kebodohan mereka sendiri. Bukanlah kehendak Allah bahwa Israel harus memiliki seorang raja. Namun, jika mereka ingin diperintah seperti itu, maka Allah, yang memahami kesombongan dan kejahatan hati manusia, telah menyimpankan bagi Diri-Nya sendiri hak untuk mengangkat seorang raja atas mereka.” —Signs of the Times, 4 Agustus 1881.
RABU
PERUMPAMAAN YOTAM
4. Bagaimanakah reaksi Yotam, satu-satunya putra Gideon yang masih hidup, terhadap kebrutalan dan kesewenang-wenangan Abimelekh? Perumpamaan apakah yang diberikannya untuk menunjukkan bahwa Abimelekh tidak layak menjadi raja Israel?
Hakim-Hakim 9:7-16, 21 Setelah hal itu dikabarkan kepada Yotam, pergilah ia ke gunung Gerizim dan berdiri di atasnya, lalu berserulah ia dengan suara nyaring kepada mereka: “Dengarkanlah aku, kamu warga kota Sikhem, maka Allah akan mendengarkan kamu juga. 8Sekali peristiwa pohon-pohon pergi mengurapi yang akan menjadi raja atas mereka. Kata mereka kepada pohon zaitun: Jadilah raja atas kami! 9Tetapi jawab pohon zaitun itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan minyakku yang dipakai untuk menghormati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon? 10Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon ara: Marilah, jadilah raja atas kami! 11Tetapi jawab pohon ara itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan manisanku dan buah-buahku yang baik, dan pergi melayang di atas pohon-pohon? 12Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon anggur: Marilah, jadilah raja atas kami! 13Tetapi jawab pohon anggur itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan air buah anggurku, yang menyukakan hati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon? 14Lalu kata segala pohon itu kepada semak duri: Marilah, jadilah raja atas kami! 15Jawab semak duri itu kepada pohon-pohon itu: Jika kamu sungguh-sungguh mau mengurapi aku menjadi raja atas kamu, datanglah berlindung di bawah naunganku; tetapi jika tidak, biarlah api keluar dari semak duri dan memakan habis pohon-pohon aras yang di gunung Libanon. 16 Maka sekarang, jika kamu berlaku setia dan tulus ikhlas dengan membuat Abimelekh menjadi raja, dan jika kamu berbuat yang baik kepada Yerubaal dan kepada keturunannya dan jika kamu membalaskan kepadanya seimbang dengan jasanya– … 21Kemudian larilah Yotam; ia melarikan diri ke Beer, dan tinggal di sana karena takut kepada Abimelekh, saudaranya itu.
“Ketika Yotam diberi tahu tentang hal ini, ia segera pergi ke Sikhem. Terbakar oleh rasa ketidakadilan dan kekejaman yang mengerikan yang menimpa keluarganya, ia memutuskan dengan segala cara untuk menyampaikannya kepada orang-orang kebenaran dalam terang yang sebenarnya…. Yotam naik ke Gunung Gerizim ke suatu posisi di mana ia dapat dilihat dan didengar oleh semua orang, dan berbicara kepada mereka dengan kata-kata teguran yang tajam. Dalam sebuah perumpamaan yang sangat tepat dan indah, ia menyampaikan kepada mereka kebodohan dan ketidakadilan dari perbuatan mereka. Ia menggambarkan pohon-pohon itu berusaha menjadikan salah satu dari mereka sebagai raja atas mereka….
“Perilaku Gideon dan anak-anaknya yang tidak mementingkan diri sendiri dan tidak ambisius kemudian malah digambarkan dengan salah, dan harus menanggung rasa tidak berterima kasih dari orang-orang Sikhem. Yotam kemudian menyimpulkan dengan kata-kata yang terbukti sebagai sebuah nubuat: ‘jadi jika kamu pada hari ini berlaku setia dan tulus ikhlas kepada Yerubaal dan keturunannya, maka silakanlah kamu bersukacita atas Abimelekh dan silakanlah ia bersukacita atas kamu. 20 Tetapi jika tidak demikian, maka biarlah api keluar dari pada Abimelekh dan memakan habis warga kota Sikhem dan juga Bet-Milo, dan biarlah api keluar dari pada warga kota Sikhem dan juga dari Bet-Milo dan memakan habis Abimelekh.’ (Hakim-Hakim 9:19, 20).” —Signs of the Times, 4 Agustus 1881.
KAMIS
5. Meskipun telah melakukan segala pelanggaran yang memalukan, berapa tahun Abimelekh memerintah atas Israel? Apakah yang Allah perbuat, setelah semua yang telah dilakukan orang ini, untuk menghalanginya memerintah atas Israel lebih lama lagi?
Hakim-Hakim 9:22-24 Setelah tiga tahun lamanya Abimelekh memerintah atas orang Israel, 23maka Allah membangkitkan semangat jahat di antara Abimelekh dan warga kota Sikhem, sehingga warga kota Sikhem itu menjadi tidak setia kepada Abimelekh, 24supaya kekerasan terhadap ketujuh puluh anak Yerubaal dibalaskan dan darah mereka ditimpakan kepada Abimelekh, saudara mereka yang telah membunuh mereka dan kepada warga kota Sikhem yang membantu dia membunuh saudara-saudaranya itu.
“Transaksi pengangkatan Abimelekh sebagai raja mereka menunjukkan betapa rendahnya Israel telah jatuh. Betapa kontrasnya antara pemimpin mereka dahulu yang rendah hati dan takut akan Allah, yakni Musa, yang merasa sama sekali tidak layak menduduki jabatannya, dan raja yang baru muncul ini, malah telah mengamankan takhta dengan pengkhianatan, dan menegakkan dirinya dengan kekerasan dan pertumpahan darah. Hal itu seharusnya membuat jiwa kita takut ketika kita merenungkan sejauh mana manusia dapat melakukan kejahatan, ketika mereka telah menolak pengaruh Roh Allah. Seorang lalim, seorang pembunuh, malah diangkat sebagai panglima tertinggi Israel….
“Sungguh betapa kontrasnya antara pemimpin yang berkorban dan berbakti yang ditunjuk Allah, dengan sosok monster yang tidak tahu berterima kasih dan kejam yang sekarang telah diangkat Israel di atas takhta. Melalui pohon zaitun, pohon ara, dan pohon anggur, dalam perumpamaan Yotam, digambarkanlah tabiat-tabiat yang mulia dan jujur seperti Musa dan Yosua, yang telah menjadi contoh hidup tentang seperti apa seharusnya seorang pemimpin Israel. Orang-orang seperti itu tidak menuntut penghormatan raja. Pekerjaan mereka adalah memberkati sesama manusia, dan mereka tidak pernah bercita-cita untuk mendapatkan pangkat atau kekuasaan.” —Signs of the Times, 4 Agustus 1881.
JUMAT
6. Apakah yang dilakukan Abimelekh terhadap penduduk Sikhem, yang dianggapnya sebagai pengkhianat? Kota mana lagi yang diserang dan direbutnya?
Hakim-Hakim 9:42-45, 50 Keesokan harinya orang-orang kota itu pergi ke ladang. Setelah hal ini dikabarkan kepada Abimelekh, 43dibawanyalah rakyatnya, dibaginya dalam tiga pasukan, lalu mereka mengadakan penghadangan di padang. Ketika dilihatnya, bahwa orang-orang kota itu keluar dari dalam kota, bangunlah ia menyerang mereka serta menewaskan mereka. 44Abimelekh dan pasukan yang bersama-sama dengan dia menyerbu dan menduduki pintu gerbang kota, sedang kedua pasukan lain itu menyerbu dan menewaskan semua orang yang ada di padang. 45Sehari-harian itu Abimelekh berperang melawan kota itu; ia merebut kota itu dan membunuh orang-orang yang di dalamnya; kemudian dirobohkannya kota itu dan ditaburinya dengan garam…. 50Selanjutnya Abimelekh pergi ke Tebes; ia mengepung Tebes, lalu merebutnya.
“Selama tiga tahun pemerintahan orang jahat ini berlanjut, dan kemudian Tuhan mengirimkan masalah di antara mereka yang telah bersatu dalam jalan yang jahat. Orang-orang yang telah mengangkat Abimelekh menjadi raja menjadi muak dengan pemerintahannya yang merusak moral, dan tirani yang tidak berperasaan. Dengan pengkhianatan ia telah memperoleh takhta, dan sekarang dengan pengkhianatan mereka memutuskan untuk menyingkirkannya. Kata-kata Yotam terpenuhi. Perselisihan, pertikaian, dan kebencian terjadi antara Abimelekh dan rakyatnya. Kekejaman raja belum berakhir dengan anak-anak Gideon. Setiap orang yang menentang keinginannya langsung dihukum mati. Namun waktu pembalasan, baik untuk Abimelekh maupun untuk orang-orang Sikhem yang telah mendukungnya, sudah dekat. Kota Sikhem memberontak, kota itu diserang oleh pasukan raja, [dan] penduduknya dibunuh….
“Kota tetangga bersatu dengan Sikhem dalam pemberontakan, dan Abimelekh selanjutnya menyerang tempat ini juga. Setelah menguasainya, ia memutuskan untuk membakar penduduknya bersama menara itu, seperti yang telah dilakukannya di Shechem. Namun raja yang jahat itu telah melampaui batas kesabaran ilahi. Ia telah diizinkan untuk melaksanakan pembalasan Allah atas Israel, dan karier kejahatannya kini harus diakhiri.” —Signs of the Times, 4 Agustus 1881.
SABAT
PERUMPAMAAN YOTAM
7. Bagaimana kehidupan pria yang kasar dan suka bermusuhan ini berakhir? Pelajaran apakah yang dapat dipetik dari apa yang telah dituliskan tentangnya?
Hakim-Hakim 9:52-57 Lalu sampailah Abimelekh ke menara itu, menyerangnya, dan dapat menerobos sampai ke pintu menara itu untuk membakarnya. 53Tetapi seorang perempuan menimpakan sebuah batu kilangan kepada kepala Abimelekh dan memecahkan batu kepalanya. 54Dengan segera dipanggilnya bujang pembawa senjatanya dan berkata kepadanya: “Hunuslah pedangmu dan bunuhlah aku, supaya jangan orang berkata tentang aku: Seorang perempuan membunuh dia.” Lalu bujangnya itu menikam dia, sehingga mati. 55Setelah dilihat oleh orang Israel, bahwa Abimelekh telah mati, pergilah mereka, masing-masing ke tempat kediamannya. 56Demikianlah Allah membalaskan kejahatan yang dilakukan oleh Abimelekh kepada ayahnya, yaitu pembunuhan atas ketujuh puluh saudaranya; 57juga segala kejahatan orang-orang Sikhem ditimpakan kembali oleh Allah kepada kepala mereka sendiri. Demikianlah kutuk Yotam bin Yerubaal mengenai mereka.
Matius 7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
“Demikianlah keadilan Allah menghukum Abimelekh dan orang-orang Sikhem. Sejarah yang mengerikan ini seharusnya mengajarkan kita pelajaran bahwa dosa tidak akan pernah luput dari hukuman, dan seharusnya menanamkan dalam pikiran kita bahaya memasuki jalan ketidaktaatan. Semua kebesaran karakter sejati, semua kedamaian dan sukacita jiwa, harus datang dari keselarasan penuh dengan kehendak Allah. Jalan ketaatan yang riang adalah jalan keselamatan dan kebahagiaan. Pesan-pesan belas kasihan dikirim dari surga, untuk mengajarkan kita jalan yang benar. Kekuatan untuk menghadapi pertentangan hidup selalu menanti kita. Dengan pertolongan Allah kita dapat memperoleh kemenangan.” —Signs of the Times, 4 Agustus 1881.
UNTUK PELAJARAN TAMBAHAN
“Ketika manusia membuang rasa takut akan Tuhan, kita tidak perlu terkejut melihat mereka menyimpang dari jalan kehormatan dan integritas. Mereka mengikuti tuntunan yang lain. Mereka bergegas dalam perjalanan hidup, tidak peduli, sombong, namun selalu takut dan tidak puas; karena mereka telah meninggalkan satu-satunya yang dapat memberi mereka ketenangan dan keamanan. Ketika sekali memulai di jalan yang salah, banyak yang terus maju seolah-olah tergila-gila, meskipun setiap langkahnya membawa mereka semakin jauh dari Sumber cahaya dan Menara kekuatan… Ada banyak orang yang mencemooh sebutan orang yang memiliki kebijakan, namun mereka akan membungkuk untuk menyembunyikan, mengelak, dan bahkan salah mengartikan, untuk mencapai tujuan mereka. Orang yang, dalam masalah benar dan salah, tetap tidak berkomitmen agar ia dapat mempertahankan persahabatan semua orang; orang yang berusaha mengamankan dengan menghindari kebenaran apa yang seharusnya dimenangkan dengan keberanian; orang yang menunggu orang lain untuk memimpin, ketika ia harus maju sendiri, dan kemudian merasa bebas untuk mengecam jalan mereka — semua ini dalam pandangan Tuhan dianggap sebagai penipu.” —Signs of the Times, 4 Agustus 1881.