Renungan Petang 9 Maret 2025

JANGAN KEHILANGAN PANDANGAN KEPADA YESUS

Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya… Ibrani 3:1-2.

“Masalah yang terjadi dengan banyak orang adalah mereka telah kehilangan pandangan akan Yesus dan gagal melihat penyangkalan diri, kasih, dan belas kasihan dalam tabiat-Nya, dan karena itu mereka tidak meniru kehidupan-Nya. Namun, Yesus ingin kita menjadi satu dengan-Nya sebagaimana Ia menjadi satu dengan Bapa, dan Ia ingin kita bersatu dengan satu sama lain. Kita ingin menunjukkan kepada dunia bahwa kita memiliki iman yang meluhurkan, yang membuat kita baik hati, sopan, menyangkal diri, dan menumbuhkan dalam diri kita kasih dan rasa hormat kepada Allah, dan menjadikan kita orang-orang Kristen yang baik hati. Kita harus berdoa lebih sungguh-sungguh memohon kasih karunia Kristus yang sangat penting bagi kita jika kita hendak menjaga integritas dan kehidupan rohani kita. Jika seseorang datang kepadamu dan mulai memberi tahumu tentang kesalahan orang lain, jika engkau tidak dapat menghentikan suara itu dengan cara lain, angkat suaramu dan nyanyikanlah puji-pujian kepada Allah. Pembicara yang sia-sia dan pembuat onar adalah agen Setan dalam melakukan pekerjaannya. Ada pekerjaan besar yang harus dilakukan untuk jemaat ini, dan bagian yang menyedihkan adalah ada begitu banyak orang yang merasa puas dengan diri mereka sendiri. Mereka harus bertobat, pikiran mereka harus diarahkan kepada saluran ilahi. Kita memiliki kebenaran yang memurnikan jiwa, dan kebenaran ini akan menguduskan kita secara pribadi. Setan telah turun dengan kuasa yang besar, mengetahui bahwa waktunya telah singkat. Ia hendak menggulingkan iman beberapa orang dalam jemaat ini kecuali jika kita tetap dekat dengan Yesus. Kepada kita telah diperingatkan bahwa ia akan bekerja dengan segala kuasa dan tanda-tanda ajaib dan mujizat-mujizat yang palsu, dan karena itu kita harus membangun tabiat yang kokoh. Segenap kekuatan kita harus dilatih untuk berperang melawan si musuh itu, karena sebagai prajurit Kristus yang setia, kita tentu ingin menjadi prajurit yang tangguh dan tidak memberi tempat kepada si iblis.” 4LtMs, Ms 4, 1885, par. 8.

Wherefore, holy brethren, partakers of the heavenly calling, consider the Apostle and High Priest of our profession, Christ Jesus; Who was faithful to him that appointed him…” Hebrews 3:1-2.

“The trouble with many is they have lost sight of Jesus and fail to see the self-denial and love and mercy in His character, and therefore they do not imitate His life. But Jesus wants us to be one with Him as He was one with the Father, and He wants us to be united one with another. We want to show to the world that we have a faith that is elevating, that it makes us kind, courteous, self-denying, and begets in us love and reverence for God, and makes us Christian ladies and gentlemen. We must pray more earnestly for the grace of Christ which is essential for us if we preserve our integrity and spiritual life. If any one comes to you and begins to tell you of the faults of another, if you cannot stop that voice in any other way, lift your voice and sing the doxology. Vain talkers and mischief-makers are Satan’s agents in doing his work. There is a great work to be done for this church, and the sad part of it is there are so many well satisfied with themselves. They must be converted, their thoughts must be directed in a divine channel. We have a mighty soul-purifying truth, and this truth is to sanctify us individually. Satan has come down with great power, knowing that his time is short. He will overthrow the faith of some in this assembly unless we keep close to Jesus. We are warned that he will work with all power and signs and lying wonders, and therefore we want to be building up a firm character. All our powers should be trained to war against the enemy, for as Christ’s faithful soldiers, we want to be minutemen and give no place to the devil.” 4LtMs, Ms 4, 1885, par. 8.

***