TEMA SEMESTER: PEKERJAAN ALLAH MELALUI HAKIM-HAKIM
Pelajaran 12, Sabat 22 Maret 2025
TOLA DAN YAIR –HAKIM-HAKIM ISRAEL
“Pengakuan dosa yang benar selalu bersifat spesifik dan mengakui dosa-dosa yang tertentu. Pengakuan dosa itu mungkin hanya perlu dibawa ke hadapan Allah, atau mungkin juga merupakan kesalahan yang harus diakui di hadapan orang-orang yang telah menderita kerugian karenanya, atau mungkin merupakan jenis pengakuan dosa umum yang harus diketahui oleh jemaat. Namun, semua pengakuan dosa haruslah pasti dan langsung pada intinya, yakni mengakui dosa-dosa yang telah engkau lakukan.” —Testimonies for the Church, jilid 5, hlm. 639.
MINGGU
1. Hakim manakah yang dibangkitkan Allah untuk membela Israel, dan berapa tahun dia mengemban tanggung jawab tersebut?
Hakim-Hakim 10:1, 2 Sesudah Abimelekh, bangkitlah Tola bin Pua bin Dodo, seorang Isakhar, untuk menyelamatkan orang Israel. Ia diam di Samir, di pegunungan Efraim 2dan ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel dua puluh tiga tahun lamanya; kemudian matilah ia, lalu dikuburkan di Samir.
“Setelah kematian Abimelekh, sang perampas kekuasaan, Allah mengangkat Tola untuk menghakimi Israel. Pemerintahannya yang damai memberikan kontras yang menggembirakan dari situasi penuh badai yang telah dilalui bangsa itu. Dia tidak bertugas untuk memimpin pasukan berperang dan meraih kemenangan atas musuh-musuh Israel, seperti yang telah dilakukan oleh para penguasa sebelumnya; tetapi pengaruhnya lah yang menghasilkan persatuan yang lebih erat di antara rakyat, dan menegakkan pemerintahan di atas dasar yang lebih kokoh. Ia memulihkan ketertiban, penegakkan hukum, dan keadilan.
“Tidak seperti Abimelekh yang sombong dan iri hati, kerinduan besar Tola bukanlah untuk mengamankan kedudukan atau kehormatan bagi dirinya sendiri, tetapi untuk memperbaiki kondisi rakyatnya. Sebagai seorang yang sangat rendah hati, ia merasa bahwa ia tidaklah dapat menyelesaikan pekerjaan besar ini, tetapi ia bertekad untuk melaksanakan tugasnya kepada Allah dan rakyat dengan setia. Ia sangat menghargai hak istimewa dari peribadatan kepada Allah, dan memilih untuk tinggal di dekat kemah pertemuan, agar ia dapat lebih sering menghadiri kebaktian yang diadakan di sana.” —Signs of the Times, 11 Agustus 1881.
SENIN
2. Setelah dia (Tola), siapakah lagi yang dibangkitkan Allah? Apakah yang menjadi misinya?
Hakim-Hakim 10:3-5 Sesudah dia, bangkitlah Yair, orang Gilead, yang memerintah sebagai hakim atas orang Israel dua puluh dua tahun lamanya. 4Ia mempunyai tiga puluh anak laki-laki, yang mengendarai tiga puluh ekor keledai jantan, dan mereka mempunyai tiga puluh kota, yang sampai sekarang disebutkan orang Hawot-Yair, di tanah Gilead. 5Lalu matilah Yair dan dikuburkan di Kamon.
“Tola memerintah Israel selama dua puluh tiga tahun, dan digantikan oleh Yair. Penguasa ini juga takut akan Tuhan dan berusaha keras untuk menjaga agar umat menyembah-Nya. Dalam menjalankan urusan pemerintahan, ia dibantu oleh putra-putranya, yang bertindak sebagai hakim, dan pergi dari satu tempat ke tempat lain untuk menegakkan keadilan.” —Signs of the Times, 11 Agustus 1881.
SELASA
LEBIH BANYAK KEGAGALAN DAN PENINDASAN
3. Meskipun pemeliharaan ilahi terus bekerja untuk membebaskan Israel dari musuh-musuhnya, apakah yang dilakukan umat itu ketika mereka sedang tidak berada di bawah bimbingan seorang hakim?
Hakim-Hakim 10:6 Orang Israel itu melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN; mereka beribadah kepada para Baal dan para Asytoret, kepada para allah orang Aram, para allah orang Sidon, para allah orang Moab, para allah bani Amon dan para allah orang Filistin, tetapi TUHAN ditinggalkan mereka dan kepada Dia mereka tidak beribadah.
“‘…Mereka menyakiti hati-Nya (membangkitkan amarah-Nya) dengan bukit-bukit pengorbanan (tempat penyembahan berhala) mereka, dan membuat Dia cemburu dengan patung-patung mereka.’ Oleh karena itu Tuhan ‘meninggalkan (membuang) kemah (kediaman-Nya) di Silo, kemah yang didiami-Nya di antara manusia; dan membiarkan kekuatan-Nya tertawan, dan kehormatan (kemuliaan)-Nya jatuh ke tangan lawan.’ Mazmur 78:58, 60, 61. Namun, Ia tidak sepenuhnya meninggalkan umat-Nya. Selalu ada umat sisa yang setia kepada Allah; dan dari waktu ke waktu Allah membangkitkan orang-orang yang setia dan gagah berani untuk menghancurkan penyembahan berhala dan untuk membebaskan orang Israel dari musuh-musuh mereka. Namun, ketika sang penyelamat telah mati, dan orang-orang dilepaskan dari otoritas kewenangannya, mereka secara bertahap akan kembali kepada berhala-berhala mereka. Dan dengan demikian kisah tentang kemurtadan dan hukuman, tentang pengakuan dosa dan pembebasan, diulang-ulangi lagi dan lagi.” —Patriarchs and Prophets, hlm. 545.
“Sampai pada batas tertentu, pada bagian akhir pemerintahan Yair, dan lebih umummya setelah kematiannya, orang Israel kembali jatuh ke dalam penyembahan berhala.” —Signs of the Times, 11 Agustus 1881.
RABU
4. Lalu, apakah lagi yang terjadi? Seberapa luaskah cakupan permasalahaan yang dihadapi suku-suku di sebelah timur Sungai Yordan meluas ke daerah lain?
Hakim-Hakim 10:7-9 Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel, dan Ia menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Filistin dan bani Amon. 8Dalam tahun itu juga orang Israel ditindas dan diinjak mereka; delapan belas tahun lamanya mereka memperlakukan demikian semua orang Israel yang di seberang sungai Yordan di tanah orang Amori yang di Gilead. 9Dan bani Amonpun menyeberangi sungai Yordan untuk berperang melawan suku Yehuda, suku Benyamin dan keturunan Efraim, sehingga orang Israel sangat terdesak.
“Setelah kematian Abimelekh, pemerintahan Hakim-Hakim yang takut akan Allah telah berfungsi untuk sementara waktu guna mengendalikan penyembahan berhala, tetapi tidak lama kemudian orang-orang kembali kepada praktik-praktik masyarakat kafir di sekitar mereka itu. Di antara suku-suku utara, dewa-dewa Siria dan Sidon memiliki banyak penyembah. Di barat daya, berhala-berhala orang Filistin, dan di timur, serta berhala-berhala Moab dan Amon, telah memalingkan hati orang Israel dari Allah nenek moyang mereka. Tetapi kemurtadan segera mendatangkan hukumannya. Orang Amon menaklukkan suku-suku timur dan, menyeberangi Sungai Yordan, menyerbu wilayah Yehuda dan Efraim. Di barat, orang Filistin datang dari dataran mereka di tepi laut, membakar dan menjarah jauh dan dekat. Sekali lagi Israel tampaknya telah diserahkan kepada kekuatan musuh yang tak kenal ampun.” —Patriarchs and Prophets, hlm. 557.
KAMIS
KETIDAKPEDULIAN UNTUK MENDENGARKAN PERMINTAAN MEREKA
5. Dari musuh-musuh berbeda manakah Tuhan membebaskan Israel setiap kali umat itu berseru kepada-Nya dalam pertobatan?
Hakim-Hakim 10:10-12 Lalu berserulah orang Israel kepada TUHAN, katanya: “Kami telah berbuat dosa terhadap Engkau, sebab kami telah meninggalkan Allah kami lalu beribadah kepada para Baal.” 11Tetapi firman TUHAN kepada orang Israel: “Bukankah Aku yang telah menyelamatkan kamu dari tangan orang Mesir, orang Amori, bani Amon, orang Filistin, 12orang Sidon, suku Amalek dan suku Maon yang menindas kamu, ketika kamu berseru kepada-Ku dan Aku melepaskanmu dari taangan mereka.
“Sekali lagi orang-orang mencari pertolongan dari Dia yang telah mereka tinggalkan dan hinakan. ‘Orang Israel berseru kepada Tuhan, katanya: Kami telah berbuat dosa terhadap Engkau, sebab kami telah meninggalkan Allah kami lalu beribadah kepada para Baal.’ Namun, sekedar kesedihan saja tidak akan menghasilkan pertobatan sejati. Orang-orang berduka hanya karena dosa-dosa mereka telah mendatangkan penderitaan atas diri mereka sendiri, tetapi bukan karena kesadaran bahwa mereka telah menghina Allah dengan melanggar hukum-Nya yang kudus. Pertobatan sejati lebih dari sekadar kesedihan karena dosa. Pertobatan sejati adalah penolakan tegas terhadap kejahatan.” —Patriarchs and Prophets, hlm. 557.
JUMAT
6. Setelah membebaskan mereka dari penindasan berbagai bangsa, apakah jawaban Tuhan ketika mereka berseru kepada-Nya untuk membebaskan mereka dari orang Filistin dan orang Amon?
Hakim-Hakim 10:13, 14 Tetapi kamu telah meninggalkan Aku dan beribadah kepada allah lain; sebab itu Aku tidak akan menyelamatkan kamu lagi. 14Pergi sajalah berseru kepada para allah yang telah kamu pilih itu; biar merekalah yang menyelamatkan kamu, pada waktu kamu terdesak.”
“Kata-kata yang khidmat dan menakutkan ini membawa pikiran maju ke adegan lain—yakni kepada hari penghakiman terakhir yang agung—ketika para penolak belas kasihan Allah dan para penghina kasih karunia-Nya akan dipertemukan dengan keadilan-Nya. Di pengadilan itu mereka yang telah mengabdikan bakat-bakat yang diberikan Allah berupa waktu, sarana, atau kecerdasan, untuk melayani ilah-ilah dunia ini harus memberikan pertanggungjawaban. Mereka telah meninggalkan Sahabat mereka yang sejati dan penuh kasih, untuk mengikuti jalan kemudahan dan kesenangan duniawi. Mereka bermaksud pada suatu saat untuk kembali kepada Allah; tetapi dunia dengan segala kebodohan dan tipu dayanya sungguh menyita perhatian. Hiburan yang sia-sia, kesombongan dalam berpakaian, pemanjaan dalam selera, telah mengeraskan hati dan membuat hati nurani mati rasa, sehingga suara kebenaran tidak lagi terdengar. Kewajiban diremehkan. Hal-hal yang sangat berharga dianggap remeh, sampai hati kehilangan semua keinginan untuk berkorban bagi Dia yang telah memberikan begitu banyak bagi manusia. Tetapi pada waktu penuaian mereka akan mengumpulkan apa yang telah mereka tabur.” —Patriarchs and Prophets, hlm. 557, 558.
SABAT
PERMOHONAN DAN PEMBAHARUAN
7. Mendapati diri mereka sedang berada dalam kesulitan besar, maka apakah sekali lagi yang dimintakan oleh orang Israel? Pembaharuan apakah yang terjadi meskipun bukan hakim tertentu yang mendesaknya?
Hakim-Hakim 10:15, 16 Kata orang Israel kepada TUHAN: “Kami telah berbuat dosa. Lakukanlah kepada kami segala yang baik di mata-Mu. Hanya tolonglah kiranya kami sekarang ini!” 16Dan mereka menjauhkan para allah asing dari tengah-tengah mereka, lalu mereka beribadah kepada TUHAN. Maka TUHAN tidak dapat lagi menahan hati-Nya melihat kesukaran mereka.
“Oh, betapa panjang sabarnya belas kasihan Allah kita! Ketika umat-Nya menyingkirkan dosa-dosa yang telah menutup hadirat-Nya, Ia pun mendengar doa-doa mereka dan segera mulai bekerja untuk mereka.” —Patriarchs and Prophets, hlm. 558.
“Mereka yang berpikir tentang hasil dari mempercepat atau menghalangi Injil memikirkannya dalam kaitannya dengan diri mereka sendiri dan dengan dunia. Sedikit yang memikirkan hubungannya dengan Allah. Sedikit yang memikirkan penderitaan yang telah disebabkan oleh dosa bagi Pencipta kita. Seluruh surga menderita dalam penderitaan Kristus; tetapi penderitaan itu tidak dimulai atau diakhiri dengan manifestasi-Nya dalam kemanusiaan. Salib adalah sebuah wahyu kepada indra kita yang tumpul tentang rasa sakit yang, sejak awal, telah dibawa oleh dosa ke dalam hati Allah. Setiap penyimpangan dari yang benar, setiap perbuatan kekejaman, setiap kegagalan manusia untuk mencapai cita-cita-Nya, membawa kesedihan bagi-Nya. Ketika malapetaka menimpa Israel yang merupakan akibat pasti dari keterpisahan dari Tuhan—penaklukan oleh musuh-musuh mereka, kekejaman, dan kematian—dikatakan bahwa ‘Jiwa-Nya berduka atas kesengsaraan Israel.’ ‘Dalam segala kesengsaraan mereka Ia tertindas: … dan Ia memikul semuanya itu dan menggendongnya sepanjang hari-hari dahulu kala.’ Hakim-Hakim 10:16; Yesaya 63:9.” —Education, hlm. 263.
UNTUK PELAJARAN TAMBAHAN
“Pengakuan dosa tidak akan diterima oleh Allah bila tanpa pertobatan dan pembaharuan yang tulus. Harus ada perubahan yang pasti dan nyata dalam hidup; segala sesuatu yang menyinggung Allah harus disingkirkan. Ini akan menjadi hasil dari dukacita yang sungguh atas dosa. Paulus berkata, berbicara tentang pekerjaan pertobatan: ‘Sebab perhatikanlah betapa justru dukacita yang menurut kehendak Allah itu mengerjakan pada kamu kesungguhan yang besar, bahkan pembelaan diri, kejengkelan, ketakutan, kerinduan, kegiatan, penghukuman! Di dalam semuanya itu kamu telah membuktikan, bahwa kamu tidak bersalah di dalam perkara itu.’ 2 Korintus 7:11. —Testimonies for the Church, jilid 5, hlm. 640.