Renungan Pagi 27 Maret 2025

KEBUTUHAN YANG LEBIH TINGGI UNTUK MELAKUKAN KEHENDAK BAPA

Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” Yohanes 4:34.

“Kehidupan Kristus adalah kehidupan yang sempurna. Itu adalah kehidupan yang penuh dengan kerohanian yang kuat. Setiap keadaan kehidupan diubahkan Kristus menjadi kesempatan untuk menyatakan kebenaran. Ketika Ia duduk di dekat sumur Yakub, berbicara kepada perempuan Samaria, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dengan membawa makanan, … [Yohanes 4:31-34.] Sementara para murid berpikir tentang rasa lapar alami, Yesus menyampaikan kepada mereka kebutuhan yang lebih tinggi, yakni rasa lapar rohani untuk melakukan kehendak Bapa.” 14LtMs, Ms 48, 1899, par. 1.

“Pelajaran ini tidak hanya diberikan kepada murid-murid Kristus tetapi juga bagi semua orang yang nantinya hendak bersatu dalam pelayanan-Nya. Namun, hendaklah semua orang tahu bahwa jika mereka bersatu dengan Kristus, mereka harus bertanya pada setiap langkah ketika tergoda untuk bersikap egois, Apa yang akan Yesus lakukan seandainya Ia berada di tempat saya? Inilah prinsip yang mengendalikan setiap perbuatan. Tidak ada sehelai pun benang keegoisan diri yang boleh dijalin ke dalamnya.” 14LtMs, Ms 5, 1899, par. 17.

“Sang Juruselamat tidak membiarkan apa pun mengganggu penyelesaian pekerjaan-Nya. … Ia bergaul terus-menerus dengan manusia, bukan untuk mendorong mereka melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, tetapi untuk mengangkat dan memuliakan mereka. … Tidak ada guru lain yang pernah memberikan penghormatan yang begitu besar kepada manusia seperti yang dilakukan Kristus. Ia dikenal sebagai sahabat para pemungut cukai dan orang berdosa. Ia bergaul dengan semua golongan masyarakat, agar semua orang, tinggi dan rendah, kaya dan miskin, dapat berbagi dalam berkat-berkat yang Ia berikan.” RH 10 November 1910, par. 9.

“Penyelesaian misi yang telah Ia tinggalkan untuk dilakukan di surga menguatkan Juruselamat untuk pekerjaan-Nya, dan mengangkat-Nya di atas kebutuhan manusia. Melayani jiwa yang lapar dan haus akan kebenaran lebih disyukuri-Nya daripada sekedar makan atau minum. Itu adalah penghiburan, penyegaran, bagi-Nya. Kemurahan hati adalah kehidupan jiwa-Nya.”

“Penebus kita haus akan pengakuan. Ia lapar akan simpati dan kasih dari mereka yang telah Ia beli dengan darah-Nya sendiri.” DA 190.5 – DA 191.1.

Jesus saith unto them, “My meat is to do the will of Him that sent Me, and to finish His work.” John 4:34.

“The life of Christ was a perfect life. It was a life of intense spirituality. Every circumstance of life Christ turned into an occasion for unfolding truth. As He sat by Jacob’s well, talking to the woman of Samaria, His disciples came to Him with food, … [John 4:31-34.] While the disciples were thinking of natural hunger, Jesus presents to them a higher need, a spiritual hunger to do the will of the Father.” 14LtMs, Ms 48, 1899, par. 1.

“This lesson was not given only for Christ’s disciples but for all who should afterwards unite in His service. Yet let all know that if they yoke up with Christ, they are to ask at every step when tempted to be selfish, What would Jesus do were He in my place? This is the principle which is to control every action. Not a thread of self is to be woven into the fabric.” 14LtMs, Ms 5, 1899, par. 17.

“The Saviour allowed nothing to interfere with the accomplishment of his work. …He mingled constantly with men, not to encourage them in anything that was not in accordance with God’s will, but to uplift and ennoble them. … No other teacher ever placed such signal honor upon men as did Christ. He was known as the friend of publicans and sinners. He mingled with all classes of society, that all, high and low, rich and poor, might share in the blessings he came to impart.” RH November 10, 1910, par. 9.

“The accomplishment of the mission which He had left heaven to perform strengthened the Saviour for His labor, and lifted Him above the necessities of humanity. To minister to a soul hungering and thirsting for the truth was more grateful to Him than eating or drinking. It was a comfort, a refreshment, to Him. Benevolence was the life of His soul.”

“Our Redeemer thirsts for recognition. He hungers for the sympathy and love of those whom He has purchased with His own blood.” DA 190.5 – DA 191.1.