PENGHIBURAN YANG MENYENANGKAN JIWA
“Apabila bertambah banyak pikiran dalam batinku, penghiburan-Mu menyenangkan jiwaku.” Mazmur 94:19.
“Firman Allah harus menjadi guru kita setiap hari. Inilah satu-satunya sumber penghiburan sejati dalam segala pencobaan kita, satu-satunya sumber dorongan dan petunjuk sejati dalam pekerjaan kita.” 22LtMs, Lt 300, 1907, par. 6.
“Pandanglah Yesus, inilah satu-satunya penghiburan dan harapanku.” 6LtMs, Lt 56, 1890, par. 3.
“Yesus adalah satu-satunya harapan bagi jiwa. Dengan iman setiap jiwa dapat berkata bersama Pemazmur, “Siapa gerangan ada padaku (yang ku miliki) di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.” (Mazmur 73:25). Saat orang berdosa berpegang teguh pada Kristus dengan iman, dosa-dosanya tidak lagi menimpanya. Kristus berdiri di tempat orang berdosa, dan menyatakan, “Aku telah menanggung kesalahannya, Aku telah dihukum karena pelanggarannya, Aku telah mengambil dosa-dosanya, dan menaruh kebenaran-Ku kepadanya.” (Yesaya 53). Di dalam Kristus orang berdosa dapat berdiri tanpa dosa di hadapan hukum. Namun betapa sia-sianya harapan untuk masuk surga jika kita tidak memiliki iman kepada Kristus saat ini, dan tidak bersukacita dalam hal-hal rohani, dan tidak bersukacita dalam menanti-nantikan sukacita surga. Anak-anak Allah menemukan penghiburan dan kedamaiannya di dalam Kristus. Ia pun senang merenung-renungkan kekudusan rumah masa depannya yang kekal.” PrT 30 Januari 1890, par. 6.
“In the multitude of my thoughts within me thy comforts delight my soul.” Psalms 94:19.
“The Word of God is to be our daily teacher. This is the only true source of comfort in all our trials, the only true source of encouragement and instruction in our labors.” 22LtMs, Lt 300, 1907, par. 6.
“Look to Jesus, this is my only comfort and hope.” 6LtMs, Lt 56, 1890, par. 3.
“Jesus is the only hope of the soul. By faith every soul may say with the Psalmist, “Whom have I in heaven but Thee? and there is none upon earth that I desire beside Thee.” The moment the sinner lays hold of Christ by faith, his sins are no longer upon him. Christ stands in the sinner’s place, and declares, “I have borne his guilt, I have been punished for his transgressions, I have taken his sins, and put My righteousness upon him.” In Christ the sinner stands guiltless before the law. But how vain is the hope of entering heaven if we have no present faith in Christ, no delight in spiritual things, no joy in anticipating the joys of heaven. The child of God finds his comfort and peace in Christ. He delights to dwell upon the holiness of his future, immortal home.” PrT 30 Januari 1890, par. 6.
***