PERCAYA DAN TERUS MAJU DENGAN SEGENAP HATI DAN PENGAKUAN
“Dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” Roma 10:10.
“Menurut ayat ini, maka ada sesuatu yang harus dipercayai, juga sesuatu yang harus diakui. Hati pertama-tama harus menerima kebenaran sebagaimana adanya di dalam Yesus. Inilah dasar dari agama yang sejati. Keyakinan akan dosa kemudian mulai dirasakan; jiwa yang sakit karena dosa, merasakan kebutuhannya akan seorang tabib, datang kepada Yesus dari Nazaret untuk pengampunan. Ikut serta dalam peperangan melawan musuh, ia mencari Yesus untuk kekuatan untuk melawan godaan. Ia berdoa, dan menyelidiki Alkitab. Kebenaran Alkitab terlihat dalam terang yang baru dan sangat menarik, dan Roh Allah menyingkapkan kepadanya pentingnya kebenaran itu. Ia mempelajari kehidupan Kristus, dan semakin jelas ia melihat kemurnian tabiat Juruselamat yang tak bernoda, semakin sedikit keyakinannya pada kebaikannya sendiri; semakin mantap dan dekat ia memandang Yesus, semakin sedikit ia menemukan kesempurnaan dalam dirinya. Kebenaran dirinya sendiri lenyap, dan ia jatuh, tak berdaya dan hancur, di atas Batu Karang, Kristus Yesus. Ia akan sangat ditekan oleh si penggoda, dan kadang-kadang mungkin memiliki perasaan putus asa, dan tergoda untuk berpikir bahwa Allah tidak akan menerima dia; tetapi, dengan mempercayai firman Allah, dan memohon janji-janji-Nya yang pasti, dia terus maju menembus kegelapan menuju sinar matahari yang terang dari kasih Kristus.” HS 129.4-5.
“With the heart man believeth unto righteousness; and with the mouth confession is made unto salvation.” Romans 10:10.
“According to this, there is something to believe, also something to confess. The heart must first accept the truth as it is in Jesus. This is the foundation of true religion. Conviction of sin then begins to be felt; the sin-sick soul, feeling his need of a physician, comes to Jesus of Nazareth for pardon. Taking up the warfare against the enemy, he looks to Jesus for strength to resist temptation. He watches unto prayer, and searches the Scriptures. The truths of the Bible are seen in a new and intensely interesting light, and the Spirit of God opens to him their solemn importance. He studies the life of Christ, and the more clearly he discerns the spotless purity of the Saviour’s character, the less confidence he has in his own goodness; the more steadily and closely he views Jesus, the less he discovers of perfection in himself. His self-righteousness disappears, and he falls, all helpless and broken, upon the Rock, Christ Jesus. He will be sorely pressed by the tempter, and at times may have feelings of discouragement, and be tempted to think that God will not accept him; but, taking God at his word, and pleading his sure promises, he presses through the darkness into the clear sunlight of Christ’s love.” HS 129.4-5.
***
IMS Indonesia 